Jejak Pecinan Delanggu Klaten: Konon Sisa Geger Masa Mataram Kartasura

Jejak Pecinan Delanggu Klaten: Konon Sisa Geger Masa Mataram Kartasura

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 09 Feb 2024 17:10 WIB
Plang nama kampung Pecinan, Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Klaten, saat dilihat Kamis (8/2/2024).
Foto: Plang nama kampung Pecinan, Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Klaten, saat dilihat Kamis (8/2/2024). (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten - Di wilayah Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, terselip sebuah dusun dengan nama Dusun Pecinan, Desa Kepanjen. Dusun tersebut konon merupakan perkampungan etnis Tionghoa semasa Geger Pecinan di masa Kerajaan Mataram Kartasura.

Dusun Pecinan berada jauh dari pusat kota Klaten sejauh sekitar 25 kilometer arah Solo, dan sekitar 10 kilometer dari Kartasura, Sukoharjo. Berada di tepi jalan Jogja-Solo, dusun itu tak tampak sebagai kampung Pecinan pada umumnya.

Tidak ada bangunan bergaya etnis Tionghoa atau jejak kebudayaannya. Satu-satunya yang terkait etnis Tionghoa hanya kompleks makam di utara dusun yang terdapat beberapa kuburan Tionghoa.

Masuk ke dusun tersebut juga tidak ada gapura berarsitektur naga liong atau lampion. Satu-satunya penunjuk hanya beberapa plang papan nama bertuliskan RT dan RW Pecinan di pojok-pojok dusun.

"Kalau sejarahnya saya tidak tahu. Cuma di Utara dusun itu ada makam China, di Utara sungai," ungkap warga Dusun Pecinan, Desa Kepanjen, Yatmi (66) kepada detikJateng, dengan bahasa campuran Jawa, Kamis (8/2/2024).

Dijelaskan Yatmi, di dusunnya tidak ada warga yang beretnis Tionghoa. Makamnya pun tidak khusus untuk orang Tionghoa tapi juga masyarakat sekitarnya.

Kuburan etnis Tionghoa di Utara kampung Pecinan, Delanggu, Klaten, Kamis (8/2/2024).Kuburan etnis Tionghoa di Utara kampung Pecinan, Delanggu, Klaten, Kamis (8/2/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

"Dulu Bong Cino tapi tidak semua orang China yang dikubur, itu makam umum. Tapi masuknya Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari," jelas Yatmi.

Lisna, warga lainnya mengatakan kuburan Cina tidak hanya ditemukan di makam umum. Tapi di utara dusun pernah ada beberapa makam China.

"Dulu ada kuburan China di pekarangan selatan sungai tapi sudah dibongkar. Sekarang pada jadi rumah," kata Lina kepada detikJateng.

Ketua RW 1 Dusun Pecinan, Desa Kepanjen, Endri Yunanto menambahkan tidak ada yang tahu pasti nama dusunnya. Hanya ada cerita tutur turun-temurun dulunya menjadi tempat pelarian etnis Tionghoa.

"Riwayat pastinya kita tidak tahu. Hanya konon di sini dulu banyak warga China pelarian ketika ontran-ontran di Keraton Kartasura. Sehingga dulu banyak ditemukan makam China, tidak hanya di Utara kampung yang sekarang jadi makam tapi juga di tengah kampung," tutur Endri kepada detikJateng.

Makam-makam di tengah kampung itu, terang Endri, sekarang sudah tidak ada lagi. Makam sudah dibongkar, dipindahkan atau jadi pemukiman.

"Sudah tidak ada tapi itu belum lama dibongkar. Karena dibangun, kemudian diratakan padahal dulu banyak di tengah kampung, di tengah kebun tapi karena dibangun rumah ya dibongkar atau dipindah," lanjut Endri.

Terpisah, Pegiat Cagar Budaya Kabupaten Klaten, Hari Wahyudi menyatakan permukiman etnis Tionghoa di Klaten tersebar merata. Keberadaan mereka terkait pabrik gula.

"Di dekat pabrik gula pasti ada bangunan kolonial, bangunan Pecinan, juga ada makam China dan makam Belanda atau kerkoff. Etnis Tionghoa itu dekat dengan Eropa, mereka dipekerjakan sebagai ahli akuntansi di pabrik Eropa," ungkap Hari kepada detikJateng.

Penelusuran detikJateng dari berbagai sumber, geger Pecinan Kartasura merupakan konflik politik 1740-1743 yang diawali dari kekerasan terhadap etnis Tionghoa di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Konflik melebar dengan penyerbuan pasukan China yang bergabung dengan pasukan Jawa menyerang benteng keraton Mataram Kartasura (Sukoharjo) karena bersekutu dengan VOC.


(apu/ams)


Hide Ads