Aksara Jawa adalah aksara yang dipakai orang Jawa dalam mengembangkan tradisi tulis.
Dalam hal ini, aksara Jawa memiliki beberapa jenis, di mana ada yang belum mendapatkan imbuhan (sandhangan) dan ada yang sudah.
Pelajari lebih dalam tentang bentuk dan susunan aksara Jawa berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis-jenis Aksara Jawa
Dikutip dari epaper bertajuk Pengenalan Aksara Jawa oleh Setya Amrih Prasaja, aksara Jawa yang telah mengalami penyusunan baru, akan didasarkan pada tata eja Sriwedari.
Masing-masing aksara akan memiliki pasangan, yang berfungsi untuk menggantikan aksara Murda jika aksara Murda tersebut berada dibelakang aksara yang bersifat sigeg (konsonan).
Di mana, proses perubahan konsonannya bukan dikarenakan mendapat sandhangan sigeg pangkon.
Berdasarkan weton Sriwedari, berikut merupakan kelengkapan aksara Jawa:
1. Aksara Wyanjana atau Aglegena
Aksara Jawa ini dihadirkan dalam bentuk suku kata terbuka (a) atau disebut juga aksara wuda (telanjang).
Pasalnya, aksara ini belum mendapatkan sandhangan, baik itu sandhangan swara atau sigeg. Jumlah aksara ini ada 20.
![]() |
![]() |
![]() |
2. Aksara Murda
Aksara Jawa Murda dikategorikan sebagai bentuk kapital huruf Jawa. Berikut merupakan yang dimaksud Aksara Murda yang berjumlah 8:
![]() |
Berikut adalah pasangan masing-masing Aksara Murda:
![]() |
3. Aksara RΓ©kan
Aksara RΓ©kan merupakan aksara yang ditambahkan ke dalam susunan aksara Jawa. Aksara ini berfungsi untuk menuliskan ejaan huruf yang utamanya, diadopsi dari kosakata bahasa Arab.
Dalam hal ini, jumlah aksara rΓ©kan tidak dibatasi karena tergantung dari ketersediaan aksara tersebut. Apakah sudah cukup memadai untuk menulis kosakata asing, serta dapat bertambah sesuai kebutuhan.
Berikut merupakan contoh aksara RΓ©kan:
![]() |
Terkait jumlah aksara pasangan RΓ©kan akan sama seperti aksara RΓ©kannya. Namun, meskipun ada beberapa yang berpendapat kalau aksara RΓ©kan ini tidak tersedia pasangannya, oleh karena itu dalam tulisan ini akan coba dihadirkan pasangan dari aksara RΓ©kan.
![]() |
4. Aksara Swara
Aksara Swara adalah aksara yang fungsinya hampir sama dengan keberadaan aksara Murda.
Pada awalnya, aksara ini hadir sebagai pelengkap aksara Jawa dalam penulisan kata, kata pinjaman Jawa Kuna dari kosakata bahasa Sansekerta.
Pada perkembangannya, saat ini aksara ini sebagai pelengkap untuk menuliskan kata - kata pinjaman dari bahasa asing lainnya.
Dalam hal ini, Aksara Swara tidak memiliki pasangan, namun tetap bisa mendapatkan sandhangan utamanya yakni sandhangan sigeg. Jumlah aksara Swara ada 5.
![]() |
5. Angka
Aksara Jawa juga tersedia dalam angka. Berikut merupakan angka aksara Jawa.
![]() |
6. Sandhangan
Sandhangan merupakan simbol yang menjadi kelengkapan aksara Jawa. Sandhangan berfungsi untuk merubah bunyi aksara - aksara yang masih terbaca nglegena (masih dengan suku kata terbuka).
7. Adeg - adeg
Adeh-adeg adalah tanda baca. Beberapa contoh tanda baca dalam aksara Jawa adalah sebagai berikut.
- Madya pada
Tanda baca yang digunakan untuk mengawali perubahan dari satu pupuh ke pupuh lain (sebuah serat tembang macapat).
![]() |
- Wasana pada
Tanda baca yang berfungsi untuk mengakhiri serat tembang macapat.
![]() |
Itu tadi penjelasan mengenai bentuk dari Aksara Jawa lengkap dengan pasangan dan sandhangan. Selamat belajar aksara Jawa, detikers!
(khq/inf)