35 Tarian Tradisional Jawa Tengah dari Tiap Kabupaten dan Kota

35 Tarian Tradisional Jawa Tengah dari Tiap Kabupaten dan Kota

Nur Umar Akashi - detikJateng
Kamis, 28 Nov 2024 13:25 WIB
Tari Barongan Blora
Tari barongan dari Blora. (Foto: Dok. Laman Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Blora)
Solo -

Jawa Tengah yang terdiri atas 35 kabupaten dan kota punya tari tradisionalnya masing-masing. Tentunya, keragaman budaya ini harus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Berikut ini daftarnya.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tari adalah gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Di seantero Indonesia, terdapat ribuan jenis tari tradisional yang unik.

Masing-masing tarian biasanya mengandung makna atau sejarah khusus. Hal inilah yang membuat tarian-tarian tradisional Indonesia begitu menarik untuk dipelajari. Bahkan, beberapa di antaranya sarat mistis sehingga punya daya tarik tersendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa saja 35 tarian tradisional dari setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah? Di bawah ini detikJateng siapkan pembahasannya untuk menambah wawasan detikers. Baca sampai selesai informasinya, ya, Lur!

Daftar 35 Tarian Tradisional Tiap Kabupaten dan Kota Jawa Tengah

1. Tari Aplang (Banjarnegara)

Diambil dari skripsi berjudul Nilai-Nilai Religius dalam Tari Aplang di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah oleh Fanni Angganingtyas dari Universitas Negeri Yogyakarta, tari aplang digunakan untuk media penyebaran Islam dulunya. Ciri khasnya adalah gerak-gerik yang enerjik dan atraktif dengan diiringi musik meriah.

ADVERTISEMENT

2. Tari Lengger Lanang (Banyumas)

Dikutip dari situs resmi Universitas Gadjah Mada, tari lengger lanang dimainkan oleh laki-laki yang berpenampilan layaknya perempuan. Dulunya, tari ini dipentaskan sebagai wujud syukur masyarakat setelah panen raya.

3. Tari Babalu (Batang)

Sudah ada sejak zaman penjajahan, nama babalu adalah singkatan dari aba-aba dahulu. Tarian ini dulu digunakan untuk melawan penjajah. Caranya, para penari akan membuat serdadu-serdadu penjajah untuk terlena dan lengah sehingga memudahkan pejuang Indonesia beraksi.

4. Tari Barongan (Blora)

Disadur dari laman Pemerintah Kabupaten Blora, barongan adalah tipe tarian berkelompok yang meniru gerak seekor singa raksasa. Tari ini punya sejumlah makna yang semestinya dihayati masyarakat, yakni spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

5. Tari Buto Gedruk (Boyolali)

Tarian tradisional asal Boyolali ini diinspirasi dari karakter buto alias raksasa. Perwujudannya dalam tari adalah dengan bentuk topeng yang digunakan sebagai properti. Tari ini mengutamakan pertunjukannya pada bagian kerampakan kekuatan kaki sebagaimana penjelasan dari skripsi Garap Tari Rampak Buto Gedruk Komunitas Maestro Krido Budoyo Desa Sepandan Kulon Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali oleh Voni Arista dari ISI Surakarta.

6. Tari Burok (Brebes)

Berdasar informasi dari laman DPRD Jateng, burok adalah tarian yang didasarkan dengan filosofi perjalanan Nabi Muhammad SAW. Burok sendiri adalah tunggangan sang nabi kala melakukan perjalanan ke langit.

7. Tari Jalungmas (Cilacap)

Dikutip dari jurnal berjudul 'Bentuk Tari Jalungmas di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap' oleh Anis Istiqomah, jalungmas sejatinya adalah tarian kreasi baru. Tari ini diadopsi dari gabungan tari jaipong dan calung banyumasan.

8. Tari Zippin Pesisiran (Demak)

Dari Kabupaten Demak, dikenal adanya Tari Zippin Pesisiran. Tarian ini berpatokan dari ajaran Islam yang telah sejak dahulu berkembang di Demak. Unsur utama gerak tari zippin adalah kaki yang menggenjot dan menendang diikuti gerakan tangan.

9. Tari Angguk (Grobogan)

Tari angguk asal Grobogan menggambarkan seorang pemimpin dalam amanahnya untuk memimpin. Kedinamisan cara mengatur rakyat oleh seorang pemimpin tersebut dilambangkan dengan kostum dan aksesoris penarinya, seperti pecut dan peluit.

10. Tari Kridhajati (Jepara)

Dilihat dari skripsi Proses Kreatif Tari Kridhajati di Kabupaten Jepara Jawa Tengah oleh Dianita Ellya Rosa, tari kridhajati bisa ditarikan secara tunggal maupun berkelompok. Tari ini bisa dibawakan oleh penari pria maupun wanita.

11. Tari Kencar-kencar (Karanganyar)

Tari kencar-kencar asal Karanganyar membawakan makna-makna kehidupan yang terkandung disimbolkan dalam gerak, iringan, rias, hingga properti tarian ini. Tari kencar-kencar pertama kali dipentaskan untuk menyambut menteri dalam negeri pada 2006 silam.

12. Tari Cepetan (Kebumen)

Menurut informasi dari laman resmi Universitas Putra Bangsa, tari cepetan berasal dari Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Tarian ini begitu unik karena pemain-pemainnya memakai topeng berbagai karakter.

13. Tari Opak Abang (Kendal)

Seni pertunjukan Opak Abang berasal dari Desa Pasigitan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Namanya adalah gabungan dari opak (ketoprak) dan abang (alat musik pengiring, yakni terbang atau rebana). Tari ini diresmikan oleh Pemkab Kendal pada 1970-an.

14. Tari Luyung (Klaten)

Disadur dari jurnal berjudul 'Makna Simbolis Tari Luyung karya Tejo Sulistyo sebagai Pembentukan Identitas Budaya di Kabupaten Klaten' oleh Forenita Immanuel Dika Cristy dan Eko Wahyuni Rahayu, tari luyung menggambarkan kisah remaja putri yang sedang berlatih menenun dan memainkan payung hias. Tari ini diciptakan pada 2010 dan terus berkembang hingga saat ini.

15. Tari Kretek (Kudus)

Tari kretek dibuat dengan inspirasi proses pembuatan rokok di Kudus. Berlatar belakang demikian, tari kretek kudus menceritakan proses pembuatan rokok kretek. Tari ini diiringi gamelan jawa pelog lancaran dan tembang kinanti kota kretek.

16. Tari Soreng (Magelang)

Diringkas dari situs resmi Pemkab Magelang, tari soreng berasal dari wilayah gunung, mulai dari lereng Merbabu sampai Andong. Karakteristik khasnya terletak di gerakan dan hentakan kaki para penari soreng yang penuh energi.

17. Tari Pesantenan (Pati)

Pesantenan adalah tarian sejarah yang menceritakan sejarah berdirinya Kadipaten Pati. Tarian ini mengisahkan peristiwa perang dan pembabatan hutan untuk memperluas wilayah Pati. Tak hanya itu, aktivitas masyarakat juga diceritakan sebagaimana informasi dari laman DPRD Jateng.

18. Tari Sintren (Pekalongan)

Tari sintren asal Pekalongan adalah tarian mistis yang begitu memukau. Tarian ini dibawakan oleh seorang gadis perawan. Dalam pementasannya, sang penari perempuan akan dirasuki arwah atau roh.

19. Tari Selendang Pemalang (Pemalang)

Dirujuk dari dokumen unggahan Library Universitas Negeri Semarang, tari selendang pemalang diciptakan oleh Koestoro pada 1985. Tarian ini kemudian ditetapkan sebagai tarian khas Kabupaten Pemalang oleh bupati Pemalang, Junaedi, pada 17 September 2012.

20. Tari Dames (Purbalingga)

Merupakan tari rakyat di Desa Muncul, tarian ini belum diketahui siapa penciptanya. Tari ini unik karena geraknya didominasi bagian tubuh bahu dan dada. Alhasil, namanya, yakni dames, berasal dari akronim kata dada dan lemes.

21. Tari Dolalak (Purworejo)

Dolalak adalah tarian asal Purworejo yang agaknya paling populer. Para penari dolalak memakai kostum berwarna kuning cerah dengan rumbai-rumbai berwarna-warni plus topi. Penari-penari dolalak akan menari bersama-sama dengan berbagai bentuk pasangan, seperti trio atau kwartet.

22. Tari Orek-orek (Rembang)

Menurut penjelasan dalam situs resmi Pemkab Rembang, tari orek-orek adalah kesenian tradisional yang umum dipentaskan pada acara-acara penting, seperti hajatan dan sedekah laut. Para penarinya memakai kebaya putih dengan bawahan batik lasem.

23. Tari Prajuritan (Semarang)

Tari prajuritan adalah tarian khas Kabupaten Semarang. Tarian ini adalah bentuk penggambaran dari prajurit Pangeran Sambernyawa yang sedang berlatih perang mengusir penjajah. Tari ini menghadirkan pola koreografi yang rapi dan tertata.

24. Tari Tayub (Sragen)

Diambil dari skripsi Bentuk Penyajian Musik Iringan Kesenian Tayub di Kabupaten Sragen oleh Yugo Pratomo dari UNY, tayub adalah perpaduan seni antara gamelan jawa dengan penari wanita yang biasa disebut ledhek. Selain itu, ada juga penari pria dengan sebutan penayub. Pada intinya, tari tayub dibawakan oleh penari wanita dan pria berpasang-pasangan.

25. Tari Kebo Kinul (Sukoharjo)

Tari kebo kinul asal Sukoharjo sudah ditetapkan sebagai salah satu budaya dalam warisan budaya tak benda Indonesia. Tari ini dibawakan saat panen raya sebagai bentuk ungkapan syukur dan sarana berdoa kepada Allah SWT.

26. Tari Kuntul Tegalan (Tegal)

Nama kuntulan tari ini dikarenakan kemiripan gerak penari-penarinya yang butuh banyak keseimbangan layaknya burung kuntul. Tarian ini merupakan kesenian rakyat bernapaskan Islam yang dibuktikan dengan adanya iringan syair lagu islami.

27. Tari Jaran Kepang (Temanggung)

Dikutip dari detikTravel, tari jaran kepang menggunakan alat peraga berupa kuda-kudaan yang terbuat dari bambu anyaman. Berdasar cerita para sesepuh, tarian ini biasa dimainkan para petani tembakau dan kopi sebagai wujud suka cita panen.

28. Tari Kethek Ogleng (Wonogiri)

Menurut informasi dari laman resmi Pemkab Wonogiri, kethek ogleng diciptakan oleh Darjino dan disempurnakan Suwiryo. Sesuai namanya, tarian ini punya gerakan seperti kera. Tari kethek ogleng biasa dipentaskan dalam acara-acara setelah panen.

29. Tari Lengger (Wonosobo)

Tari lengger adalah tari kerakyatan di wilayah Wonosobo sebagaimana informasi dari Jurnal Seni Tari bertajuk 'Profesionalitas Penari Lengger Grup Pager Tawon Wonosobo' oleh Chiga Maro'atussofa dan Eny Kusumastuti. Tari ini dibawakan oleh penari perempuan yang berpasangan dengan penari topeng.

30. Tari Kuntulan (Kota Magelang)

Berdasar uraian dalam laman resmi Pemerintah Kota Magelang, tari kuntulan diciptakan oleh Alit Maryono. Tarian ini menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro yang dulu berjuang gagah berani melawan penjajah.

31. Tari Batik Jlamprang (Kota Pekalongan)

Diringkas dari jurnal berjudul 'Koreografi Tari Batik Jlamprang Kota Pekalongan' oleh Annisa Dewi Wulandari dan Agus Cahyono, tari ini terinspirasi dari batik jlamprang. Tari batik jlamprang digunakan untuk menyambut tamu sekaligus sarana promosi.

32. Tari Jurit Ampil Kridha Warastra (Kota Salatiga)

Berdasar informasi dari unggahan akun Facebook resmi Humas Kota Salatiga, tari ini menceritakan pasukan garwo ampil dari Mangkunegaran 1 yang tengah berlatih perang. Tarian ini juga menceritakan perjanjian Kota Salatiga pada 17 Maret 1757.

33. Tari Gambang Semarangan (Kota Semarang)

Dilansir situs resmi Pemerintah Kota Semarang, tari ini adalah diiringi dengan alat-alat musik gambang khas gamelan jawa. Tari gambang semarang sudah ada sejak 1930 dan biasa ditampilkan dalam acara-acara tertentu, seperti Dugderan dan Festival Jajan Pasar.

34. Tari Gambyong (Kota Surakarta)

Mulai dipentaskan pada awal hingga tengah abad ke-20, tari gambyong begitu terkenal karena gerakan halus dan anggun para penarinya sebagaimana dikutip dari detikEdu. Dulunya, tari gambyong digunakan untuk upacara ritual pertanian demi kesuburan padi dan panen melimpah. Lambat laun, tari ini juga dilakukan untuk memeriahkan acara-acara lain, seperti resepsi pernikahan.

35. Tari Topeng Endel (Kota Tegal)

Diambil dari jurnal Harmonia berjudul 'Makna Simbolis dan Peranan Tari Topeng Endel' oleh Ika Ratnaningrum, tari satu ini tergolong tari tradisional kerakyatan. Sesuai namanya, yakni endel, tari ini menampilkan gerakan-gerakan kemayu di hadapan penonton. Penarinya sendiri adalah perempuan dan tidak boleh ditarikan oleh lelaki.

Nah, itulah 35 tari tradisional dari setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah yang perlu detikers ketahui untuk menambah wawasan. Semoga berguna, ya!




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads