Kalender Jawa Kamis Pon 18 September 2025: Lakuning Srengenge

Penanggalan Jawa

Kalender Jawa Kamis Pon 18 September 2025: Lakuning Srengenge

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 18 Sep 2025 06:00 WIB
Fenomena halo matahari di Depok. (Dok. screenshot video viral)
Ilustrasi matahari atau srengenge. (Dok. screenshot video viral)
Solo -

Hari ini, Kamis (18/9/2025) bertemu dengan pasaran Pon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 25 Mulud 1959, berada di Tahun Dal Windu Sancaya dan Wuku Landep.

Kamis Pon

Weton (hari kelahiran) Kamis Pon memiliki neptu 15. Pada umumnya, pemilik weton ini multitalenta, suka menolong, tinggi cita-citanya, gemar mencari kemajuan lahir batin, hanya saja kadang-kadang timbul rasa curiga atau kurang mempercayai orang lain. Di samping itu dia juga suka pamer kekayaan dan kepandaian.

Pangarasan

Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Srengenge. Wataknya terang, berwibawa dan mencerahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pancasuda

Sedangkan Pancasuda, Satriya Wirang. Luhur budinya tetapi sering mendapat malu atau dipermalukan orang sehingga kurang wibawa.

ADVERTISEMENT

Wuku Landep

Wuku Landep, dewanya dilambangkan dengan Bathara Mahadewa, berwajah rupawan atau cantik berjodoh dengan orang tampan, terang hatinya, senang bersemedi, berkontemplasi atau berzikir.
Bicaranya lantang di depan tapi kendor di belakang, pemaaf. Agak senang pamer. Menjadi pengayom bagi orang yang pergi dari rumah/minggat, menjadi pengayom orang kesusahan dan serta dapat membantu orang yang di diberhentikan dari pekerjaannya.

Burungnya atat kembang, menjadi piaraan orang besar, dikasihi atasan. Di manapun tempatnya bisa memimpin, dapat memberikan pencerahan kepada orang lain, pandai, hatinya terang, dan multitalenta.

Bahayanya jika tertimpa pohon (harus hati-hati, jangan berteduh di bawah pohon saat angin/hujan). Selama 7 hari pada wuku tersebut, jangan pergi ke Barat untuk urusan yang sangat penting.
Kamis Pon Wuku Landep

Pada hari Kamis Pon di Wuku ini kurang baik untuk beraktivitas bercocok tanam, tetapi jika digunakan untuk menggali sumur berpotensi mendapatkan sumber air yang deras.

[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo. Tayang rutin di detikJateng setiap pagi. Temukan wetonmu DI SINI]




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads