Hari ini, Sabtu (9/11/2024) bertemu dengan pasaran Kliwon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 7 Jumadilawal 1958, berada di Tahun Je, Windu Sancaya dan Wuku Kuruwelut.
Sabtu Kliwon
Weton (hari kelahiran) Sabtu Kliwon memiliki neptu 17. Pada umumnya, pemilik weton ini wataknya dapat dikatakan gila hormat dalam arti senang pamer dan suka dipuji, tapi suka mengalah.
Walaupun tampak dalam bicaranya keras, tetapi sesungguhnya tidak demikian. Ia cenderung sopan, ramah dan baik budi bahasanya. Biasanya hobinya senang bepergian atau berwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangarasan
Pangarasan pada weton Sabtu Kliwon ini adalah Lakuning Bumi. Artinya pemurah, suka memberi, dan melindungi.
Pancasuda
Sedangkan Pancasuda weton Sabtu Kliwon ini adalah Tunggak Semi. Seperti pohon yang ditebang tetapi daunnya tumbuh lagi. Artinya, rezeki selalu lumintu atau ada terus. Penghasilan maupun pekerjaan biasanya selalu lancar.
Wuku Kuruwelut
Wuku Kuruwelut, lambang dewanya Bathara Wisnu, bersifat waspada dan sungguh-sungguh dalam bekerja.
Memakai cakra pertanda prajurit yang tangguh. Perintah atau perkataannya panas di depan, wataknya dermawan namun kurang ikhlas, agak pamer kekayaan, serta banyak keberuntungannya, tetapi ada dorongan ke arah negatif yang mengakibatkan berbudi rendah.
Pohonnya parijatha, keturunan dari orang yang baik, intuisinya tajam, tetapi selalu bersedih hatinya.
Burungnya sepahan, bersifat serba baik yang dikerjakan, berbudi lembut, sedikit rezekinya.
Bagaikan air bah, jika berbicara dapat menggagalkan kesepakatan dalam musyawarah.
Lambangnya kapas yang layu, wataknya sering mengalami sengsara. Kala ada di atas, selama 7 hari di wuku tersebut jangan memanjat atau beraktivitas ke atas.
Sabtu Kliwon Wuku Kuruwelut
Pada hari Sabtu Kliwon di wuku ini adalah hari yang buruk, yakni merupakan hari taliwangke, tidak baik untuk melakukan hal penting seperti pernikahan.
Akan tetapi ini adalah hari yang baik untuk memasang perangkap, membuat lubang untuk menangkap hewan buruan, dan membuat welah atau dayung.
[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli Penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo. Tayang rutin di detikJateng setiap pagi]
(ahr/apl)