Ada beberapa acara adat yang bakal digelar dalam pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, dengan Erina Gudono. Di antaranya tradisi Begalan. Apa itu Begalan? Simak selengkapnya di sini.
Untuk diketahui, Loji Gandrung bakal menjadi titik start kirab pernikahan Kaesang-Erina. "Audiens terbatas, sekitar 300 (orang). Konsepnya katanya Ibu (Iriana) kan Pesta Rakyat. Biar ikut merasakan kebahagiaan," kata Art Director Asmoro Decoration, Pandji Vasco Da Gama, Selasa (29/11/2022).
Pihaknya sudah menyiapkan beberapa acara adat. "Ada tumplak punjen, nanti di dalamya ada tradisi Begalan yang isinya perabotan rumah tangga yang dibawa oleh penari dari ISI," ujar Panji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentang Tradisi Begalan
Dikutip dari jurnal 'Konsep Keluarga Sakinah Dalam Tradisi Begalan' (Al-Ahwal Vol 7 No 1, 2014), Begalan merupakan salah satu tradisi dalam perkawinan adat masyarakat Banyumas.
Begalan berasal dari kata begal yang berarti perampok. Namun, Begalan bukanlah berarti demikian. Begalan merupakan ritual kesenian yang bermakna selamatan atau ruwatan.
Dalam jurnal karya Syarif Hidayat itu dijelaskan, Begalan adalah salah satu syarat (krenah/pengruwat) untuk menghindari kekuatan-kekuatan gaib yang dapat mengganggu dan mengancam keselamatan, terutama pada kedua mempelai pengantin.
Begalan dipertunjukkan untuk melengkapi upacara pernikahan. Kesenian ini dianggap sebagai tolak bala sekaligus berisi pesan dari leluhur kepada calon pengantin.
Menurut jurnal tersebut, Begalan dimainkan dua orang yang memerankan tokoh Joko Kelantung dan Joko Sengkolo. Ada berbagai perlengkapan yang dibawa.
Dikutip dari jurnal hukum keluarga Islam Al-Ahwal (2014: 87) itu, beberapa perlengkapan Begalan di antaranya pedang wlira (alat pemukul dari pohon pinang) dan brenong kepang (alat-alat dapur).
Brenong kepang terdiri dari wangkring atau mbatan (alat pikul), ian ilir (kipas anyaman), kukusan (penanak nasi dari bambu), kekeb (tutup kukusan), tali, centhong (penyendok nasi dari batok kelapa), irus (penyendok sayur dari batok kelapa), siwur (gayung dari batok kelapa), pari (padi), muthu-ciri (cobek), kendhil (periuk).
Semua alat tersebut memiliki makna filosofis yang dinarasikan melalui dialog Banyumasan. Simbol alat dapur atau brenong kepang mengandung simbol bajang sawan (godaan dan gangguan) yang akan merintangi perjalanan hidup kedua mempelai dan tata cara hidup berumah tangga yang baik.
Dalam pelaksanaannya, brenong kepang dijelaskan satu per satu melalui dialog tanya jawab kedua pemeran. Selanjutnya, digambarkan bajang sawan di dalam brenong kepang tersebut dihilangkan dengan jalan dirampas, yang kemudian diperebutkan oleh penonton.
"Simbol-simbol dalam begalan ini bertujuan untuk menghilangkan bajang sawan yang akan merintangi perjalanan hidup kedua mempelai," tulis Syarif Hidayat dalam jurnalnya.
(dil/ams)