Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Iran meluncurkan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar. Serangan ini langsung mengundang reaksi pasar, terutama dalam perdagangan energi. Tak heran, harga minyak per barel hari ini menjadi sorotan utama karena sangat sensitif terhadap situasi geopolitik seperti ini.
Dikutip dari laman EBC Financial Group, kondisi geopolitik memengaruhi harga minyak dunia karena menimbulkan ketidakpastian terhadap pasokan. Konflik, sanksi ekonomi, atau ketegangan antarnegara penghasil minyak dapat mengganggu produksi dan distribusi.
Pasar merespons cepat terhadap risiko ini, meskipun belum ada gangguan nyata. Akibatnya, harga minyak bisa naik tajam hanya karena kekhawatiran pasar terhadap potensi krisis energi di masa depan. Ketika kekhawatiran itu reda, harga minyak dunia pun ikut menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, berapakah harga minyak per barel hari ini usai Iran serang pangkalan militer Amerika Serikat yang terletak di Qatar? Mari simak penjelasan lengkapnya!
Harga Minyak Per Barel Hari Ini
Dilansir Reuters, harga minyak dunia turun tajam pada Selasa, 24 Juni 2025. Brent crude anjlok US$2,69 atau sekitar 3,76% menjadi US$68,79 per barel, setara Rp 1.126.747,44 jika dikonversi menggunakan kurs Rp 16.369,80 per dolar AS. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) turun US$2,70 atau 3,94% menjadi US$65,46 per barel, atau sekitar Rp 1.071.742,51.
Penurunan ini terjadi setelah adanya kabar bahwa Iran dan Israel telah sepakat melakukan gencatan senjata. Ketegangan yang sempat memuncak akibat serangan Iran ke pangkalan militer AS di Qatar sempat membuat harga minyak melonjak.
Meski Iran tidak mengganggu jalur pengiriman minyak di Selat Hormuz, kekhawatiran pasar tetap muncul. Selat ini sangat penting karena menjadi jalur sepertiga pasokan minyak dunia. Namun, karena serangan tidak berdampak pada aliran minyak, pelaku pasar mulai mengurangi kekhawatiran. Hal ini menyebabkan 'premi risiko geopolitik' yang sempat melekat pada harga minyak akhirnya menghilang.
Kronologi Serangan Iran ke Pangkalan Militer AS di Qatar
Dikutip dari laporan Al-Jazeera, BBC, CNBC, dan CBS News, pada 22 Juni 2025, Iran meluncurkan serangan langsung ke pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar. Serangan ini merupakan balasan atas serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior Garda Revolusi Iran (IRGC), Kolonel Hassan Sayad Khodayari, di Damaskus, Suriah.
Iran menuduh AS turut bertanggung jawab atas kematian komandan mereka karena dugaan kerja sama intelijen dengan Israel. Dalam pernyataan resminya, Iran menyatakan bahwa setiap negara yang terlibat dalam operasi ini akan menanggung konsekuensinya. Target utama mereka adalah pangkalan militer Al-Udeid di Qatar, yang merupakan markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk kawasan Timur Tengah.
Serangan tersebut dilakukan dengan rudal balistik jarak menengah dan drone bunuh diri. Beberapa rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara AS, tetapi sejumlah lainnya menghantam fasilitas di dalam pangkalan. Laporan awal menyebutkan adanya korban luka di pihak militer AS, tetapi belum ada konfirmasi resmi mengenai jumlahnya.
Pemerintah AS langsung merespons dengan memperketat keamanan di seluruh pangkalan militernya di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan terhadap personel militer AS tidak akan dibiarkan begitu saja. Di sisi lain, Iran memperingatkan bahwa mereka akan terus membalas jika ada serangan lanjutan terhadap kepentingan atau personel mereka.
Qatar sendiri menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri. Namun, posisi Qatar yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS membuatnya berada dalam situasi sulit.
Serangan ini menandai eskalasi besar antara Iran dan AS, serta memperburuk ketegangan yang sudah tinggi. Meski Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran, pihak Iran membantah adanya kesepakatan resmi. Iran menyatakan bahwa mereka baru akan menghentikan serangan jika Israel terlebih dahulu menghentikan agresinya.
Jadi, harga minyak per barel hari ini memang mengalami penurunan setelah serangan pangkalan militer AS di Qatar. Semoga bermanfaat!
(par/apl)