Respons BP BUMN Usai Indofarma PHK Massal

Nasional

Respons BP BUMN Usai Indofarma PHK Massal

Heri Purnomo - detikJateng
Jumat, 07 Nov 2025 14:10 WIB
Ilustrasi PHK
Ilustrasi PHK. Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Solo -

PT Indofarma Tbk (INAF) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 413 karyawan pada 15 September 2025. Saat itu karyawan yang tersisa tinggal 3 orang. BP BUMN pun angkat bicara mengenai hal tersebut.

Dilansir detikFinance, Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf menyampaikan bahwa langkah penyehatan telah dilakukan pada Indofarma.

"Kan beberapa waktu lalu ada langkah penyehatan," kata dia saat ditemui di Kantor Pertanian, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ma'ruf mengatakan, Danantara melalui PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM sudah turun tangan. Tapi ia belum mendapat kabar terbaru.

"Ini udah di-ases sama Danantara, sama DAM," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Belum dapat laporan saya," sambung dia.

Sebelumnya, manajemen Indofarma mengatakan PHK massal dilakukan dalam rangka melaksanakan efisiensi biaya operasi. Penyesuaian jumlah tenaga kerja dilakukan dengan model bisnis terbatas sehingga kegiatan operasional diharapkan dapat berlangsung lebih efisien.

"Pada tanggal 15 September 2025 perseroan telah melaksanakan rightsizing terhadap karyawan dengan jumlah 413 orang, sehingga praktis per tanggal 15 September 2025 jumlah karyawan adalah 3 orang," tulis manajemen Indofarma dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (7/11/2025).

Setelah PHK massal itu, perseroan membuka rekrutmen karyawan baru sebanyak 18 orang pada akhir September 2025. Jumlah karyawan Indofarma pun bertambah dari 3 orang menjadi 21 orang.

"Pada akhir September 2025 perseroan melakukan rekrutmen ulang karyawan sejumlah 18 orang sehingga jumlah karyawan per 30 September menjadi 21 orang," tutur Indofarma.

Indofarma menjelaskan, penambahan karyawan akan disesuaikan dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjalankan model bisnis terbatas, sesuai Putusan Homologasi.

Untuk diketahui, pada 15 September 2025 Indofarma mendapat pinjaman dari holding BUMN farmasi, PT Bio Farma sebesar Rp 220 miliar. Utang itu dipakai untuk mendukung efisiensi biaya operasi perseroan.

"Dengan pelaksanaan program ini, perseroan diharapkan dapat menata beban usaha secara lebih proporsional sekaligus menjaga keberlangsungan usaha di masa mendatang," jelasnya.




(dil/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads