- Pengertian Sajak
- Jenis-jenis Sajak
- Ciri-ciri Sajak
- Fungsi Sajak
- Kumpulan Contoh Sajak Contoh Sajak #1: Tangan Waktu oleh Sapardi Djoko Damono Contoh Sajak #2: Sajak Desember oleh Sapardi Djoko Damono Contoh Sajak #3: Tengah Hari oleh Sapardi Djoko Damono Contoh Sajak #4: Prologue oleh Sapardi Djoko Damono Contoh Sajak #5: Sajak Putih oleh Sapardi Djoko Damono
Sajak termasuk dalam salah satu bentuk karya sastra yang menyajikan kata-kata indah dan menarik untuk dibaca. Sajak memiliki jenis, ciri, dan fungsi tersendiri yang membedakannya dengan karya sastra lain.
Menurut KBBI, sajak adalah gubahan sastra yang berbentuk puisi. Sajak juga dapat diartikan sebagai bentuk karya sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat. Bukan hanya itu, sajak juga berarti gubahan karya sastra yang sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan, maupun kesamaan.
Sama seperti puisi, sajak menjadi salah satu karya sastra yang memiliki peminat tersendiri. Lantas apa itu sajak dan bagaimana wujudnya? Agar lebih memahami tentang sajak, detikJateng telah merangkum informasinya secara lengkap dari pengertian, jenis, ciri-ciri, fungsi, hingga contohnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Sajak
Sajak adalah salah satu jenis puisi yang menonjolkan ekspresi kreatif melalui penggunaan bahasa, ritme, dan imajinasi. Biasanya sajak digunakan untuk mengungkapkan berbagai perasaan, pemikiran, hingga pengalaman penyairnya.
Namun, terdapat pengertian sajak lain yang dapat dijadikan sebagai referensi. Seperti dikutip dari buku 'Buku Ajar Mata Kuliah Folklor' karya Lira Hayu Afdetis Mana dan Samsiarni, dijelaskan bahwa sajak atau puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tentu bentuknya, terjadi dari beberapa kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang-pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.
Jenis-jenis Sajak
Masih merujuk pada sumber yang sama, diketahui bahwa sajak memiliki jenis yang berbeda-beda. Secara umum sajak dibagi ke dalam enam jenis di antaranya ada:
1. Sajak Penuh atau Sajak Sempurna
Jenis sajak yang satu ini dapat diartikan sebagai sajak yang setiap suku kata terakhirnya sama.
2. Sajak Berima
Seperti namanya, sajak ini memiliki kesamaan bunyi alias berirama pada bagian suku kata terakhirnya. Namun, tidak melulu semua suka kata terakhirnya sama.
3. Sajak Bersajak Awal
Sajak bersajak awal adalah sajak yang memiliki kesamaan bunyi suku kata pertamanya.
4. Sajak Bersajak Tengah
Serupa dengan sajak bersajak awal, jenis sajak bersajak tengah juga dapat diartikan sebagai sajak yang memiliki kesamaan bunyi suku kata pertamanya.
5. Sajak Bersajak Akhir dan Awal
Selanjutnya ada sajak bersajak akhir dan awal yang merupakan sajak dengan kesamaan bunyi di bagian suku kata terakhir dan pertama.
6. Sajak Bersajak Akhir dan Tengah
Terakhir ada jenis sajak yang disebut sebagai sajak bersajak akhir dan tengah. Sajak yang satu ini memiliki kesamaan bunyi di bagian suku kata terakhir dan suku kata tengah.
Ciri-ciri Sajak
Setelah mengetahui berbagai jenis sajak, tidak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat mengenai ciri-ciri sajak. Dengan hadirnya ciri-ciri pada karya sastra, pembaca dapat membedakan satu karya sastra dengan yang lain. Tak terkecuali ciri-ciri sajak. Masih dikutip dari sumber yang sama, berikut ciri-ciri sajak yang perlu untuk diketahui:
1. Ekspresi Pribadi
Sajak diketahui menjadi salah satu wadah yang menjadi andalan bagi para penyair untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, hingga pengalaman pribadinya. Tak heran, ada sebagian sajak yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
2. Penggunaan Bahasa Kreatif
Menariknya, bahasa yang digunakan penyair pada sajak cenderung kreatif dan memiliki karakteristik tersendiri antara satu penyair dengan penyair lainnya. Biasanya para penyair menggunakan kata-kata yang tidak biasa, metafora, hingga permainan kata untuk menciptakan efek tertentu bagi para pembaca.
3. Irama dan Ritme
Salah satu ciri khas pada sajak adalah memiliki irama dan ritme. Kehadiran dua komponen ini pun mampu menciptakan kesan berbeda saat seseorang membacanya secara langsung. Diketahui bahwa irama adalah perulangan bunyi yang teratur, sedangkan ritme adalah susunan panjang pendeknya bunyi.
Fungsi Sajak
Mengutip dari buku 'Buku Ajar Mata Kuliah Folklor' yang disusun oleh Lira Hayu Afdetis Mana dan Samsiarni, terdapat beberapa fungsi sajak. Seperti di antaranya ada:
1. Sebagai alat kendali sosial (tergolong sindiran)
2. Hiburan
3. Memulai suatu permainan yang dapat dirasakan pada sajak
4. Menekan atau mengganggu orang lain
Kumpulan Contoh Sajak
Agar dapat lebih memahami tentang sajak, tidak ada salahnya untuk melihat contoh-contoh sajak. Berikut rangkuman contoh sajak yang dirangkum dari buku 'Mata Jendela: Sajak-sajak' karya Sapardi Djoko Damono.
Contoh Sajak #1: Tangan Waktu oleh Sapardi Djoko Damono
selalu terulur ia lewat jendela
yang panjang dan menakutkan
selagi engkau bekerja, atau mimpi pun
tanpa berkata suatu apa
bila saja kautanya: mau apa
berarti terlalu jauh kau sudah terbawa
sebelum sungguh menjadi sadar
bahwa sudah terlanjur terlantar
belum pernah ia minta izin
memutar jarum-jarum jam tua
yang segera tergesa-gesa saja berdetak
tanpa menoleh walau kauseru
selalu terulur ia lewat jendela
yang makin keras dalam pengalaman
mengarah padamu tambah tak tahu
memegang leher bajumu
1959
Contoh Sajak #2: Sajak Desember oleh Sapardi Djoko Damono
kutanggalkan mantel serta topiku yang tua
ketika daun penggalan gugur:
lewat tengah malam. Kemudian kuhitung
hutang-hutangku pada-Mu
mendadak terasa: betapa miskinnya diriku;
di luar hujan pun masih kudengar
dari celah-celah jendela. Ada yang terbaring
di kursi, letih sekali
masih patutkah kuhitung segala milikku
selembar celana dan selembar baju
ketika kusebut berulang nama-Mu: taram-
Temaram bayang bianglala itu
1961
Contoh Sajak #3: Tengah Hari oleh Sapardi Djoko Damono
jalanan mengombak tanpa suara
aku pun kaupanggil ketika mereka sudah pulang
sehabis huru-hara
ada yang mendadak rembang, ada yang bergegas petang
1966
Contoh Sajak #4: Prologue oleh Sapardi Djoko Damono
masih terdengar sampai di sini
duka-Mu abadi. Malam pun sesaat terhenti
sewaktu dingin pun terdiam, di luar
langit yang membayang samar
kueja setia, semua pun yang sempat tiba
sehabis menempuh ladang Kain dan bukit Golghota
sehabis menyekap beribu kata, di sini
di rongga-rongga yang mengecil ini
kusapa duka-Mu jua, yang dahulu
yang meniupkan zarah ruang dan waktu
yang capai menyusun Huruf. Dan terbaca:
sepi manusia, jelaga
1967
Contoh Sajak #5: Sajak Putih oleh Sapardi Djoko Damono
beribu saat dalam kenangan
surut perlahan
kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh
sewaktu detik pun jatuh
kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
sewaktu bayang-bayang kita memanjang
mengabur batas ruang
kita pun bisu tersekat dalam pesona
sewaktu Ia pun memanggil-manggil
sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil
di luar cuaca
1967
Demikian tadi penjelasan lengkap mengenai sajak, mulai dari pengertian, jenis, ciri-ciri, fungsi, hingga contoh. Semoga informasi ini bermanfaat!
(ams/dil)