Adat istiadat suku Jawa terkenal sangat kental akan budaya. Sistem kekerabatan masyarakat Jawa termasuk dalam golongan bilateral. Berikut ini sistem kekerabatan dan urutan sebutan generasi masyarakat Jawa.
Dikutip dari laman resmi IAIN Kudus, sistem kekerabatan dalam kamus sosiologi dikatakan sebagai organisasi sosial yang dinyatakan sebagai cara-cara perilaku manusia yang terorganisasi secara sosial. Hal tersebut terjadi karena adanya sekelompok individu yang merasa terikat oleh aturan-aturan atau adat istiadat tertentu yang mengatur kehidupan kelompoknya.
Dalam sistem kekerabatan terdapat pengelompokan sosial dalam masyarakat yang dibagi menjadi sistem kekerabatan matrilineal, sistem kekerabatan patrilineal, dan sistem kekerabatan bilateral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari jurnal berjudul Hukum Kekerabatan Adat karya Henry Arianto S.H., M.H. dan Nin Yasmine Lisasih S.H., M.H dari Dosen Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, berikut ini penjelasan mengenai sistem kekerabatan masyarakat jawa.
Sistem Kekerabatan Masyarakat Jawa
Sistem kekerabatan yang berlaku pada masyarakat Jawa adalah sistem kekerabatan bilateral. Kekerabatan bilateral adalah kekerabatan yang menghubungkan kekerabatan melalui pihak ayah dan pihak ibu. Kekerabatan ini biasa disebut juga dengan kekerabatan parental. Dalam susunan kekerabatan bilateral semua kerabat baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu termasuk ke dalam lingkungan kerabat seseorang.
Anak menghubungkan diri dengan kedua orang tuanya. Anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ayah dan kerabat ibunya secara bilateral. Dalam sistem kekerabatan bilateral atau parental ini, kedua orang tua maupun kerabat dari ayah-ibu itu berlaku peraturan-peraturan yang sama baik tentang perkawinan, kewajiban memberi nafkah, penghormatan, pewarisan.
Dalam susunan parental ini seorang anak hanya memperoleh pertalian keluarga dengan jalan perkawinan. Susunan sistem kekerabatan parental atau bilateral ini juga berlaku pada masyarakat Madura, Kalimantan dan Sulawesi.
Urutan Generasi Masyarakat Jawa
Dilansir detikJateng yang mengutip buku 'Dampak Modernisasi Terhadap Hubungan Kekerabatan di Daerah Jawa Tengah' (1989), dalam masyarakat Jawa ada urutan generasi secara ke atas dan ke bawah.
Generasi Ke Atas
1. Bapak/ibu
2. Simbah
3. Buyut
4. Canggah
5. Wareng
6. Udheg-udheg
7. Gantung siwur
8. Gropak senthe
9. Debog bosok
10. Galih asem
Dalam silsilah generasi ke atas, bapak/ibu (nomor 1) adalah anak/putra dari simbah (nomor 2). Simbah dalam Bahasa Indonesia adalah kakek/nenek. Kemudian, simbah (nomor 2) adalah anak dari simbah buyut (nomor 3). Bisa juga dibilang bahwa simbah buyut (nomor 3) adalah simbah atau kakek/nenek dari bapak/ibu (nomor 1). Begitu seterusnya.
Generasi Ke Bawah
1. Anak/putra
2. Putu/wayah
3. Buyut
4. Canggah
5. Wareng
6. Udheg-udheg
7. Gantung siwur
8. Gropak Senthe
9. Debog bosok
10. Galih asem
Dalam silsilah generasi ke bawah, anak/putra (nomor 1) adalah orang tua (bapak/ibu) dari putu/wayah (nomor 2). Putu dalam Bahasa Indonesia berarti cucu. Dengan demikian, anak/putra (nomor 1) adalah kakek/nenek dari putu buyut (nomor 3). Begitu seterusnya, putu/wayah (nomor 2) adalah orang tua (bapak/ibu) dari putu buyut (nomor 3).
Demikian informasi mengenai sistem kekerabatan masyarakat Jawa. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dil/ahr)