Dalang legendaris Ki Anom Suroto tutup usia pagi ini. Putra Ki Anom Suroto, Jatmiko, mengenang mendiang ayahnya yang meniti karier di dunia pedalangan sejak usia muda.
"Sejak muda sudah melanglang buana ke Eropa, ke negara Eropa," katanya ditemui di rumah duka, Kamis (23/10/2025).
Menurutnya, selain sebagai ayah, Ki Anom juga sebagai guru di seni pedalangan. Usai sang ayah wafat, ia mengaku tidak tahu apakah ada sosok yang menggantikan seperti beliau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Anom ini entahlah, sudah tidak ada lagi soko guru dalang Indonesia dan internasional," ucapnya.
Selama menjadi dalang, Jatmiko mengatakan sang ayah suka memainkan lakon wahyu Katentreman atau Semar Bangun Kahyangan. Sedangkan gending, kata dia, Ki Anom suka dengan gending Pepeling.
"Lakon favorit bapak Wahyu Katentreman atau Semar Bangun Kahyangan yang sampai sekarang, gendingnya suka gending Pepeling. Sering buat naskah-naskah dan gending yang populer hingga sekarang," bebernya.
Jatmiko juga mengaku ada firasat sebelum sang ayah tutup usia. Di mana ia merasa tidak badan selama seminggu terakhir.
"Saya sendiri firasat nggak enak saja, nggak enak badan seminggu. Bapak juga ngasih pesan ke anak-anak seminggu sebelumnya, ngasih pesan ke anak satu-satu," pungkasnya.
Ki Anom Suroto meninggal dunia di usia 77 tahun. Rencananya beliau dimakamkan di Makam Padepokan Juwiring, Klaten. Ki Amin Suroto meninggalkan satu istri, 8 anak dan 18 cucu.
Diberitakan sebelumnya, Dalang kondang asal Kabupaten Sukoharjo, Ki Anom Suroto, tutup usia pada hari ini. Ki Anom Suroto meninggal dunia usai dirawat di RS dr Oen Kandang Sapi.
Kabar tersebut dibenarkan oleh putra Ki Anom Suroto, Jatmiko. Ia mengatakan ayahnya meninggal sekira pukul 07.00 WIB tadi.
"Iya betul (meninggal dunia), jam 7 pagi tadi di Rumah Sakit dr Oen Kandang Sapi, Solo," katanya saat dihubungi detikJateng, Kamis (23/10).
(aku/dil)