Meriahnya Arak-arakan Meron Peringati Maulid Nabi di Sukolilo Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 09 Okt 2022 14:59 WIB
Warga Sukolilo,Kabupaten Pati, mengarak gunungan dalam tradisi Meron, Minggu (9/10/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Warga Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, jawa Tengah menggelar Tradisi Meron untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hari ini. Ada 13 Meron yang dikirab dan jadi rebutan warga.

Meron merupakan gunungan yang biasa dibuat dalam kegiatan garebek. Meron terdiri dari tiga bagian, yakni mustaka, gunungan, dan ancak.

Bagian mustaka terdapat rangkaian bunga dan jagoan. Lalu bagian gunungan terdiri dari mancungan, ampyang curur, dan once. Selanjutnya bagian ancak terdapat ancak tiga, daun wandiro, ancak dua dan ancak satu.

Selain itu juga ada hasil bumi dan kerupuk ampyang. Acara upacara Tradisi Meron digelar di Masjid Desa Sukolilo.

Pantauan detikJateng di lokasi kirab, tradisi meron dimulai sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu (9/10). Meron atau gunungan berjejer di sepanjang jalan Sukolilo-Grobogan. Arus lalu lintas pun dialihkan karena ada penyelenggaraan tradisi tersebut.

Setelah didoakan, belasan meron itu lantas diperebutkan oleh warga yang hadir dalam kegiatan tersebut

Pembaca sejarah Meron, Ali Zuhdi mengatakan kata meron dalam bahasa Kawi memiliki arti gunung. Sedangkan dalam bahasa Arab, meron memiliki arti kemenangan.

"Kata meron dalam bahasa Kawi berarti meru yakni gunung. Jadi meron adalah perlengkapan upacara berbentuk gunungan. Adapun dalam bahasa Jawa Kuno, meron atau merong berarti mengamuk, saat itu suasana peperangan. Dalam bahasa Arab, meron adalah mikraj yang berarti ke atas atau kemenangan," kata Ali saat membacakan sejarah Tradisi Meron di lokasi, Minggu (9/10/2022).

Dia mengatakan tradisi meron diadakan dengan tujuan melestarikan tradisi budaya masyarakat secara turun temurun dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga sebagai wahana meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Asal-usul Tradisi Meron di Sukolilo

Menurutnya asal usul tradisi meron tidak diketahui secara pasti. Namun ada cerita legenda yang turun temurun di Desa Sukolilo. Yakni kisah dari Suro Kadam.

"Upacara tradisi Meron di Sukolilo diadakan kali pertama pada masa pemerintahan Kesultanan Mataram pada permulaan abad ke-17," ujar Ali.

"Demang di Sukolilo pada saat itu ada lima bersaudara yakni Suro Kadam, Suro Kerto, Suro Yudo, Suro Tirto, dan Suro Wijoyo, karena kelima laki-laki maka dikenal dengan Pandawa Lima," sambung dia.

Ali Zuhdi menerangkan Suro Kadam tertua dari lima saudara berniat untuk ke Kesultanan Mataram. Sebab leluhurnya dulu berasal dari Mataram. Singkat cerita Suro Kadam sedang beristirahat di Alun-alun Mataram. Dia melihat ada prajurit lari karena ada gajah mengamuk.

Kisah Suro Kadam menaklukkan gajah di halaman selanjutnya




(ahr/ams)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork