Turu Viral di TikTok, Berikut Varian Kata Tidur dalam Bahasa Jawa

Turu Viral di TikTok, Berikut Varian Kata Tidur dalam Bahasa Jawa

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 01 Nov 2022 12:18 WIB
Ilustrasi tidur dengan kipas angin menyala
Ilustrasi tidur. Foto: Getty Images/iStockphoto/invizbk
Solo -

Kata 'turu' menjadi trending di media sosial belakangan ini, terutama di TikTok. Turu merupakan kata dari Bahasa Jawa yang berarti tidur.

Namun, turu yang viral ini bukanlah tidur dalam arti sebenarnya, melainkan rekaman video yang menampilkan orang-orang sial yang terjatuh hingga terlentang atau tengkurap seperti orang tidur.

Antara Turu, Tilem, dan Sare

Seperti diketahui, secara garis besar ada tiga tingkatan dalam Bahasa Jawa, yaitu ngoko, madya, dan krama. Penggunaan tingkat tutur itu ditentukan oleh faktor usia, status sosial, kekerabatan, kebangsawanan, tingkat pendidikan, hingga konteks percakapannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tiga tingkat tutur tersebut, turu merupakan kata dari Bahasa Jawa ragam ngoko. Kata turu biasa digunakan untuk menyebut teman dekat atau orang sebayanya yang sedang tidur.

Satu tingkat di atas turu ialah kata 'tilem'. Tilem termasuk kata dalam Bahasa Jawa ragam Krama Madya. Tilem merupakan bahasa halus atau sopan dari turu. Kata tilem digunakan untuk menggambarkan orang lebih tua yang sedang tidur.

ADVERTISEMENT

Dua tingkat di atas kata turu ialah 'sare'. Sare termasuk kata dalam Bahasa Jawa ragam Krama Inggil, lebih halus dan sopan dari kata tilem. Fungsinya sama, kata sare untuk menggambarkan orang yang lebih tua atau orang yang dihormati sedang tidur.

Varian Turu dalam Bahasa Jawa Gaul

Turu dalam Bahasa Jawa tak hanya punya padanan kata tilem dan sare. Dalam bahasa prokem atau slang Jawa, terutama di Jawa Tengah, kata turu dalam ragam ngoko memiliki banyak varian atau jenis.

Tidak ada aturan yang baku untuk tiap modifikasi kata turu dalam bahasa gaul yang biasa dipakai kalangan anak muda tersebut.

Contohnya, ngebo, micek, mbangkong, hingga mbathang. Ngebo biasa digunakan untuk menyebut orang yang tidurnya terlalu lama sehingga mirip kerbau atau kebo dalam Bahasa Jawa.

Sama seperti ngebo, mbangkong juga digunakan untuk menyebut orang yang tidur terlalu lama sehingga mirip bangkong atau katak besar.

Adapun micek merupakan kata ganti tidur yang bernada kasar. Kata micek berasal dari kata picek atau buta. Hampir sama dengan micek, mbathang juga varian dari kata tidur yang bernada kasar.

Mbathang berasal dari kata dasar bathang atau bangkai, maksudnya menggambarkan seseorang yang tertidur sampai seperti bangkai karena tidak mudah bangun meski ada bermacam gangguan di sekitarnya.




(dil/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads