Kisah Teladan Werkudara, Tokoh Satria Pinandhita dan Profesional Religius

Kisah Teladan Werkudara, Tokoh Satria Pinandhita dan Profesional Religius

Rindang Krisnawati - detikJateng
Rabu, 13 Sep 2023 23:15 WIB
KPU Kabupaten Magelang pilih tokoh Werkudara sebagai maskot, Minggu (8/10/2017).
Foto: Pertiwi
-

Wayang menurut jurnal berjudul Nilai Pendidikan Budi Pekerti Dalam Seni Pewayangan (2006) adalah salah satu kebudayaan klasik tradisional dari bangsa Indonesia yang sudah berkembang selama berabad-abad lamanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sebuah prasasti oleh Raja Balitung, yang berhubungan dengan kisah Bima Kumara dan Ramayana.

Pagelaran wayang selalu mengandung nilai-nilai kehidupan, yang akhir ceritanya, pemain utama selalu menang melawan kejahatan. Masyarakat Jawa gemar bercermin dan mencontoh tokoh-tokoh wayang. Maka, tidak heran jika banyak keluarga Jawa yang menggunakan nama tokoh wayang sebagai nama anak mereka. Tokoh pewayangan yang terkenal yakni Pandawa. Salah satu tokoh Pandawa yang akan dibahas pada artikel ini adalah Werkudara.

Penggambaran Tokoh Werkudara

Werkudara merupakan bagian dari Pandawa. Werkudara dikenal juga sebagai Bima. Werkudara digambarkan memiliki wajah rupawan dan berhidung tumpul dengan mata sehitam telaga. Werkudara memiliki perawakan yang besar dan gagah perkasa. Werkudara diketahui mengubah penampilan rambutnya yang awalnya ngore (urai) menjadi gelung (kuncir).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Postur tubuh dari Werkudara terlihat seperti sedang melaksanakan sholat, hal ini dikarenakan, Werkudara selalu menundukkan wajahnya dan bagian tubuh belakangnya menjulang tinggi. Werkudara punya sebuah senjata bernama Aji Pancaka yang selalu digenggam dengan kuat. Selain itu, werkudara memakai gelang supit urang. Werkudara merupakan tokoh wayang yang punya kekuatan luar biasa dan selalu melindungi keadilan serta kebenaran.

Werkudara dikenal sebagai tokoh yang selalu menjunjung tinggi kehormatan dari para Pandawa. Werkudara memiliki sifat yang dalam bahasa Jawa: yen kaku kena kanggo teken, yen lemes kena kanggo dhadung. Ini diartikan dengan kalau kaku dapat dibuat tongkat, kalau kendur dapat dibuat tali.

ADVERTISEMENT

Werkudara Sebagai Simbol Rukun Islam Kedua

Tokoh dari Pandawa disimbolkan sebagai rukun islam. Penyimbolan ini dilakukan sesuai dengan urutan kelahiran. Sehingga, Werkudara disimbolkan sebagai rukun islam yang kedua yakni sholat lima waktu. Hal-hal yang menjadikan Werkudara simbol rukun islam kedua yakni:

  1. Werkudara tidak akan mau menghiraukan dan melayani orang lain jika semua urusannya belum selesai ia lakukan. Hal ini menjadi isyarat bahwa sholat tidak boleh dibatalkan. Sholat harus selalu senantiasa dijalankan dengan baik.
  2. Dalam pewayangan, Werkudara diceritakan selalu tidur dengan keadaan berdiri. Hal ini menjadi isyarat bahwa sholat harus selalu ditegakkan.
  3. Memiliki sebuah senjata yang bernama Kuku Pancanaka, merupakan kuku panjang tegak. Hal ini juga menjadi salah satu isyarat bahwa sholat merupakan hal yang wajib dan harus untuk ditegakkan dalam kondisi dan situasi apapun.

Kisah Teladan dari Werkudara

1. Mengajarkan Tentang Keberanian, Pantang Menyerah, dan Kesetiaan

Sikap teladan yang bisa dipelajari dari Werkudara adalah keberanian, kesetiaan dan sikap pantang menyerahnya. Dalam hidup, hal ini sangat penting karena dengan menjadi berani, kita bisa menyelamatkan kehidupan kita sendiri dan mampu meraih apa yang diinginkan.

2. Penting dalam Memilih Teman

Werkudara diceritakan selalu membela kebenaran dan menuntut keadilan. Meskipun terdengar berat, karena harus memilih-milih teman, namun hal ini merupakan pilihan yang tepat agar kita menjadi orang yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain.

3. Pentingnya Berhati Lembut

Werkudara diceritakan sebagai sosok yang berhati lembut, meskipun dia adalah sosok prajurit yang dikenal akan kekuatan dan ketangguhannya. Hal ini termasuk penting untuk diteladani, karena dengan berhati lembut, kita mampu memikirkan, merasakan dan memahami apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Jadi, kita bisa menjadi pribadi yang baik dan mampu membantu orang-orang yang sedang kesulitan di sekitar kita.

Nama lain dari Werkudara

Menurut Sumantri Sumasaputra (1953:119), Werkudara memiliki 13 nama sebutan yang berbeda-beda. Berikut ini nama-namanya:

1. Bima

Memiliki makna setia kepada budi luhur. Tekadnya bulat, sulit untuk dipengaruhi, dan akan ditempuh sampai mati.

2. Raden Arya Sena

Saat lahir, Werkudara masih berwujud bungkus yang nantinya dipecahkan oleh Gajah Sena.

3. Bratasena

Memiliki makna pamungkas laku.

4. Bimasena

Memiliki makna seorang panglima perang.

5. Satria Jodipati

Memiliki makna seorang raja yang mampu diandalkan, dan lihai menguasai ilmu perang.

6. Jayalaga

Memiliki makna keunggulan dalam berperang, akan merasa malu jika kalah.

7. Kusumayuda

Memiliki makna bunga perang.

8. Kusumadilaga

Memiliki makna menjadi bunga dalam setiap peperangan.

9. Wahyuninda

Werkudara selalu mengeluarkan angin topan saat dia mengamuk, sehingga disebut sebagai Wahyunida.

10. Bayuputra

Nama Bayuputra didapatkan karena Werkudara merupakan murid dari Batara Bayu.

11. Gandawastratmaja

Karena Werkudara pernah diangkat menjadi putra Prabu Gandawastra.

12. Pandhusiwi

Karena Werkudara merupakan Putra Prabu Pandhu Dewanata.

13. Kunthi Sunu

Karena Werkudara adalah putra dari Dewi Kunthi Talibrata.

Nah itu tadi kisah tentang Werkudara, mulai dari penggambaran sosoknya, simbol rukun islam, sikap teladannya, dan nama sebutannya yang bisa detikJateng rangkum. Semoga bermanfaat!




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads