Lirik Lagu Pepeling Karya Ki Anom Suroto, 'Wis Wancine Tansah Dielingake'

Lirik Lagu Pepeling Karya Ki Anom Suroto, 'Wis Wancine Tansah Dielingake'

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 23 Okt 2025 14:13 WIB
Ki Anom Suroto
Potret Ki Anom Suroto. (Foto: Instagram/@anomsuroto48)
Solo -

Lagu "Pepeling" karya Ki Anom Suroto menjadi salah satu karya legendaris yang tak lekang oleh waktu. Dengan lirik berbahasa Jawa yang sarat makna religius, lagu ini mengingatkan pendengarnya untuk selalu menegakkan sholat dan menjaga keimanan. Melalui nada dan syairnya yang sederhana, pesan moral dalam "Pepeling" terasa begitu dalam dan mudah diterima oleh masyarakat, khususnya umat Islam di tanah Jawa.

Di balik lagu ini, sosok Ki Anom Suroto dikenal sebagai dalang wayang kulit purwa, seniman, dan pendakwah. Ia menjadikan kesenian tradisional sebagai sarana menyampaikan nilai-nilai spiritual dan etika hidup. "Pepeling" menjadi bukti bahwa kesenian Jawa dapat berfungsi lebih dari sekadar hiburan, melainkan juga menjadi media dakwah yang menginspirasi.

Kali ini, detikJateng akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dekat makna mendalam dari lirik lagu "Pepeling" dan perjalanan hidup sang maestro di baliknya. Mari simak bagaimana Ki Anom Suroto memadukan seni, budaya, dan ajaran agama menjadi satu kesatuan yang menyentuh hati banyak orang!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Pepeling adalah lagu berbahasa Jawa yang mengingatkan manusia untuk menegakkan sholat dan hidup sesuai tuntunan agama.
  • Ki Anom Suroto dikenal sebagai dalang sekaligus pendakwah yang menjadikan wayang dan lagu sebagai media penyampai pesan moral.
  • Karya dan kiprahnya menunjukkan bagaimana tradisi Jawa dapat berpadu harmonis dengan nilai-nilai Islam tanpa kehilangan keindahan budayanya.

ADVERTISEMENT

Lirik Lagu "Pepeling" karya Ki Anom Suroto

"Pepeling" merupakan salah satu karya Ki Anom Suroto yang dikenal luas oleh masyarakat Jawa, khususnya yang beragama Islam. Berikut ini lirik selengkapnya yang dikutip dari artikel ilmiah Menyelisik Pesan Dakwah dalam Lirik Lagu Pepeling karya Ki Anom Suroto: Kajian Intertekstual oleh Ferdian Achsani.

Wis wancine tansah dielingake
Wis wancine podo nindaake
Adzan wus kumandhang
wayahe sembahyang
Netepi wajib dawuhe pangeran

Sholat dadi cagak ing agomo
Limang wektu kudu tansah dijogo
Kanthi istiqomah lan sing tumakninah
Luwih sampurno yen berjama'ah

Subuh Luhur lan 'Asar
Sholat sayekti ngadohke tindak mungkar
Maghrib lan 'Isya' jangkepe
Prayogane ditambah sholat sunate

Jo sembrono iku printah agomo
Ngelingono neng ndonya mung sedelo
Sabar lan tawakal pasrah sing kuoso
Yen kepengin mbesok munggah suargo

Lirik lagu "Pepeling" menggunakan bahasa Jawa, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berikut ini arti selengkapnya:

Sudah waktunya tidak usah diingatkan
Sudah waktunya untuk menjalankan
Adzan sudah berkumandang waktunya
Untuk sembahyang
Melaksanakan perintah wajib pangeran

Sholat menjadi tiang agama
Lima waktu harus selalu dijaga
Dilakukan dengan istiqomah dan tumakninah
Lebih sempurna dikerjakan secara berjamaah

Subuh dzuhur dan ashar
Sholat menjauhkan perbuatan tercela
Magrib dan isya pelengkapnya
Lebih bagus ditambah sholat sunnahnya

Jangan sembarangan, itu perintah agama
Ingatlah di dunia hanya sementara
Sabar dan tawakal pasrah pada yang kuasa
Jika ingin besok masuk surga

Makna Lagu "Pepeling"

Lagu "Pepeling" berisi nasihat agar manusia selalu ingat dan taat kepada perintah Allah, terutama dalam menunaikan sholat. Liriknya mengingatkan bahwa ketika adzan sudah berkumandang, itulah tanda waktu untuk sholat dan tidak boleh ditunda.

Sholat disebut sebagai tiang agama, artinya menjadi penopang utama keimanan seorang muslim. Tanpa sholat, agama seseorang akan rapuh, sedangkan dengan sholat yang istiqamah dan khusyuk, iman akan semakin kuat.

Selain menunjukkan kewajiban sholat lima waktu, lagu ini juga menegaskan bahwa ibadah sholat membawa banyak manfaat, baik untuk kesehatan jasmani maupun ketenangan batin. Sholat dilakukan bukan hanya sebagai rutinitas, tapi dengan hati yang tulus dan penuh kesadaran agar dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.

Lagu ini juga mengajarkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Karena itu, manusia tidak boleh sembrono dalam menjalankan ajaran agama. Sikap sabar, ikhlas, dan tawakal menjadi kunci agar ibadah diterima oleh Allah SWT.

Orang yang taat akan mendapatkan ganjaran surga, sedangkan yang lalai akan mendapat azab. Melalui pesan-pesan itu, "Pepeling" menjadi pengingat agar manusia hidup sesuai tuntunan agama dan selalu siap menghadapi kehidupan akhirat.

Mengenal Ki Anom Suroto dan Kiprahnya

Ki Anom Suroto merupakan dalang wayang kulit purwa asal Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Ia dikenal luas berkat kemampuannya menggabungkan nilai-nilai tradisi dengan pesan moral dan dakwah.

Berdasarkan tulisan Andreas Ariandra Herlambang dalam Galeri Wayang Kulit Ki Anom Suroto di Surakarta, Ki Anom mulai belajar mendalang sejak usia 12 tahun dari ayahnya, Ki Sadiyun Harjadarsana, serta sejumlah maestro seperti Ki Nartasabda. Ia juga menempuh pendidikan pedalangan di berbagai lembaga budaya seperti Pasinaon Dhalang Mangkunegaran dan Pawiyatan Kraton Surakarta.

Dalam artikel jurnal Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah Ki Anom Suroto karya Alip Nuryanto dan Saepullah, disebutkan bahwa Ki Anom Suroto bukan hanya seorang seniman, tetapi juga komunikator budaya dan dakwah. Ia menjadikan wayang sebagai sarana menyampaikan pesan keagamaan dan sosial yang mudah dipahami masyarakat. Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah lagu Pepeling, yang mengingatkan umat Islam agar tidak lalai dalam menjalankan sholat lima waktu.

Kiprahnya meluas hingga tingkat internasional. Ia pernah melakukan pementasan di lima benua, mulai Amerika Serikat, Jepang, hingga Australia. Bahkan, ia mendapat julukan 'Presiden Wayang Kulit' dari surat kabar The Advertiser Australia. Ki Anom juga menerima berbagai penghargaan bergengsi, antara lain Satyalencana Budaya dari Presiden RI (1995) dan Upa Pradana Budaya dari Gubernur Jawa Tengah (1992).

Selain mendalang, ia aktif membina generasi muda melalui forum Rebo Legen, yaitu kegiatan kritik dan pelatihan dalang muda yang digelar di rumahnya di Surakarta. Ia juga menggagas berdirinya Koperasi Dalang Amarta dan Yayasan Sesaji Dalang sebagai wadah bagi para seniman pewayangan.

Dari penjelasan di atas, lirik lagu "Pepeling" berisi pesan kehidupan yang mengingatkan manusia agar selalu sadar akan waktu, ibadah, dan makna hidup. Cobalah dengarkan kembali liriknya, resapi pesannya, dan rasakan bagaimana seni tradisional mampu menuntun hati untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta.




(sto/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads