Jadi Pembuka Grebeg Sudiro, Umbul Mantram Digelar dalam Guyuran Hujan

Jadi Pembuka Grebeg Sudiro, Umbul Mantram Digelar dalam Guyuran Hujan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Sabtu, 27 Jan 2024 20:21 WIB
Kirab Umbul Mantram di Solo, Sabtu (27/1/2024).
Kirab Umbul Mantram di Solo, Sabtu (27/1/2024). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Solo -

Umbul Mantram sebagai kegiatan pertama dalam rangkaian Grebeg Sudiro digelar malam ini. Meski hujan, ratusan peserta tetap mengikuti kirab dengan membawa gunungan hasil bumi, gunungan jajanan pasar, serta unggas.

Menurut pantauan detikJateng, acara yang rencananya digelar pukul 18.00 WIB itu harus diundur hingga pukul 19.10 WIB karena kondisi hujan yang cukup deras. Setelah hujan lumayan reda, kirab dari kantor Kelurahan Sudiroprajan baru mulai digelar dan diikuti masyarakat Sudiroprajan, Padepokan Brojobuwono, pegiat seni, pesilat, serta rombongan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS).

Beberapa orang tampak menggunakan payung sambil membawa tumpeng, sementara yang lainnya tetap antusias berjalan mengelilingi Kelurahan Sudiroprajan sambil hujan-hujanan. Akulturasi budaya Cina dan Jawa pun tampak dari pakaian mereka yang didominasi dengan pakaian adat Jawa dan Tionghoa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lurah Sudiroprajan, Asthywiana Swastiyani Leo mengatakan, Umbul Mantram menjadi kegiatan pembuka dalam rangkaian Grebeg Sudiro 2024. Kirab dengan membawa gunungan itu menjadi bentuk doa dan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Cikal bakal kegiatan ini adalah menunjukkan terkait perpaduan dua budaya di Kelurahan Sudiroprajan, yaitu yang seperti kita ketahui bahwa dari budaya Tionghoa Cina dan juga dari Jawa," tutur Asthy saat ditemui detikJateng di kantor Kelurahan Sudiroprajan, Sabtu (26/1/2024).

ADVERTISEMENT

"Gunungan itu kami bagi dua, yaitu yang pertama melambangkan jajanan pasar dan juga untuk hasil bumi," sambungnya.

Kirab Umbul Mantram di Solo, Sabtu (27/1/2024).Kirab Umbul Mantram di Solo, Sabtu (27/1/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Hasil bumi alam direpresentasikan dengan umbi-umbian yang disusun di jodang. "Di situ nanti bisa dilihat bahwa ada tanaman hasil bumi yang mulai dari tanah sampai yang di atas tanah. Sampai nanti ada yang di udara nanti akan dilihat selesai kami kirab akan ada pelepasan unggas," jelasnya.

"Itu melambangkan bahwa kalau kalau yang dari hasil tanah itu kan ada umbi-umbian, yang di atas tanah ada sayur-sayuran, nanti yang di udara akan diterbangkan beberapa ekor burung merpati dan juga unggas," sambungnya.

Mereka mulai berjalan dari Kantor Kelurahan Sudiroprajan, dan mengelilingi wilayah kelurahan hingga kembali lagi ke kantor kelurahan. Tampak para anggota PKK dari masing-masing RW 1-9 pun membuka stan berisi kuliner dari masing-masing RW.

Saat rombongan mendekati kantor kelurahan dari arah timur pukul 20.00 WIB, para peserta yang menunggu di kantor kelurahan pun diarahkan untuk berdiri ke arah barat menyambut rombongan kirab. Mereka tampak antusias menggunakan mantol dan payung karena kondisi masih hujan.




(aku/aku)


Hide Ads