Sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara menjadi informasi menarik untuk diketahui. Tidak terkecuali kerajaan Islam di Jawa yang memiliki sejarah panjang.
Merujuk dari jurnal 'Sejarah Islam Nusantara' oleh Achmad Syafrizal, terdapat berbagai teori terkait masuknya Islam di Nusantara. Salah satunya yang menyatakan perkiraan bahwa Islam sudah ada di Nusantara sejak awal abad Hijriah. Namun demikian, pada saat itu Islam masih menjadi ajaran yang cukup asing bagi sebagian kalangan penduduk.
Masuknya ajaran Islam di Nusantara juga tidak terlepas dari sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada. Salah satunya yang pernah menguasai wilayah Jawa. Hal inilah yang membuat Islam terus menerus mengalami perkembangan dari masa ke masa hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa sajakah kerajaan Islam yang pernah ada di Jawa? Simak pembahasannya berikut ini.
Kapan Kerajaan Islam di Jawa Pertama Kali Muncul?
Sebelum mengetahui uraian kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, terlebih dahulu mari mengenal awal mula berdirinya kerajaan Islam di Pulau Jawa. Menurut buku 'Sejarah 2' karya Drs Sardiman AM, MPd, bahwa perkembangan Islam di Pulau Jawa tidak terlepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di masa tersebut.
Diperkirakan awal munculnya kerajaan Islam di Jawa diprakarsai oleh Kerajaan Demak. Disampaikan bahwa Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Adapun waktu masuknya kerajaan Islam di Pulau Jawa diperkirakan tidak terlepas dengan berdirinya Kerajaan Demak.
Disampaikan dalam buku 'Kerajaan Kerajaan Islam di Jawa' karya Alik Al Adhim, bahwa Kerajaan Demak berdiri di tahun 1500 M. Tak hanya berhenti di Kerajaan Demak, perkembangan kerajaan Islam di Jawa terus mengalami kemajuan hingga mencakup berbagai daerah lainnya.
5 Kerajaan Islam di Jawa
1. Kerajaan Demak
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Masih merujuk pada buku yang sama, dapat diketahui bahwa pendiri dari Kerajaan Demak adalah Raden Patah yang merupakan putra dari seorang adipati Kerajaan Majapahit, yaitu Prabu Brawijaya V.
Namun demikian, kedudukan Raden Patah sebagai raja bagi Kerajaan Demak digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus atau dikenal juga sebagai Pangeran Sabrang Lor. Selama masa pemerintahan Pati Unus, Kerajaan Demak harus terlibat dalam penyerangan terhadap bangsa Portugis.
Kemudian di dalam buku 'Babad Tanah Jawi' karya Soejipto Abimanyu, bahwa keberadaan Kerajaan Demak dianggap sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Pulau Jawa memberikan pengaruh yang begitu besar. Terutama di bidang perdagangan yang ada di berbagai daerah lainnya. Bahkan kerajaan ini juga dianggap memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
2. Kerajaan Pajang
Selanjutnya ada Kerajaan Pajang yang sempat berkuasa di Pulau Jawa, tetapi hanya dalam waktu sebentar. Menariknya, keberadaan Kerajaan Pajang tidak terlepas dari Kerajaan Demak. Prof Dr H J Suyuthi Pulungan, MA dalam buku 'Sejarah Peradaban Islam di Indonesia' memberikan informasi bahwa Kerajaan Pajang dulunya adalah daerah Pengging yang dipimpin oleh bupati bernama Ki Ageng Pengging.
Namun, Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dianggap sebagai pemberontak bagi Kerajaan Demak. Kemudian Kerajaan Demak berada di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Sayangnya, sepeninggalan Sultan Trenggono, kerajaan tersebut justru mengalami perebutan kekuasaan.
Setelah terjadinya perebutan kekuasaan, Jaka Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang yang merupakan anak dari Pangeran Sekar Seda Ing Lepen. Sosok Pangeran Sekar Seda Ing Lepen sendiri merupakan saudara dari Sultan Trenggono.
Setelah Jaka Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang, dirinya dinobatkan sebagai raja bagi Kerajaan Demak. Inilah yang membuatnya memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang, sehingga dikenal sebagai Kerajaan Pajang.
3. Kerajaan Mataram Islam
Selama berdirinya Kerajaan Pajang, terdapat Kerajaan Mataram Islam yang muncul di bawah kekuasaan kerajaan tersebut. Melalui buku 'IPS TERPADU : - Jilid 1B' oleh Sri Pujiastuti, dkk, bahwa Kerajaan Mataram Islam diperkirakan berdiri kisaran tahun 1586 M.
Keberadaan Kerajaan Mataram Islam ada di Jawa Tengah bagian selatan. Adapun raja pertama bagi kerajaan ini adalah Sutawijaya. Ia memerintah Kerajaan Mataram selama kurun waktu 1586-1601 M.
Sementara itu, Waluyo, dkk., di dalam buku 'Ilmu Pengetahuan Sosial' menyampaikan informasi bahwa Kerajaan Mataram Islam di bawah pemerintahan Sutawijaya, Mataram selalu diselimuti oleh api peperangan. Meskipun begitu, pada akhirnya peperangan tersebut bisa diatasi dengan baik.
Selain Sutawijaya, Kerajaan Mataram Islam juga sempat di bawah pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Melalui pemerintahannya, terdapat ambisi untuk memperluas wilayah kerajaan ini. Bahkan di bawah kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma, derajat kesejahteraan rakyat juga lebih ditingkatkan.
4. Kerajaan Islam Banten
Kerajaan Islam di Jawa selanjutnya ada Kerajaan Islam Banten atau disebut juga sebagai Kerajaan Banten. Masih mengacu dari buku yang sama, dijelaskan bahwa setelah Sunan Gunung Jati atau Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa di tahun 1526 M, daerah Banten mulai dikembangkan sebagai pusat penyiaran sekaligus perdagangan Islam.
Raja pertama Kerajaan Banten adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah selama kurun waktu 1552-1570 M. Sultan Hasanuddin sendiri merupakan putra sulung dari Fatahillah.
Meskipun begitu, Kerajaan Banten justru mencapai kejayaannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Sosok raja tersebut memerintah Kerajaan Banten mulai dari tahun 1651-1682 M. Bahkan di masa pemerintahan Sultan Ageng, Kerajaan Banten terlibat pertempuran dalam melawan VOC.
5. Kerajaan Islam Cirebon
Lalu ada Kerajaan Islam Cirebon atau Kerajaan Cirebon yang turut dikenal sebagai salah satu kerajaan Islam di Jawa. Menurut buku 'Sejarah' karya Tugiyono KS, bahwa daerah Cirebon merupakan bagian dari Kerajaan Galuh. Kerajaan ini diperkirakan bermula pada Kerajaan Pakuan-Pajajaran.
Di era abad ke-16 Cirebon dipimpin oleh Ki Gede Alang-alang. Tidak hanya dipimpin oleh seorang 'kuwu', Cirebon juga memiliki pemerintahan di tingkat pedesaan yang disebut sebagai mangkubumi.
Pada masa itu, Kerajaan Cirebon menjadi kota dagang yang berkaitan erat dengan Kerajaan Demak. Bahkan kerajaan ini juga menjadi daerah bagian dari Kerajaan Islam Demak.
Itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai sejumlah kerajaan Islam di Jawa lengkap dengan sekilas sejarahnya. Semoga membantu.
(sto/apl)