Puasa Weton di Tradisi Jawa: Cara Melakukan, Pantangan, dan Hukumnya dalam Islam

Puasa Weton di Tradisi Jawa: Cara Melakukan, Pantangan, dan Hukumnya dalam Islam

Fathia Ariana Salima - detikJateng
Senin, 03 Jun 2024 20:22 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova
-

Dalam masyarakat Jawa, terdapat beragam tradisi budaya dan praktik keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun dari leluhur. Salah satu ritual ibadah yang masih kental dalam masyarakat Jawa adalah puasa weton.

Puasa weton atau puasa hari kelahiran kerap diyakini sebagai cara untuk memperoleh berkah dan meningkatkan kualitas rohani diri.

Lantas, apa saja jenis serta bagaimana hukum dan tata cara pengerjaan puas weton? Berikut pembahasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Puasa Weton?

Dikutip dari buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah, puasa weton merupakan rangkaian ibadah puasa yang dilakukan pada hari kelahiran sesuai dengan sistem penanggalan Jawa. Karena itulah, puasa weton juga dikenal sebagai puasa hari kelahiran.

Sesuai dengan sistem perhitungan Jawa yang berputar selama 35 hari sekali, seseorang akan bertemu dengan hari lahirnya setiap 35 hari sekali. Pada saat itu pula, orang yang bersangkutan akan melakukan puasa weton.

Bagi masyarakat Jawa penganut agama Islam, ritual puasa weton dianggap sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Allah SWT, karena berkat takdir-Nya, seseorang dapat terlahir ke dunia.

Selain itu, manfaat puasa weton yaitu sebagai praktik keagamaan yang dipercaya sebagai cara untuk memperoleh keberkahan dan meningkatkan spiritualitas.

ADVERTISEMENT

Niat dan Tata Cara Pengerjaan Puasa Weton

Pada praktiknya, rangkaian ibadah puasa memiliki niat dan tata caranya tersendiri yang penting untuk diikuti. Mengutip dari buku Ilmu Membuka Aura: Cara Alami Membuat Wajah Tampan/Cantik oleh Nur Prabawa Wijaya, berikut panduan niat dan langkah-langkah melaksanakan puasa weton:

1. Tentukan Tanggal Weton

Hal utama yang perlu dilakukan sebelum berpuasa weton adalah mengetahui hari kelahiran kita berdasarkan perhitungan penanggalan Jawa. Saat ini, kita bisa mencari tahu weton kelahiran dengan mudah menggunakan website perhitungan weton yang ada di browser internet.

2. Lakukan Mandi Besar

Proses mandi besar dilakukan dengan niat untuk membersihkan jiwa dan raga sebelum berpuasa. Ketika mandi besar, pastikan seluruh bagian tubuh hingga rambut terbasuh air. Jika akan berpuasa mulai pukul 17.00 (kejawen), usahakan untuk bersiap-siap mandi besar pada pukul 16.00. Kemudian, jika hendak berpuasa weton dengan durasi normal, lakukan mandi besar sebelum waktu maghrib atau sebelum pukul 18.00.

3. Baca Niat Puasa Weton

Mendekati waktu berpuasa, jangan lupa awali dengan melafalkan niat puasa weton. Adapun contoh niat puasa weton adalah sebagai berikut.

"Niat saya puasa hari weton saya selama tiga hari, kakang kawah adi ari-ariku patuh dan tunduklah kepadaku."

Bagi masyarakat Jawa muslim, puasa weton juga bisa diawali dengan melaksanakan sholat hajat dan mengirimkan bacaan Al Fatihah untuk para guru dan leluhur terlebih dulu.

4. Mengerjakan Ibadah Puasa

Setelah membaca niat dan memperkuat tubuh dengan makan sahur, lakukanlah ibadah puasa weton seperti biasa. Selama puasa, dianjurkan untuk banyak berdoa dan beribadah.

Pantangan dalam Puasa Weton

Dalam buku Kitab Primbon Jawa Serbaguna Tetap Relevan Sepanjang Masa oleh R Gunasasmita, secara umum pantangan puasa weton yaitu tak boleh makan dan minum, hingga menahan diri dari kebiasaan buruk (sama dengan puasa lainnya.)

Namun, ada beberapa pantangan puasa weton lainnya yang berlaku dalam tradisi masyarakat Jawa. Berikut daftar pantangan puasa weton:

  • Merokok.
  • Berjudi.
  • Berhubungan intim.
  • Mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol.
  • Mengkonsumsi daging, termasuk daging unggas.
  • Berbohong atau berbuat kecurangan.
  • Berkata kasar dan menyakiti perasaan orang lain.
  • Berbuat jahat dan merugikan orang lain.

Hukum Puasa Weton dalam Islam

Sebagian orang, khususnya masyarakat Jawa yang beragama Islam mungkin mempertanyakan bagaimana hukum menjalankan puasa weton dalam Islam. Mereka yang berpuasa weton seringkali mengacu pada landasan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk berpuasa di hari Senin dan hari ketika Rasulullah SAW dilahirkan.

Anjuran tersebut terdapat dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Hari Tersebut adalah hari di mana aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (HR.Muslim)

Meskipun demikian, puasa di hari senin dianjurkan bukan karena hari tersebut adalah hari kelahiran Rasulullah SAW, melainkan karena hari Senin menyimpan keutamaan besar.

Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut: "Berbagai amalan dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka jika amalanku dihadapkan sementara aku tengah berpuasa." (HR. Tirmidzi)

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ajaran puasa weton tidak pernah diajarkan dalam Al-Qur'an ataupun dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun, puasa weton tetap boleh dilakukan selama tidak diniatkan sebagai anjuran agama.

Demikian penjelasan mengenai puasa weton sebagai salah satu praktik keagamaan dalam tradisi Jawa. Semoga artikel ini bisa membantu detikers dalam memahami puasa weton serta pantangan, tata cara pelaksanaan, dan hukumnya dalam Islam.




(khq/khq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads