Warga Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar tradisi apitan dalam rangka sedekah bumi. Warga melakukan kirab dengan mengendarai kuda menuju ke makam leluhur.
Pantauan di lokasi, Kamis (23/62022) acara mulai sekitar pukul 09.00 WIB di Balai Desa Ngemplak. Acara begitu meriah diiringi dengan tabungan barongan warga setempat.
Bupati Kudus HM Hartopo hadir dalam acara itu. Selepas seremoni, belasan delman menuju ke makam leluhur Desa Ngemplak. Warga yang naik delman pun tampak mengenakan pakaian adat Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Ngemplak, Safii, mengatakan kirab ini merupakan rangkaian puncak sedekah bumi. Menurutnya ada rangkaian acara pameran UMKM hingga pentas seni di Desa Ngemplak.
"Tujuan kami sedekah bumi kirab ini adalah rangkaian apitan yang dilakukan setiap tahun, diawali ekspo UMKM dari Minggu sampai Rabu alhamdulillah antusias masyarakat besar sekali," ujar Safii kepada wartawan di lokasi, Kamis (23/6/2022).
Menurutnya kirab ini mulai dari kantor desa kemudian berkeliling ke permukiman warga. Setelah itu menuju ke makam leluhur desa setempat.
"Cikal bakal yaitu Mbah Buyut Sipah kita datangi ke sana, karena ada leluhur yang ada di Desa Ngemplak. Terus ada salat Dhuhur," ujar dia.
"Mudah-mudah bisa capai menjadi harapan masyarakat lebih baik, lebih maju, pertanian yang semula rendah di Kecamatan Undaan, semoga lebih produktif lagi," sambung Safii.
Dia menjelaskan rangkaian acara sedekah bumi digelar sederhana. Sebab Safii mengaku terkendala dengan anggaran karena berdampak pandemi virus Corona atau COVID-19. Alhasil hiburan wayang yang sediakan digelar, tahun ini ditiadakan karena keterbatasan dana.
"Kami melaksanakan kegiatan ini musim COVID-19 tidak ada anggaran seperti biasa, anggaran kami cuman Rp 19 juta, supaya bisa meriah menggandeng LKD untuk memeriahkan anggaran, kedua kali dengan anggaran itu LKD supaya mengirim edukasi ditampilkan di masyarakat, disampaikan melalui karang taruna, kegiatan olahraga, alhamdulillah tingkat RT berjalan dengan baik," terang dia.
Diwawancara dalam kesempatan yang sama, Bupati Kudus HM Hartopo menjelaskan tradisi apitan dalam rangka sedekah bumi merupakan wujud syukur hasil bumi. Hartopo pun berharap agar hasil bumi petani tahun depan lebih produktif.
"Kirab budaya salah satu rangkaian terakhir tradisi ritual setiap tahun, tentunya di dalam ritual masyarakat berharap kita mensyukuri hasil bumi, yang selama ini produktif dan menyejahterakan masyarakat," ujar Hartopo kepada wartawan di lokasi siang ini.
"Sebentar lagi panen dan harapannya terbaik. Potensi desa agar digali, dari tentunya semua elemen di desa ikut menggali memberikan masukan, bumi desa dimanfaatkan secara maksimal," pungkas dia.
(sip/sip)