Purbaya Yakin Anak Buah Tahu Rp 285,6 T Dana Pemerintah di Deposito Berjangka

Nasional

Purbaya Yakin Anak Buah Tahu Rp 285,6 T Dana Pemerintah di Deposito Berjangka

Anisa Indraini - detikJateng
Jumat, 17 Okt 2025 14:06 WIB
Purbaya Yakin Anak Buah Tahu Rp 285,6 T Dana Pemerintah di Deposito Berjangka
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: Heri Purnomo/detikcom)
Solo -

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti dana pemerintah yang ditempatkan pada instrumen deposito berjangka hingga mencapai Rp 285,6 triliun per Agustus 2025. Dia yakin anak buahnya tahu tapi tidak ada yang mengaku.

Dikutip dari detikFinance, Purbaya mengatakan masih dilakukan investigasi soal asal-usul dana itu. Dia sudah tanya anak buahnya namun jawabannya tidak tahu.

"Kita masih Investigasi itu uang apa. Kalau saya tanya anak buah saya, mereka bilang nggak tahu, tapi saya yakin mereka tahu," ujar Purbaya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purbaya menyebut ada dugaan permainan bunga untuk mendapatkan imbalan hasil atau return. Dia belum mengetahui asal dana itu dari lembaga di bawah kementrian atau bukan.

ADVERTISEMENT

"Itu kan naruh uang di deposito untuk dapat bunga, kan? Saya nggak tahu itu uang lembaga-lembaga di bawah kementerian atau yang lain. Tapi setahu saya si biasanya kan bank ngasih kode yang jelas, kalau uang pemerintah kan uang pemerintah kan. Saya akan periksa nanti," jelasnya.

Dana itu, lanjut Purbaya, ditempatkan di bank-bank komersial termasuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Dengan ditempatkannya uang yang diduga milik pemerintah pusat itu di simpanan berjangka, ia mengaku rugi.

"Ada kecurigaan mereka main bunga. Di banyak bank komersial kita, Himbara mungkin. Tapi, saya akan investigasi lagi itu uang apa sebetulnya. Dulu itu dianggapnya uang pemerintah pusat, di situ ditulisnya. Bisa saja LPDP dan seterusnya. Harusnya si terpisah kan. Nanti saya akan cek, itu uang apa sebetulnya. Itu terlalu besar kalau ditaruh di deposito seperti itu," jelas Purbaya.

"Karena pasti return dari bank-nya kan lebih rendah dari bunga yang saya bayar untuk obligasi, kan? Pasti saya rugi kalau gitu. Saya cek betul," imbuhnya.




(aap/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads