Tarif impor AS 19 persen untuk Indonesia dan tarif nol untuk barang AS yang masuk Indonesia akan segera diberlakukan. Apakah akan berdampak ke produk buatan dalam negeri?
Saat ditanya soal itu, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menjawab barang dari Amerika Serikat (AS) yang masuk tidak diproduksi di Indonesia dan dibutuhkan.
"Produk Amerika yang masuk, produk yang kita butuhkan, gandum, kemudian kedelai, kemudian minyak, terus sparepart pesawat. Itu kan kita tidak produksi," kata Budi usai meninjau pabrik jamu Sido Muncul di Semarang, Jumat (25/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menjelaskan tarif 19 persen untuk barang dari Indonesia di AS sudah cukup bagus karena banyak negara lain yang dikenakan tarif lebih tinggi. Menurutnya hal itu bisa dimanfaatkan untuk memperkuat persaingan.
"Sampai sekarang 19 persen, sebentar lagi (berlaku), 1 Agustus. Kalau masih tetep itu ya bagus ya. Artinya kita itu di ASEAN bagus, mungkin sama dengan Filipina 19 persen. Tapi kan kita banyak kesempatannya di Amerika. Surplus kita, Januari-Mei nomor satu. Surplus Indonesia eksportnya pertama ke Amerika, kedua ke India, itu data Januari-Mei," jelas Budi.
"Akan lebih besar setelah 19 persen ini, ini kesempatan. Kalau dulu bersaing dengan sesama negara kan ada level tarif yang sama, sekarang tarif berbeda, kita dapat tarif murah sementara yang lain di atas," imbuhnya.
Selain itu Budi juga menjelaskan sedang berupaya membuat perjanjian dagang ke sejumlah negara. Saat ini yang sedang gencar diupayakan yaitu ke Afrika.
"Dengan Amerika Latin sedang proses, ada yang sudah, Chile selesai lama. Peru, Agustus selesai. Kita akan kejar ke Afrika, sudah jajaki lama. Afrika maunya per kawasan, biasanya proses lama karena persetujuan antarnegara. Kita ingin coba syarat bilateral, dengan demikian produk Indonesia bisa masuk," terang Budi.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan produk-produk asal AS tidak akan dikenai tarif apa pun atau nol persen saat masuk ke Indonesia.
"Mereka (Indonesia) akan membayar 19 persen dan kami (AS) tidak akan membayar apa pun," ujar Trump sebagaimana dilansir kantor berita Reuters, Rabu (16/7).
"Kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia, dan kami memiliki beberapa kesepakatan yang akan diumumkan," lanjutnya.
(apu/afn)