Sebuah arca batu berada di permakaman umum Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Arca tersebut kondisinya sudah rusak, terutama bagian kepalanya. Seperti apa ceritanya?
Arca yang terbuat dari batu andesit itu tingginya sekitar 80 sentimeter. Arca yang berada di tengah kuburan ini membuat penasaran orang yang lewat di jalan.
Sosok pada arca ini posisinya duduk bersila dengan kedua kaki dilipat di depan. Bagian kepala sudah tidak ada dan kedua telapak tangannya juga sudah rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ornamen pada bagian dada arca masih terlihat jelas meskipun sebagian batunya sudah korosi dan berlumut. Di dekat arca tersebut ada batu yang menyerupai batu kemuncak pada candi.
"Sejarahnya dari mana tidak tahu. Dulu tidak di situ tapi di sisi barat," ungkap warga setempat, Triman (86), kepada detikJateng dengan bahasa Jawa saat ditemui di kompleks makam, Selasa (14/10/2025).
Diceritakan Triman, arca tersebut sudah ada di pemakaman umum desanya sejak lama. Bahkan saat dirinya masih kecil sudah ada di lokasi.
"Sudah ada sejak saya kecil. Ya cuma satu itu, tidak ada lainnya," lanjut Triman yang membersihkan kompleks makam dan mencari bunga Kamboja di lokasi.
![]() |
Para orang tua dan sesepuh, sambung Triman, tidak pernah menceritakan asal arca tersebut. Arca itu disebutkan diletakkan begitu saja di sela kuburan.
"Dulu cuma tergeletak di barat, ditaruh sini karena tanahnya kosong. Tidak pernah diusik," kata Triman.
"Sejak dulu ya begitu (kondisinya)," imbuhnya.
Pegiat sejarah Klaten, Yohanes Sudaryanto, menjelaskan dari bentuknya diduga arca batu itu sosok Dewa Siwa. Dia menyebut arca Dewa Siwa itu dari periode 8 Masehi.
"Kalo menurut pendapat saya arca Dewa Siwa, memiliki dua tangan dalam kondisi patah, rusak. Periode abad 8-9 Masehi, peninggalan era Mataram Kuno," ungkap Sudaryanto.
Menurut Sudaryanto, keberadaan arca tersebut kemungkinan besar pindahan dari tempat lain. Termasuk beberapa batuan candi yang berada di sawah barat arca tersebut.
"Kemungkinan besar geseran dari tempat lain. Termasuk beberapa batuan candi yang berada di sawah barat arca tersebut. Di selatannya ada dukuh Canden dan di selatan dukuh Canden ada kompleks sawah disebut Ngreco karena terdapat arca di persawahan, arca tersebut sudah tidak ada," terang pria yang akrab dipanggil Yoan itu.
Terpisah, analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung menyatakan arca tersebut belum masuk data. Wiyan mengatakan akan segera mengecek arca tersebut.
"Kita belum mendata. Rencana kami mau ke lokasi, kalau tidak besok mungkin Kamis," jelas Wiyan Ari Tanjung saat diminta konfirmasi detikJateng.
(ams/apl)