Serunya Warga Pengging Boyolali Ngalap Berkah Apem Keong Emas

Serunya Warga Pengging Boyolali Ngalap Berkah Apem Keong Emas

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 22 Agu 2025 18:06 WIB
Momen warga saat berebut apem kukus keong emas di Pengging, Banyudono, Boyolali, Jumat (22/8/2025).
Momen warga saat berebut apem kukus keong emas di Pengging, Banyudono, Boyolali, Jumat (22/8/2025). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Ribuan warga mengikuti tradisi sebaran apem kukus keong emas atau Saparan di Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Di bawah terik sinar matahari yang cukup menyengat, warga rela berdesak-desakan untuk ngalap berkah berebut apem yang disebarkan dari atas panggung.

Ada dua panggung yang digunakan untuk kegiatan sebaran apem. Yaitu di perempatan jalan depan Masjid Cipto Mulyo dan depan Alun-alun Pengging. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali di bulan Sapar.

Ada puluhan ribu apem yang dibagi-bagikan ke masyarakat. Yang menarik di tradisi Saparan di Pengging ini, apem yang dibagikan ke masyarakat itu ada dua macam. Selain apem pada umumnya, juga apem kukus keong emas. Apem yang cara masaknya dikukus dan dibungkus janur berbentuk lancip seperti keong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara diawali dengan prosesi di Pendopo Kantor Kecamatan Banyudono. Kemudian dilakukan kirab budaya menuju lokasi acara berjarak sekitar 1,5 kilometer. Bupati Boyolali, Agus Irawan, Wakil Bupati, Dwi Fajar Nirwana, Ketua DPRD, Susetya Kusuma DH dan jajaran Forkopimda serta sejumlah pejabat Pemkab Boyolali ikut dalam acara tersebut.

ADVERTISEMENT

Dua gunungan apem berukuran besar ikut dikirab. Sesampainya di lokasi acara, sekitar pukul 15.00 WIB, gunungan apem itu dinaikkan ke panggung. Setelah bupati memberikan sambutan dan membuka acara, sebaran apem pun langsung dimulai.

Momen warga saat berebut apem kukus keong emas di Pengging, Banyudono, Boyolali, Jumat (22/8/2025).Momen warga saat berebut apem kukus keong emas di Pengging, Banyudono, Boyolali, Jumat (22/8/2025). Foto: Jarmaji/detikJateng

Ribuan warga yang sudah menunggu dibawah panggung, tampak antusias berebut apem. Mereka berdesak-desakan, bahkan tak sedikit yang menggunakan payung dibalik untuk menangkap apem.

"Saya dapat 9 apem, yang apem kukus keong emas ada dua," kata salah seorang warga, Sumiyati, ditemui usai berebut apem, Jumat (22/8/2025).

Sumiyati mengaku cukup sulit untuk mendapatkan apem itu karena harus berebut. Dia sudah tiga kali ini mengikuti tradisi sebaran apem di Pengging.

"Senang sekali bisa ikut dan mendapatkan apem. Untuk ngalap berkah. Nanti mau dibagi-bagikan ke keluarga," imbuh dia.

Menurut dia, apem yang disebarkan di tradisi ini merupakan apem yang spesial. Karena sebelum dibagi-bagikan ke masyarakat, sudah didoakan.

"Kalau apem kan banyak yang jual, tapi kalau ini spesial karena sudah didoakan, jadi nguntuk ngalap berkahnya. Katanya (kepercayaannya) apem ini membawa berkah, jika ditanam di sawah nanti tanamannya akan subur," jelasnya.

Tradisi sebaran apem kukus keong emas di Pengging, Banyudono ini juga sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pegiat sejarah dan budaya Boyolali, R Surojo, mengatakan sebaran apem kukus keong emas ini hanya ada di Pengging, Banyudono. Sejarahnya pada masa Paku Buwono IV, di Pengging ini terjadi serangan hama keong emas pada tanaman pagi warga.

Kemudian masyarakat mengadukan permasalahan ini ke Raden Ngabehi Yosodipuro. Lalu Yosodipuro minta petunjuk untuk mengatasi masalah itu.

"Akhirnya mendapat petunjuk bahwa masyarakat Pengging harus membuat apem yang cara memasaknya harus dikukus dan dibungkus dengan janur. Ini mempunyai filosofi bahwa segala sesuatu permohonan ini hanya kepada Yang Maha Kuasa. Nur Illahi. Dengan tekat yang bulat untuk berdoa kepada Tuhan, akhirnya harapan masyarakat Pengging itu tercapai yaitu panen berhasil dengan baik," kata Surojo.

Sementara itu Bupati Boyolali, Agus Irawan, berharap acara tradisi ini membawa berkah kepada masyarakat Boyolali, khususnya kecamatan Banyudono.

"Semoga acara tradisi seperti ini terus bisa berjalan, terus bisa lestari di Kabupaten Boyolali," harapnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads