Serat Primbon Mangkuprajan koleksi Museum Radya Pustaka Solo juga menyimpan sejumlah mantra pengobatan. Ada mantra untuk mengobati sakit gigi di manuskrip berusia lebih dari 2 abad ini.
Penerjemah di Museum Radya Pustaka Surakarta Totok Yasmiran menjelaskan di serat tersebut dijelaskan bacaan dan langkah untuk penyembuhan.
Dalam transliterasi kitab itu dalam tulisan latin, mantra itu berbunyi, "Punika jimat darapon aja lara untune tinulis ing kertas ingbong awune ingambil ginawe sinyik iku ngajimate."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantra penyembuh sakit gigi ini dituliskan pada kertas kemudian dibakar. Abu kertas lalu diusapkan ke gigi yang sakit.
Apabila dilihat, jimat-jimat itu terdiri dari huruf, angka maupun pola tertentu. Seringkali jimat tidak dapat dibaca apalagi dipahami.
"Ada jimat mantra yang tulisannya memang tidak bisa dimaknai. Ada angka, ada huruf Arab, ada gambar, kadang ditulis dalam kotak," ujar penerjemah Museum Radya Pustaka, Totok Yasmiran, saat ditemui detikcom di kantornya, beberapa waktu lalu.
Menurut Totok, doa, mantra maupun jimat itu terpengaruh Kitab Mujarobat. Kitab itu berisi tentang pengobatan spiritual dari Timur Tengah.
"Saya tekankan, ini kalau ditelusuri memang tidak ada tuntunannya dari Nabi (Muhammad). Tidak bisa diilmiahkan juga. Mungkin orang dulu pernah mencoba dan berkhasiat, lalu dicatat," tuturnya.
Tentang Serat Primbon Mangkuprajan
Serat Primbon Mangkuprajan ditulis seorang patih pada masa pemerintahan raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono IV, KRA Mangkupraja. Kitab itu ditulis dalam dua tulisan, yakni huruf Jawa kuno dan pegon.
Pegon merupakan bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab. Pada bagian yang ditulis dengan pegon, cetakan halaman dibuat terbalik.
Dari segi isi, manuskrip yang ditulis sekitar 1785-1815 itu terdiri dari 28 bagian. Isinya merupakan kompilasi dari catatan-catatan Mangkupraja tentang berbagai hal.
"Isinya bermacam-macam. Ada catatan tentang Keraton Kasunanan Surakarta, suluk 20 sifat Allah," kata Totok Yasmiran.
Tak hanya itu, tertulis pula di dalamnya tasawuf Islam, doa hingga mantra dan soal pengobatan. "Terdapat pula sedikit catatan mengenai peristiwa yang dialami sang penulis," imbuh Totok.
(aku/ams)