Kata Pakar Musik soal OM Lorenza: Menikmati Dangdut Tanpa Harus Mabuk

Kata Pakar Musik soal OM Lorenza: Menikmati Dangdut Tanpa Harus Mabuk

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 17 Feb 2025 09:03 WIB
Para fans OM Lorenza bergaya dengan busana model lawas, di Kecamatan Polokarto,  Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025).
Para fans OM Lorenza bergaya dengan busana model lawas, di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025). Foto: Agil Trisetyawan Putra/detikJateng
Sukoharjo -

Kelompok musik asal Sukoharjo, OM Lorenza viral di media sosial lantaran aksi panggungnya yang membawakan lagu-lagu dangdut lawas. Uniknya, para penggemar menikmati konser-konser Lorenza dengan berjoget mengenakan pakaian model jadul.

OM Lorenza membawakan lagu dangdut era 1970-1980-an. Tidak ada musik dengan hentakan keras pada lagu-lagu yang dibawakan Om Lorenza. Mereka juga tidak membawa penyanyi dengan pakaian seksi. Aransemen lagu dibawakan orisinal.

Pakar musik Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Aris Setiawan mengatakan, musik dangdut memang sudah dikenal sejak lama. Salah satu ciri lagu ini adalah memiliki frekuensi ketukan yang lebih stabil, melodinya lebih terstruktur rapi, dan lirik yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja, beberapa waktu terakhir dangdut koplo menjadi lebih populer. Dangdut koplo memiliki musik yang lebih menghentak dan terkadang membuat lirik menjadi kurang penting. Kehadiran OM Lorenza menurutnya menjadi obat bagi penggemar yang lebih menyukai dangdut orisinal.

"Dangdut lawas lebih nyaman didengarkan untuk kalangan orang tertentu yang selama ini terdistorsi dangdut koplo. Musik dangdut koplo dengan pola bunyi yang menghentak dan sebagainya, yang kadang-kadang mereka tidak menikmati liriknya, tapi lebih menikmati musiknya. Kalau dangdut lawas tidak, mereka sepenuhnya menikmati bagaimana lirik itu disampaikan, dan tidak menyampingkan sisi musikalitasnya. Jadi itu berbeda dengan dangdut koplo yang mendistorsi musiknya, sehingga lirik mungkin tidak begitu dianggap penting," kata Aris saat dihubungi detikJateng, Kamis (13/2/2025).

ADVERTISEMENT

Selain dari segi musikalitas, Aris menilai ada pesan tersembunyi yang muncul dibalik fenomena OM Lorenza. Yakni esensi musik dangdut yang penuh dengan kesantunan.

Selain itu, pementasan-pementasan OM Lorenza juga jauh dari para penonton yang mabuk yang kerap ditemukan di konser-konser dangdut koplo.

"Dangdut lawas seolah-olah ingin mengenalkan aspek kesantunan dalam berdangdut. Kalau berdangdut ya ayo kita menikmati, berjoget bersama, tanpa harus mabuk, tanpa harus tawuran. Itu tercermin dalam konteks dangdut OM Lorenza," jelasnya.

Dia menekankan para penggemar dangdut lawasan justru akan memilih menjauhkan diri dari alkohol saat menikmati musik tersebut.

Penampilan jadul para fans Om Lorenza, dianggap Aris sebagai simbol untuk mengingatkan kembali perjalanan musik dangdut, yang dulu populer dengan kostum era 70-an.

"Orang-orang dengan penampilan lawas, kalau dari aspek viralitas oke. Tapi saya melihatnya, yang dilakukan itu adalah mempertahan elemen sejarah musik dangdut yang hari ini mulai terlupakan. Mereka mencoba mengingatkan kembali tentang perjalanan musik dangdut yang hari ini terdistorsi dengan goyang sensual, koplo," urainya.




(ahr/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads