Pegadaian Depok Semarang Diserbu Pembeli, Emas 4,8 Kg Ludes dalam Sepekan

Pegadaian Depok Semarang Diserbu Pembeli, Emas 4,8 Kg Ludes dalam Sepekan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 17 Apr 2025 15:45 WIB
Masyarakat yang tengah membeli emas di Pegadaian Cabang Depok Semarang, Kecamatan Semarang Tengah, Kamis (17/4/202
Masyarakat yang tengah membeli emas di Pegadaian Cabang Depok Semarang, Kecamatan Semarang Tengah, Kamis (17/4/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Pegadaian Cabang Depok Semarang mengalami lonjakan permintaan emas seiring kenaikan harga emas. Dalam sepekan terakhir, penjualan emas di Pegadaian mencapai 4,8 kilogram.

Gerai Pegadaian yang berada di Depok, Semarang, menjadi salah satu tempat yang ramai didatangi masyarakat untuk membeli emas. Warga rela menunggu berjam-jam dan bolak-balik demi untuk mendapatkan emas.

Salah satunya warga Gayamsari, Tia (32). Ia telah menunggu di Pegadaian sekitar 1,5 jam demi membeli emas di Galeri 24.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini saya mau beli emas dengan cara nyicil setahun kurang lebih, soalnya nyari yang cash kosong terus. Jadi ini beli yang 5 gram dapat harga Rp 10 jutaan," kata Tia di Pegadaian Depok, Kecamatan Semarang Tengah, Kamis (17/4/2025).

Tia yang baru pertama kali membeli emas itu mengaku tertarik investasi emas karena melihat harga emas yang kian meningkat. Tia hendak membeli emas untuk anaknya.

ADVERTISEMENT

"Kebetulan karena punya cash, terus mending disimpan di emas saja. Dari kemarin kan ramai harga emas tinggi ya," ujarnya.

Tia pun mengaku sudah mendatangi beberapa toko emas di Kota Semarang. Namun, stok logam mulia habis, sehingga ia memutuskan membeli logam mulia di Pegadaian.

"Kemarin sudah ke mana-mana, ke toko emas, tapi stoknya selalu kosong. Sudah bolak-balik ke sini juga, jadi ya sudah akhirnya pilih yang nyicil saja," lanjutnya.

"Sebelumnya nggak tahu kalau di Pegadaian bisa nyicil emas. Belum pernah sama sekali nyicil emas, karena harganya lumayan beda jauh. Tapi ini dapat potongan katanya," lanjutnya.

Kepala Cabang Pegadaian Depok Semarang, Sri Mahartini mengatakan, lonjakan pembelian emas mulai terasa sejak hari pertama kerja pasca libur Lebaran.

"Dari tanggal 8 April, nasabah langsung membludak. Mereka datang untuk dua keperluan yang satu untuk modal kerja, yang lainnya investasi emas," kata Mahartini.

"Khusus untuk pembelian emas tunai, langsung ludes, terutama produk Galeri 24 dan Antam. Penjualan emas batangan di unit Galeri 24 Pegadaian sudah sampai 4,851 kilogram dalam kurun 8-15 April 2025. Itu fantastis sekali dibanding tahun sebelumnya," lanjutnya.

Mahartini menjelaskan, stok emas Galeri 24 yang ditawarkan Pegadaian bahkan sempat habis setiap hari. Ia mengatakan, meski bukan Antam, Galeri 24 tetap memiliki kualitas yang sama dan telah bersertifikat SNI.

"Kalau Antam itu kan bersertifikat internasional, LBMA. Tapi sekarang masyarakat sudah mulai percaya, yang penting beli di tempat yang aman dan terpercaya," tambahnya.

Menurutnya, kini masyarakat tengah berlomba-lomba menjaga nilai kekayaan dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Mereka merasa emas lebih stabil dibanding menyimpan dalam bentuk tunai.

"Sekarang animo masyarakat tinggi, mungkin karena perekonomian masyarakat Indonesia tidak baik-baik saja, kemarin ada inflasi," jelasnya.

Tidak hanya penjualan emas, layanan gadai dan cicilan emas juga ikut terdongkrak. Pegadaian mencatat lonjakan omzet hingga Rp 3,4 miliar di hari pertama kerja usai Lebaran.

Sementara untuk pembiayaan cicilan emas, data tanggal 14-15 April mencatat rata-rata harian kredit di angka Rp 252 juta, meningkat 2,97 persen dibanding pekan sebelumnya.

"Jadi sepanjang ini kita sudah ada peningkatan pertumbuhannya sekitar berarti 2,97 persen," jelasnya.

Karena stok emas kerap kosong, banyak nasabah kemudian diarahkan untuk menggunakan skema cicilan. Ia pun menegaskan, membeli emas dengan cara mencicil tetap menguntungkan.

"Beli emas cicilan itu juga menguntungkan. Akadnya mengikat harga saat beli. Jadi meskipun emas naik bulan depan, mereka tetap dapat harga yang sama," jelas Mahartini.




(ahr/apl)


Hide Ads