- Pengertian Tembang Macapat
- Jenis dan Contoh Tembang Macapat 1. Maskumambang Contoh Tembang Maskumambang 2. Mijil Contoh Tembang Mijil 3. Sinom Contoh Tembang Sinom 4. Kinanti Contoh Tembang Kinanti 5. Asmarandana Contoh Tembang Asmarandana 6. Gambuh Contoh Tembang Gambuh 7. Dhandhanggula Contoh Tembang Dhandhanggula 8. Durma Contoh Tembang Durma 9. Pangkur Contoh Tembang Pangkur 10. Megatruh Contoh Tembang Megatruh 11. Pocung Contoh Tembang Pucung
Tembang merupakan lagu dengan irama khas Jawa. Dalam masyarakat Jawa, lagu biasa disebut dengan tembang. Adapun salah satu tembang yang populer adalah tembang macapat.
Tembang macapat terdiri dari 11 jenis dengan makna dan filosofinya masing-masing. Tembang ini biasa dibawakan di acara-acara tertentu oleh masyarakat Jawa.
Lalu, apakah itu tembang macapat? Dan apa saja jenisnya? Berikut informasi lengkap mengenai tembang macapat yang dikutip dari buku berjudul Macapat: Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna oleh Zahra Haidar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Tembang Macapat
Tembang macapat merupakan puisi tradisional dalam bahasa Jawa yang tersusun dengan aturan tertentu. Tembang macapat ditulis dengan aturan dalam jumlah baris, jumlah suku kata, ataupun bunyi sajak akhir tiap baris yang disebut dengan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Pada masa lampau, tembang macapat dinyanyikan tanpa iringan apapun. Tembang macapat dibacakan dengan mengutamakan makna yang terkandung dalam syairnya. Seiring perkembangan zaman, tembang macapat dinyanyikan dengan iringan musik tradisional seperti gamelan.
Tembang macapat berisikan nasihat yang disampaikan dengan bijak. Amanat dan pelajaran berharga banyak terkandung di dalamnya. Dahulunya, tembang macapat digunakan oleh para orangtua sebagai sarana untuk menasihati anak-anak mereka supaya mengerti makna atau arti suatu kehidupan. Beberapa ajaran seperti ajaran agama, dan nilai moral dari leluhur dapat diterima dengan mudah karena disampaikan dalam bentuk rangkaian kata yang tersusun dengan indah.
Jenis dan Contoh Tembang Macapat
Tembang macapat menggambarkan tahapan kehidupan manusia mulai dari kelahiran, masa kanak-kanak, dewasa, hingga meninggal dunia. Tahapan kehidupan manusia tersebut terangkai indah dalam untaian syair yang disuguhkan di tiap jenis tembang macapat. Berikut jenis-jenis tembang macapat.
1. Maskumambang
Maskumambang menceritakan tentang tahapan pertama perjalanan hidup manusia. Maskumambang berasal dari dua kata, yakni mas dan kumambang yang berarti emas yang terapung. Maskumambang merupakan sebuah lambang anak yang masih dalam kandungan disaat ruh baru ditiupkan dalam rahim seorang ibu. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia sejatinya memang tidak berdaya dan harus selalu berserah diri pada Tuhan. Tembang macapat jenis ini banyak terkandung nasihat agar selalu berbakti kepada orangtua.
Contoh Tembang Maskumambang
Dhuh anak mas sira wajib angurmati,
marang yayah rena,
aja pisan kumawani,
anyenyamah gawe susah.
Makna: tembang tersebut berisi pesan kepada anak-anak agar selalu menghormati orang tua. Jangan sampai seorang anak berani menentang atau membantah orang tua karena akan berakibat buruk pada diri anak sendiri.
2. Mijil
Tembang mijil bermakna anak manusia yang telah terlahir di dunia. Pada saat itu, anak dalam keadaan yang tidak berdaya sehingga membutuhkan kasih sayang orang tua. Karena sebab itulah, manusia harus senantiasa bertakwa kepada Tuhan dan berbakti kepada orang tua. Tembang ini berkisah tentang welas asih (belas kasih), pengharapan, ketabahan, dan cinta. Tembang macapat jenis ini banyak digunakan sebagai media pemberi nasihat dan ajaran untuk manusia agar selalu tabah dalam menjalani kehidupan di dunia.
Contoh Tembang Mijil
Poma kaki padha dipuneling,
ing pitutur ingong,
sira uga satriya arane,
kudu anteng jatmika ing budi,
ruruh sarta wasis,
Samubarangipun.
Adapun terjemahan tembang mijil di atas adalah:
cucuku ingatlah/perhatikanlah
akan nasihatku/petunjukku
kalian juga seorang kesatria
harus tenang dan santun dalam perbuatan
rendah hati serta cekatan/pintar
dalam semua hal
3. Sinom
Sinom memiliki arti daun yang masih muda. Tembang macapat sinom mengisahkan masa muda yang indah serta penuh harapan dan angan-angan. Tembang ini menggambarkan arti pentingnya masa muda yang memiliki semangat dan tenaga yang cukup kuat. Tugas penting para pemuda juga ada dalam tembang ini yakni untuk menunut, imu guna menjadi bekal kehidupan dan berkarya. Pemuda digambarkan dalam tembang ini sebagai seseorang dengan gagah perkasa, sakti, dan bijaksana.
Contoh Tembang Sinom
Nuladha laku utama,
tumraping wong tanah Jawi,
wong agung ing Ngeksiganda,
panembahan Senapati,
kepati amarsudi,
sudane hawa lan nepsu,
pinesu tapa brata,
tanapi ing siyang ratri,
amemangun karyenak tyas ing sasama.
Berikut makna lagunya:
Contohlah perilaku utama,
bagi kalangan orang Jawa (Nusantara),
penguasa dari Ngeksiganda (Mataram),
panembahan Senopati,
yang selalu tekun,
mengurangi hawa nafsu,
dengan jalan prihatin (bertapa),
baik siang maupun malam,
selalu berkarya membuat tenteram bagi sesama.
4. Kinanti
Kinanti berasal dari kata kanthi atau juga yang disebut dengan tuntun yang berarti bimbingan. Tembang ini berkisah tentang seorang anak yang masih membutuhkan bimbingan dan tuntunan menuju jalan yang benar. Tuntunan dapat berupa norma agama, adat istiadat, serta bimbingan dari guru dan orangtua guna meraih kebahagiaan dan keselamatan dalam hidup.
Contoh Tembang Kinanti
Mangka kanthining tumuwuh,
salami mung awas eling,
eling lukitaning alam,
dadi wiryaning dumadi,
supadi nir ing sangsaya,
yeku pangreksaning urip.
Makna lagunya:
Untuk bekal orang hidup,
selamanya harus waspada dan ingat,
harus selalu berhati-hati,
ingat kepada petunjuk kehidupan,
supaya terhindar dari kesengsaraan,
begitulah cara menjalani kehidupan,
5. Asmarandana
Asmarandana berasal dari kata asmara dan dahana yang berarti api dan asmara. Tembang ini berkisah tentang perjalanan hidup manusia yang berada dalam tahap memadu kasih dengan pasangan hidupnya. Tembang ini juga mengisahkan cinta pada alam semesta dan cinta kepada Tuhan. Tembang asmarandana menggambarkan perasaan hati yang bahagia atau gundah gulana dan sedih karena cinta.
Contoh Tembang Asmarandana
Gegaraning wong akrami,
dudu bandha dudu rupa,
amung ati pawitanΓ©,
luput pisan kena pisan
yen ta gampang luwih gampang,
yen angèl angèl kalangkung,
tan kena tinumbas arta.
Makna:
Modal dalam pernikahan
Bukan harta atau rupa
Hanya hati modal utamanya
Sekali jadi, jadi selamanya
Jika mudah, semakin gampang
Jika sulit, sulitnya bukan main
Tak bisa ditebus dengan harta
6. Gambuh
Gambuh berarti jodoh atau cocok. Kecocokan antar dua insan itulah yang akan menjadi bekal mengarungi hidup agar berjalan beriringan dan sejalan. Tembang gambuh bercerita tentang seseorang yang telah bertemu dengan pasangan hidupnya. Tembang ini melambangkan keselarasan dan sikap yang bijaksana. Bijaksana disini berarti menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Gambuh juga mengandung makna seperti rasa persaudaraan, toleransi, dan kebersamaan.
Contoh Tembang Gambuh
Aja nganti kabanjur,
barang polah ingkang nora jujur,
yen kebanjur sayekti kojur tan becik,
becik ngupayaa iku,
pitutur ingkang sayektos.
Makna:
Jangan sampai terlanjur,
bertingkah polah yang tidak jujur,
jika telanjur tentu akan celaka dan tidak baik,
lebih baik berusahalah,
ikuti ajaran yang sejati.
7. Dhandhanggula
Tembang ini memiliki makna berharap kepada sesuatu yang manis atau mengharapkan sesuatu yang indah. Angan-angan yang indah biasanya tercapai melalui perjuangan dan pengorbanan. Tembang ini cocok untuk menggambarkan perasaan gembira, indah, kebahagiaan, dan cinta.
Contoh Tembang Dhandhanggula
Nanging yen sira ngguguru kaki,
amiliha manungsa kang nyata,
ingkang becik martabate,
sarta kang wruh ing kukum,
kang ngibadah lan kang ngirangi,
sukur oleh wong tapa,
ingkang wus amungkul,
tan mikir pawewehing liyan,
iku pantes sira guronana kaki,
sartane kawruhana.
Makna lagu:
Jika engkau berguru, Nak,
pilihlah guru yang sebenarnya,
yang baik martabatnya,
memahami hukum,
dan rajin beribadah,
syukur-syukur jika menemukan pertapa,
yang sudah mumpuni,
tanpa mengharapkan imbalan,
dialah yang pantas kau jadikan guru,
serta menimba pengetahuan.
8. Durma
Tembang durma digunakan dalam penggambaran sifat amarah, berontak, dan nafsu untuk berperang. Tembang ini menunjukkan watak manusia yang sombong, angkuh, sertakah, dan suka mengumbar hawa nafsu. Dalam kondisi seperti itu, manusia terkadang lupa akan tata krama dan etika. Tembang jenis ini menyampaikan nasihat agar tetap berhati-hati dalam meniti kehidupan.
Contoh Tembang Durma
Dipunsami hambanting sariranira,
cecegah dhahar guling,
darapon sudaa,
napsu kang ngambra-ambra,
rerema hing tyasireki,
dadi sabarang,
karsanira lestari.
Makna:
Hendaklah kalian menahan diri,
mengurangi makan dan tidur,
agar berkurang,
nafsu yang tidak keruan,
tenangkan hati kalian,
jadi segalanya,
agar lestari.
9. Pangkur
Tembang ini menggambarkan sosok manusia yang sudah tua dan mengalami kelemahan dalam fisik. Badannya sudah mulai melemah dan tidak sekuat saat masih muda. Pada masa ini orang akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Tembang pangkur disampaikan dengan kata yang bijak dan mudah diterima karena nasihatnya berisi larangan untuk menjauhi berbagai hawa nafsu.
Contoh Tembang Pangkur
Jinejer ing Wedhatama,
Mrih tan kemba kembenganing pambudi,
mangka nadyan tuwa pikun,
yen tan mikani rasa,
yekti sepi asepa lir sepah samun,
samangsane pakumpulan,
gonyak-ganyuk nglelingsemi.
Makna:
Tersaji dalam Serat Wedhatama,
agar jangan miskin budi pekerti,
padahal meskipun tua dan pikun,
jika tak memahami rasa,
tentu sangat kosong dan hambar seperti ampas buangan,
ketika berada dalam pergaulan,
terlihat bodoh memalukan.
10. Megatruh
Megatruh berasal dari dua kata yakni megat yang artinya pisah dan ruh yang artinya nyawa. Makna yang terkandung dalam tembang ini ialah manusia yang mengalami fase kematian. Tembang ini berisi nasihat agar tiap orang mempersiapkan diri menuju alam baka yang abadi. Tembang ini menyiratkan rasa penyesalan, duka cita, atau kesedihan.
Contoh Tembang Megatruh
Sigra milir sang gèthèk sinangga bajul,
kawan dasa kang njagèni,
ing ngarsa miwah ing pungkur,
tanapi ing kanan kΓ©ring,
sang gèthèk lampahnya alon.
Makna:
Mengalirlah segera sang rakit ditopang buaya,
empat puluh penjaganya,
di depan juga di belakang,
taklupa pula di kanan kiri,
sang rakit pun berjalan pelan.
11. Pocung
Tembang ini melambangkan akhir dari kehidupan manusia yang ditafsirkan sebagai orang meninggal yang sudah berada di alam kubur. Pada fase itu, manusia akan kembali ke Sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya selama ini dunia. Tembang ini berisikan hal-hal yang lucu dan tebak-tebakan yang menghibur hati. Meski bersifat jenaka, tembang ini berisi nasihat bijak untuk menyelaraskan kehidupan antara manusia, alam, lingkungan, dan Tuhan.
Contoh Tembang Pucung
Ngelmu iku kalakone kanthi laku,
lekase lawan kas,
tegese kas nyantosani,
setya budya pangekese dur angkara.
Makna:
Ilmu itu dapat diraih melalui proses,
dimulai dengan kemauan,
maksudnya kemauan yang sungguh-sungguh,
taat pada kesucian hati menjadi penakluk keangkaraan.
Demikian informasi lengkap mengenai tembang macapat. Semoga bermanfaat, ya.
Artikel ini ditulis oleh Novyana peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(par/par)