Sejarah Asal-usul Kabupaten Pemalang, Konon Sudah Ada sejak Prasejarah

Sejarah Asal-usul Kabupaten Pemalang, Konon Sudah Ada sejak Prasejarah

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Senin, 11 Des 2023 12:39 WIB
Ikon Kota Pemalang
Sejarah Asal-usul Kabupaten Pemalang, Konon Sudah Ada Sejak Prasejarah-Ikon Kota Pemalang. Foto: Robby Bernardi/detikcom
Pemalang -

Pemalang merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Tengah. Kabupaten ini pun memiliki sejarah dan asal-usulnya yang konon sudah ada sejak zaman prasejarah.

Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah sebesar 1.115,30 km2. Wilayah ini di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tegal.

Bagaimana asal-usul terciptanya kabupaten ini? Berikut merupakan sejarah dan asal-usul Kabupaten Pemalang yang dikutip dari laman resmi Kabupaten Pemalang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Asal-usul Kabupaten Pemalang

Berawal dari Temuan Arkeologis

Keberadaan Pemalang pada masa prasejarah dapat dipastikan melalui temuan arkeologis seperti punden berundak, pemandian, dan artefak unik seperti patung Ganesha, lingga, kuburan, dan batu nisan di berbagai lokasi, termasuk desa Kropak.

Temuan ini juga mencerminkan pengaruh kebudayaan Islam, seperti kuburan Syech Maulana Maghribi di Kawedanan Comal, dan kuburan Rohidin, Sayyid Ngali, paman dari Sunan Ampel yang berupaya menyebarkan Islam di kalangan penduduk setempat.

ADVERTISEMENT

Daerah Penting di Pemalang

Pada abad ke-16, catatan sejarah Rijklof Van Goens dan buku W FRUIN MEES mengungkapkan bahwa Pemalang pada tahun 1575 merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, namun kemudian ditaklukkan oleh Mataram. Sejak itu, Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau Raja Vasal.

Sebelum abad ke-17, Pemalang dan Kendal dianggap lebih penting daripada Tegal, Pekalongan, dan Semarang, terutama sebagai jalur utama yang menghubungkan daerah pantai utara dengan pedalaman Jawa Tengah. Perkembangan pemukiman penduduk di pedesaan yang terorganisir dengan baik terjadi dari awal Masehi hingga abad ke-14 dan ke-15, kemudian tumbuh pesat pada abad ke-16 selama perkembangan Islam di bawah pemerintahan Kerajaan Demak, Cirebon, dan Mataram.

Pemerintahan Pemalang

Pada sekitar tahun 1575, Pemalang membentuk pemerintahan tradisional di bawah Pangeran Benawa, yang berasal dari Pajang. Namun, kepemimpinan Pangeran Benawa berakhir setelah satu tahun karena beliau meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Penggarit.

Pada tahun 1622, Pemalang menjadi kesatuan administratif yang kokoh di bawah R. Mangoneng, yang mendukung Sultan Agung dan menentang VOC. Mangoneng dianggap sebagai pemimpin, prajurit, pejuang, dan pahlawan dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda pada abad ke-17 di bawah panji Sultan Agung dari Mataram.

Pada sekitar tahun 1652, Sunan Amangkurat II menunjuk Ingabehi Subajaya sebagai Bupati Pemalang setelah memastikan stabilitas pemerintahan di Mataram pasca pemberontakan Trunajaya yang dapat dipadamkan oleh VOC pada tahun 1678.

Pada tahun 1820, Belanda mencatat bahwa Bupati Pemalang adalah Mas Tumenggung Suralaya, yang memiliki hubungan dekat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang, seorang yang terlibat dalam perang Diponegoro. Selama masa pemerintahan Bupati Reksodiningrat (1823-1825), Belanda mencatat bahwa hanya Bupati-bupati Tegal, Kendal, dan Batang yang membantu mereka dalam perang Diponegoro, tanpa menyebut Bupati Pemalang.

Dalam perang Diponegoro pada tahun 1825-1826, Residen Van Den Poet mengorganisir pasukan dari Tegal, Pemalang, dan Brebes untuk mempertahankan diri dari serangan Diponegoro. Terdapat kontradiksi antara catatan Belanda dan sumber lain, yang menyebutkan bahwa Adipati Reksodiningrat hanya dicatat sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825, dan kemungkinan Pemalang membantu Belanda setelah itu.

Pada tahun 1832, Bupati Pemalang adalah Raden Tumenggung Sumo Negoro, yang menandai masa kemakmuran berkat pertanian yang berhasil di Pemalang, terutama sebagai penghasil padi, kopi, tembakau, dan kacang.

Pusat Kabupaten Pemalang

Pusat Kabupaten Pemalang pertama terletak di Desa Oneng, sementara pusat kedua terletak di Ketandan. Pusat ketiga, yang masih bertahan hingga sekarang, terletak dekat Alun-alun Kota Pemalang, merupakan bangunan hasil kolonial Belanda yang telah mengalami renovasi.

Sejak itu, Kabupaten Pemalang telah mantap sebagai suatu kesatuan administratif pasca-pemerintahan Kolonial Belanda. Secara birokrasi, pemerintahan Kabupaten Pemalang terus berkembang menuju sistem yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman.

Hari Jadi Kabupaten Pemalang

Untuk mengenang sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang, pemerintah daerah menetapkan Hari Jadi Pemalang pada tanggal 24 Januari 1575 atau tanggal 1 Syawal 1496. Dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Kabupaten Pemalang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Hari Jadi Kabupaten Pemalang.

Demikian informasi mengenai sejarah dan asal-usul Kabupaten Pemalang. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(cln/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads