Mengenal Bleketepe, Anyaman Daun Kelapa Simbol Acara Pernikahan

Dinda Leo Listy - detikJateng
Kamis, 08 Des 2022 15:18 WIB
Ilustrasi. Penjual janur di Lamongan. Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim
Solo -

Rangkaian acara pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Sofia Gudono telah dimulai. Usai semakan Al-Qur'an dan pengajian hari ini, acara akan dilanjutkan dengan pemasangan bleketepe dan siraman pada Jumat (9/12/2022) besok. Apa itu bleketepe? Berikut penjelasannya.

Tentang Bleketepe dan Tarub

Menurut jurnal 'Tarub dan Perlengkapannya Sarat dengan Makna dan Filosofi' (Teknobuga Vol 2 No 1, 2015), bleketepe berarti anyaman daun kelapa. Pemasangan bleketepe termasuk dalam serangkaian acara pemasangan tarub.

Tarub atau tarup dalam Bahasa Indonesia berarti atap untuk sementara selama upacara berlangsung. Pemasangan Tarub termasuk salah satu dari adat budaya pengantin Jawa.

Dalam jurnal karya Endang Setyaningsih, peneliti dari Fakultas Teknik UNNES, itu disebutkan bahwa budaya pemasangan tarub dengan segala kelengkapannya bermula dari zaman Islam masuk ke tanah Jawa.

Kata tarub dipengaruhi oleh Bahasa Arab, yaitu dari kata ta'aruf atau taaruf yang berarti perkenalan atau silaturahmi dalam rangka perjodohan. Tarub juga dikenal sebagai akronim dari frasa Bahasa Jawa, ditata ben ketok murup (ditata biar kelihatan bersinar).

Zaman dulu tarub dibuat oleh para tetangga dan sanak kerabat. Mereka bergotong royong membuat tambahan bangunan bertiang bambu wulung dan beratap anyaman daun kelapa hijau. Anyaman daun kelapa tersebut dalam Bahasa Jawa dinamakan bleketepe.

Pemasangan Bleketepe Lestarikan Adat

Tarub dari masa ke masa mengalami perkembangan dengan aneka bentuk dan variasi serta asal bahannya. Sekarang, sebagian besar dari tarub sudah diganti dengan tenda.

Namun upaya melestarikan adat memasang tarub dan tuwuhan (hasil bumi) hingga kini masih dipertahankan, yaitu dengan memasang bleketepe dengan tuwuhan pada bagian pintu masuk area perhelatan.

Menurut jurnal 'Tradisi Pernikahan Adat Jawa Keraton Membentuk Keluarga Sakinah' (Ibda' Vol 15 No 1, 2017), pasang tarub sebagai tanda resmi bahwa pihak keluarga mempelai pria atau wanita akan mengadakan hajatan.

Makna Dibalik Tarub

Dalam jurnal karya Safrudin Aziz, peneliti dari IAIN Purwokerto, itu disebutkan bahwa hakikat tarub tidak sekadar sebagai hiasan. Tarub juga sebagai lambang suatu permohonan dan harapan agar cinta dalam kehidupan rumah tangga kedua mempelai bakal murub atau menyala terus.

Melansir dari jurnal Safrudin, tarub memiliki ciri khas yang melekat yaitu didominasi oleh hiasan janur, hiasan warna-warni, dan benda-benda lain yang dapat menambah suasana asri. Pemasangan tarub dilakukan pada 2-3 hari sebelum hajatan.

Sederet kelengkapan tarub ada di halaman selanjutnya.




(dil/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork