Bagi masyarakat Jogja, istilah dab, japemethe, dagadu, dan lain-lain tentu sudah tak asing di telinga. Namun, bagi pendatang atau wisatawan, istilah yang tercipta dari sistem bahasa walikan Jogja itu tentu membingungkan. Apa itu bahasa walikan Jogja? Berikut penjelasan selengkapnya.
Tentang Bahasa Walikan Jogja
Bahasa walikan Jogja merupakan salah satu bahasa pergaulan atau prokem khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menurut jurnal Memahami Basa Walikan dalam Membentuk Identitas Komunitas Masyarakat Kampung Badran, Yogyakarta (Interaksi Online Vol 7 No 4, 2019), bahasa walikan Jogja sudah banyak berkurang penuturnya alias sudah jarang digunakan dalam percakapan di masa sekarang.
Dalam jurnal karya Gusti Purbo Darpitojati dan Dr Turnomo Rahardjo, M.Si, peneliti dari Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang, bahasa walikan Jogja menggunakan acuan aksara Jawa dengan melompati urutan abjadnya sebanyak dua kali untuk menentukan aksara apa yang akan dipakai untuk mengganti suku kata dari kata yang ingin diubah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahasa Gaul Jogja pada Era 80-an
Penjelasan lebih detail mengenai bahasa walikan Jogja bisa disimak dalam buku Urip Mung Mampir Ngguyu: Telaah Sosiologis Folklor Jogja karya Sidik Jatmika. Menurut buku yang dikutip detikNews pada 2019, konon pengguna awal bahasa walikan Jogja adalah para gentho, gali, garong, alias preman.
Dalam buku itu disebutkan, para preman dulu menggunakan bahasa ini supaya percakapan mereka tidak diketahui otoritas Orde Baru (Orba). Namun, bahasa walikan Jogja ini lambat laun dipahami kalangan umum.
Tapi ada pula versi sejarah heroiknya yang juga populer, bahwa bahasa walikan Jogja digunakan pejuang kemerdekaan agar percakapan mereka tak dipahami penjajah Belanda. Entah, versi mana yang benar.
Yang pasti, bahasa walikan Jogja menjadi bahasa gaul anak muda pada era 1980-an. Bahasa walikan Jogja berbeda dengan bahasa walikan Malang Jawa Timur yang caranya langsung dibalik lewat cara bacanya. Misalnya, di Malang kata 'mas' dibalik menjadi 'sam'.
Tapi dalam bahasa walikan Jogja, kata 'mas' berubah menjadi 'dab'. Kok bisa? Begini rumusnya.
Rumus menggunakan bahasa walikan Jogja ada di halaman selanjutnya...
Cara Menggunakan Bahasa Walikan Jogja
1. Pahami baris Aksara Jawa
(1) Ha Na Ca Ra Ka
(2) Da Ta Sa Wa La
(3) Pa Dha Ja Ya Nya
(4) Ma Ga Ba Tha Nga
2. Balik Barisnya
Bila hendak menerjemahkan kata dalam bahasa Jawa ke bahasa walikan Jogja, baliklah huruf-huruf di baris (1) ke huruf di baris (3), juga sebaliknya. Dan, baliklah huruf di baris (2) ke huruf di baris (4), berlaku pula sebaliknya.
Ambil satu contoh kata sapaan 'mas'. Kata 'mas' dalam penulisan Aksara Jawa berarti memerlukan huruf Ma dan huruf Sa. Cermati huruf Ma dan Sa pada baris Aksara Jawa di atas.
Ma berada pada baris (4). Maka Ma harus dibalik ke huruf yang ada di baris (2) yang sejajar. Perhatikanlah, huruf yang sejajar dengan Ma di baris ke (2) adalah huruf Da.
Sa berada pada baris (2). Maka Sa harus dibalik ke huruf yang ada di baris (4) yang sejajar. Huruf yang sejajar dengan Sa di baris (4) adalah huruf Ba. Sehingga, Ma dan Sa (Mas) dibalik menjadi Da dan Ba (Dab). Mas=Dab.
Penerjemahannya tentu tidak kaku. Bila sulit diucapkan bisa dimodifikasi. Toh ini bahasa gaul, bukan ketepatan yang jadi utama, tapi kemudahan dalam melafalkannya.
Bagi yang kurang akrab dengan bahasa Jawa dan Aksara Jawa, cara menggunakan bahasa walikan Jogja tentu memusingkan. Daripada pusing membalik kata sendiri, hapalkan saja kata-kata yang sudah populer dalam bahasa walikan Jogja berikut ini.
Kata Populer dalam Bahasa Walikan Jogja
Berikut ini beberapa katadari bahasa walikan Jogja, termasuk kata-kata vulgar yang perlu kamu tahu supaya paham kalau ada orang yang sedang mengumpat:
- poya: ora (tidak)
- mothig: duwit (uang)
- haha: papa (apa-apa)
- dagadu: matamu
- dab: mas
- pahin: apik
- japemethe: cah'e dewe (teman sendiri/anggota kelompok)
- dosing: mobil
- pisu: ibu
- sahan: bapak
- haladh: pangan (makan)
- soco: bojo (istri/pacar)
- hongibi/hongib: polisi
- patub: agus (nama populer pria Jawa)
- lotse: minum (minum, biasanya minuman keras)
- pagob: atos (keras, menyebut watak seseorang)
- pabu: asu (anjing)
- saciladh: bajingan, dan masih banyak lagi.