Daftar Baju Adat Jawa Tengah untuk Perempuan dan Laki-laki Lengkap Fungsinya

Daftar Baju Adat Jawa Tengah untuk Perempuan dan Laki-laki Lengkap Fungsinya

Anindya Milagsita - detikJateng
Rabu, 06 Agu 2025 14:44 WIB
Ilustrasi Kebaya
Kebaya salah satu baju adat Jawa Tengah. (Foto: Dok. Shutterstock)
Solo -

Mengenal Indonesia dengan lebih dekat bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan memahami baju adat setiap daerah yang ada di negara kita. Tidak terkecuali di Jawa Tengah yang juga memiliki baju adat sendiri. Lantas, apa saja nama baju adat Jawa Tengah?

Seperti namanya, baju adat biasanya digunakan untuk berbagai keperluan atau acara yang erat kaitannya dengan budaya sebuah daerah. Tidak hanya itu saja, baju adat juga memiliki makna yang lebih mendalam bagi setiap daerah yang memilikinya.

Dijelaskan dalam buku 'Kreatif Tematik Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Kelas V untuk SD/MI' oleh Sudwiyanto, MPd dan Dra Yeyet Daryati, MPd, baju adat atau yang dikenal juga sebagai pakaian adat adalah ciri khas dan identitas yang dimiliki oleh setiap daerah. Inilah yang membuat masing-masing daerah di Nusantara memiliki baju adat tersendiri dengan keunikan dan ciri khas tersendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga dengan daerah di Jawa Tengah yang juga memiliki baju adatnya. Baju adat Jawa Tengah diperuntukkan bagi perempuan dan laki-laki yang memiliki fungsi tertentu. Nah, agar tak penasaran lagi dengan gambaran mengenai pakaian adat Jawa Tengah, mari simak informasinya berikut ini.

ADVERTISEMENT

Daftar Baju Adat Jawa Tengah untuk Perempuan dan Laki-laki

Baju adat di Jawa Tengah tidak hanya disesuaikan dengan fungsi tertentu, tapi juga peruntukannya untuk laki-laki atau perempuan. Ini dikarenakan baju adat Jawa Tengah untuk perempuan berbeda dengan laki-laki, begitu juga sebaliknya.

Dihimpun dari buku 'Ensiklopedi Seni Dan Budaya 3: Pakaian Nusantara' karya R Toto Sugiarto, 'Perhiasan Tradisional Indonesia' karya Muhammad Husni dan Tiarma Rita Siregar, 'Tata Rias & Busana Pengantin Seluruh Indonesia' karya Tien Santoso, 'Ensiklopedia Pelajar dan Umum' oleh Gamal Komandoko, berikut gambaran baju adat Jawa Tengah untuk perempuan dan laki-laki.

Baju Adat Jawa Tengah untuk Perempuan

1. Kebaya

Baju adat khas Jawa Tengah pertama untuk perempuan adalah kebaya. Biasanya ada berbagai bahan yang bisa dipilih untuk kebaya panjang yang dikenakan oleh perempuan. Warnanya sendiri tidak melulu hitam, tapi bisa juga putih, merah, kuning, biru, hijau, dan masih banyak lagi.

Model kebaya yang dapat dikenakan juga diwujudkan dalam dua potongan berbeda, yaitu panjang dan pendek. Pada kebaya panjang memiliki bagian bawah yang mencapai lutut. Sementara itu, kebaya pendek memiliki potongan yang lebih pendek di bagian bawahnya. Umumnya, kebaya pendek bagian bawah hanya mencapai pinggang saja.

Kemudian untuk bahan yang digunakan dalam kebaya dapat disesuaikan dengan acara atau keinginan penggunaannya. Biasanya kebaya khas Jawa Tengah dibuat dari kain katun, sutra brokat, beludru, atau nilon.

2. Dodot atau Kampuh

Khusus baju adat yang digunakan untuk menikah, ada dodot atau kampuh yang bisa digunakan oleh perempuan. Dodot atau kampuh ini berwujud kain yang memiliki pola batik berwarna gelap. Lalu untuk motifnya biasanya mengambil tema alam, bisa binatang atau tumbuhan.

Dodot atau kampuh memiliki panjang sekitar 3-4 meter. Menariknya, dodot yang dikenakan oleh pengantin biasanya memiliki panjang yang sama. Namun, lebar antara kain untuk pengantin perempuan berbeda dengan laki-laki.

Dodot pada perempuan memiliki lebar dua kali kain biasanya. Penggunaan dodot atau kampuh ini memiliki makna tersendiri. Salah satunya harapan hidup yang dipenuhi dengan keutamaan. Ada berbagai istilah tentang dodot atau kampuh ini. Sebut saja bangun tulak, bangun butak, gedung melati, hingga wulung.

3. Kain Batik

Selanjutnya, ada kain batik yang biasanya digunakan untuk bawah kebaya. Kain ini juga dikenal sebagai jarik oleh masyarakat Jawa. Ada sejumlah motif kain batik yang digunakan, baik itu kain tapih pinjung maupun kain sinjang jarik.

Cara menggunakannya yang masih tradisional biasanya dilakukan dengan melilitkan jarik di bagian pinggang dari kiri ke kanan. Untuk membuat lilitan tersebut tidak mudah lepas biasanya menggunakan stagen atau tambahan benda lainnya yang mampu memperkuat ikatan tersebut.

4. Stagen

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ada stagen yang merupakan kain yang dirancang khusus untuk bagian perut. Stagen sering kali digunakan oleh perempuan agar perutnya terlihat lebih ramping dan kurus. Namun demikian, lain halnya stagen sebagai baju adat Jawa Tengah yang digunakan agar menutupi lilitan dari jarik.

Lilitan jarik yang telah dipasang pada perempuan tentu akan meninggalkan bentuk lipatan yang akan terlihat dari bagian depan. Oleh sebab itu, agar terlihat lebih rapi dapat menggunakan stagen ini. Stagen dipakai dengan cara dililitkan di bagian perut sampai beberapa kali sesuai dengan panjang stagen.

5. Perhiasan

Untuk membuat tampilan perempuan agar semakin anggun dan cantik, tidak jarang perlengkapan baju adat juga diwarnai adanya perhiasan. Terutama saat perempuan menggunakannya di hari pernikahan. Perhiasan yang dikenakan turut membuat pengantin lebih terlihat indah dan juga menarik.

Misalnya saja dengan mengenakan perhiasan berupa kalung ulur, anting-anting, hingga tusuk konde yang ditaruh di bagian sanggul kepala. Warna dari perhiasan ini biasanya emas dan dilengkapi dengan ornamen menarik.

6. Sanggul

Tak hanya soal yang menempel di badan, baju adat Jawa Tengah juga melibatkan bagian rambut. Termasuk perempuan yang akan disanggul rambutnya. Biasanya tatanan rambut dibentuk dengan model sanggul. Kemudian akan ada tusuk konde yang ditaruh di bagian sanggul untuk membuatnya semakin anggun.

Selain menggunakan tusuk konde, tidak jarang pengantin perempuan yang menggunakan pakaian adat Jawa Tengah juga diberi hiasan bunga-bungaan di bagian sanggulnya tersebut. Inilah yang membuat penampilannya akan terlihat lebih menarik.

7. Selop

Terakhir, ada selop atau alas kaki. Selop ini umumnya berwarna hitam dan tidak memiliki corak yang begitu meriah. Tidak hanya itu saja, selop juga memiliki potongan yang hanya separuh bagian, sehingga memudahkan penggunaannya untuk dilepas-pasang.

Meskipun begitu, beberapa perempuan juga menggunakan selop dengan bordir tertentu. Bahkan warna dari selop bordiran yang dikenakan juga dapat disesuaikan dengan warna dari baju yang dikenakan.

Baju Adat Jawa Tengah untuk Laki-laki

1. Jawi Jangkep

Berbeda dengan perempuan, laki-laki memiliki baju adat tersendiri. Dimulai dari jawi jangkep yang merupakan sejumlah kelengkapan untuk keperluan acara atau adat tertentu. Seperti namanya, jawi jangkep berarti lengkap yang terdiri atas busana dari atas hingga bawah. Jawi jangkep terdiri dari atasan, bawahan, blangkon, hingga selop.

2. Beskap atau Sikepan

Menjadi bagian dari jawi jangkep, beskap atau sikepan merupakan bagian atasan yang dikenakan oleh laki-laki. Umumnya, beskap memiliki motif yang polos dengan warna yang cenderung gelap atau lembut. Namun demikian, beskap atau sikepan yang digunakan untuk keperluan tertentu juga memiliki motif bunga yang lebih menarik.

Baju beskap ini memiliki ciri khas masing-masing yang dapat disesuaikan dengan corak khas dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Ada beskap atau sikepan yang dipadukan dengan kemeja atau rompi. Namun, ada juga beskap yang tertutup dan dilengkapi dengan berdiran.

3. Kalung Melati

Tak hanya perempuan yang akan menggunakan hiasan pada baju adat yang dikenakannya, laki-laki juga bisa menggunakannya. Salah satunya adalah kalung melati yang biasanya digunakan untuk pernikahan. Kalung melati ini dikalungkan pada leher pengantin pria.

Warna putih yang dihasilkan oleh ronce bunga melati ini akan membuatnya terlihat menonjol saat dipadukan dengan beskap. Biasanya kalung melati yang dikenakan oleh pengantin pria akan senada dengan hiasan sanggul yang dikenakan oleh sang wanita.

4. Keris

Salah satu aksesoris dalam busana adat Jawa Tengah yang tidak pernah ketinggalan untuk dikenakan adalah keris. Biasanya ada sebilah keris yang diselipkan di bagian pinggang. Aksesoris yang satu ini juga sering kali identik dengan busana pengantin khas Jawa Tengah.

Tak hanya sekadar menggunakan keris saja, terkadang keris yang diselipkan di pinggang laki-laki juga dihiasi oleh bunga melati. Keberadaan keris ini menunjukkan simbol keberanian dan wibawa yang ditampilkan oleh seorang laki-laki.

5. Kain Batik

Kemudian untuk bawah ada kain batik yang biasanya dikenakan untuk melengkapi jawi jangkep. Serupa dengan yang digunakan oleh perempuan, kain batik pada laki-laki disebut juga sebagai jarik yang dililitkan di bagian pinggang.

Adapun motif kain batik yang digunakan dapat disesuaikan dengan corak yang dipilih. Misalnya saja untuk corak Solo Langenharjan menggunakan kain batik motif sidomulyo, sedangkan corak Bagelen berupa kain sidomukti.

6. Blangkon

Khusus bagian kepala ada blangkon yang bisa dikenakan oleh laki-laki. Namun demikian, blangkon ini dapat disesuaikan dengan acara atau adat yang akan berlangsung. Bagi pengantin laki-laki, blangkon bisa berwujud nyamat atau kuluk.

Penutup kepala ini menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Ini dikarenakan khusus busana adat pengantin, corak yang dipilih akan mempengaruhi penutup kepala yang harus dikenakan. Baik itu menggunakan blangkon, nyamat, atau kuluk.

7. Selop

Untuk alas kaki, laki-laki juga dapat mengenakan selop. Ada istilah lainnya yang dapat digunakan untuk menggambarkan selop ini, yaitu cenela yang juga memiliki makna sebagai alas kaki. Biasanya selop memiliki wujud yang polos dengan potongan tidak penuh pada bagian kaki.

Namun demikian, untuk keperluan tertentu selop laki-laki juga dihiasi dengan ornamen yang dibuat menggunakan mote. Bahkan ada juga selop yang dirancang dilengkapi dengan bordir.

Itulah tadi rangkuman mengenai baju adat Jawa Tengah yang diperuntukkan bagi perempuan dan laki-laki yang memiliki ciri khas masing-masing. Semoga membantu.




(sto/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads