Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Suwondo Nainggolan bakal berkolaborasi bersama seniman Butet Kartaredjasa menggelar acara seni di Polda DIY. Acara tersebut akan diisi pentas seni, pameran lukisan, hingga Pasar Kangen.
Acara bertajuk Wiwitan Poso tersebut akan digelar selama tiga hari, 17-19 Maret. Mereka membuka acara ini terbuka untuk masyarakat secara gratis.
Selama acara berlangsung, Mapolda DIY akan menjadi sebuah galeri seni yang memamerkan lukisan karya seniman asal Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu di halaman akan digelar Pasar Kangen yang akan menghadirkan 100 stand kuliner.
Dikutip dari detikNews, Butet mengatakan bahwa ide untuk membuat acara itu berasal darinya. Gagasan itu disambut oleh Irjen Suwondo yang sudah dikenalnya sejak lama.
"Siapa tahu itu nanti jadi inspirasinya semua Polda, se-Indonesia. Merekatkan interaksi Polri dengan publik," kata Butet, dikutip dari detikNews dalam wawancara belum lama ini.
Menurut Butet, selama acara berlangsung, Mapolda DIY akan disulap menjadi galeri seni. Lukisan karya para seniman akan dipajang di banyak tempat, termasuk ruang tamu Kapolda.
"Kapoldanya bahkan minta, 'Itu ruang tamu saya, Mas, itu gambar-gambar semua dicopot, ganti dengan lukisan-lukisan. Supaya masyarakat nanti bisa masuk ke ruang tamu saya, tahu ruang tamu saya. Keren to," ujarnya.
Sementara itu Irjen Suwondo mengatakan bahwa acara Wiwitan Poso digelar untuk menyambut Ramadan. Acara akan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah upaya pelestarian budaya.
Dia berharap penyelenggaraan acara tersebut membuat kesan 'angker' yang selama ini melekat di kantor polisi menjadi pupus.
"Tapi kalau ujug-ujug berkunjung (ke Polda DIY) kan bingung. Akhirnya kita kemas lah dengan acara Wiwitan Poso ini. Ada pameran lukisan, terus ada Pasar Kangen, ada panggung hiburan juga. Kita mengundang masyarakat masuk supaya mereka melihat Polda itu sebagai sebuah kantor pelayanan," ujarnya, Senin (13/3/2023).
Irjen Suwondo mengatakan, di acara Wiwitan Poso, nantinya juga bakal ada panggung hiburan. Panggung hiburan ini bersifat sederhana, menonjolkan kebersamaan, bukan kemegahan. Nantinya tidak hanya budaya Jawa yang ditampilkan, tapi juga budaya dari Papua, NTT, Sumut, dan lainnya. Musisi-musisi jalanan juga dilibatkan.
"UKM-UKM juga kita libatkan. Itu ada sekitar 100-an disiapkan (tempat) gratis. Jadi mereka bisa interaksi jual beli. Jadi jelang bulan puasa bisa dapat rezeki lah. Seniman dapat rezeki, UMKM dapat rezeki," kata lulusan Akpol '94 itu.
(ahr/dil)