Puluhan balon udara tambat hiasi langit Kota Pekalongan pagi ini. Balon udara itu peserta Festival Balon Tambat Pekalongan 2025 yang digelar di Lapangan Mataram.
Warna-warni puluhan balon ini menambah indahnya langit di Kota Pekalongan, dari motif batik hingga motif berkarakter seperti Naruto dan Dragon Ball.
Puncak syawalan yang jatuh di hari ke tujuh pada hari ini digelar Festival Balon Udara Tambat di Kota Pekalongan. Tradisi mengudarakan balon dilakukan namun tentunya dengan ditambatkan agar tidak membahayakan lalu lintas penerbangan di langit Kota Pekalongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga tampak memadati Lapangan Mataram untuk menyaksikan secara langsung balon udara yang mengudara.
![]() |
Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, menjelaskan budaya mengudarakan balon udara di puncak syawalan di Kota Pekalongan sudah dilakukan beberapa tahun ini dengan cara balon udara ditambat. Hal ini dilakukan agar budaya tetap berjalan namun tidak membahayakan lalu lintas udara.
"Tidak kalah penting, semakin tahun balon liar semakin sedikit, tapi ternyata tahun ini masih ada. Mudah-mudahan di tahun depan (balon liar) ada," kata Aap, sapaan akrab Afzan Arslan Djunaid, Senin (7/4/2025).
Sebagai antisipasi adanya balon liar yang mengudara, diakuinya pihaknya bersama Satpol PP, TNI Polri, komunitas balon, RW dan RT melakukan upaya patroli untuk memberikan pembinaan dan mencegah balon udara liar mengudara.
"Untuk balon liar, sudah banyak yang kita sita balon liar, karena korban sudah ada, kemarin di bulan puasa ada petasan yang masih dipegang meledak anak usia 14-15 sampai jaringan putus itu sangat kita sayangkan, mudah-mudahan menjadi pelajaran kita semua," jelasnya.
"Harus Kita sampaikan bahwa balon liar ini mengganggu lalu lintas penerbangan itu yang penting karena di atas langit Pekalongan ini menjadi lalu lintas pesawat terbang terpadat di Indonesia. Budaya harus kita lestarikan namun perkembangannya jangan sampai membahayakan salah satunya dengan ini balon tambat ini," jelasnya.
![]() |
Sementara itu, Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standarisasi AirNav Indonesia, Kapten Nur Cahyo Utomo, menjelaskan festival balon yang ditambatkan merupakan bentuk pelestarian tradisi sekaligus menjaga keselamatan penerbangan di jalur udara.
Menurutnya, langit Pekalongan termasuk jalur penerbangan tersibuk di Indonesia.
"Jalur ini adalah titik menurun bagi pesawat dari arah Jakarta ke Semarang, risiko pertemuan dengan balon tentu ada dan sangat berbahaya jika ada balon liar," kata Nur.
Pihak AirNav, menurutnya telah menurunkan satu unit mobil komunikasi VCP (Vehicle Communication Point) di sekitar area festival untuk melaporkan pergerakan balon ke pengatur lalu lintas udara di Semarang. Jika ada balon udara, peringatan langsung disampaikan kepada pengatur lalu lintas udara di Semarang.
"Lalu disampaikan di pilot yang bertugas. Kita kan tidak tahu ketinggian balon dan arah angin ke mana," ucapnya.
Sementara itu, dalam festival balon tahun ini, tercatat total ada 86 peserta festival balon udara yang ditambatkan. Seleksi telah dilakukan sejak 2 dan 3 April. Di hari puncak syawalan Senin (7/4) ini, diudarakan 32 balon udara yang ditambatkan yang masuk ke babak grand final.
(rih/rih)