Warga Semarang Ngeluh Tagihan Listrik Melonjak, PLN: Tak Ada Kenaikan Tarif

Warga Semarang Ngeluh Tagihan Listrik Melonjak, PLN: Tak Ada Kenaikan Tarif

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 13 Apr 2025 14:31 WIB
Ilustrasi Arus Listrik Rumah
Ilustrasi Arus Listrik Rumah. Foto: PLN Jateng
Semarang -

Sejumlah warga mengeluhkan soal lonjakan tagihan listrik rumah tangga setelah program diskon 50 persen berakhir. Merespons hal itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik.

Keluhan itu ramai diperbincangkan saat akun media sosial X, @lag***, menanyakan soal kebenaran adanya kenaikan tarif listrik kepada warganet. Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya mengadakan diskon tarif listrik pada Januari dan Februari 2025.

"Disini apakah ad kelonjakan tagihan listrik jg stelah subsidi yg 50% itu? kaget bgt, stelah promo subsidi abis, tagihan bulan ini jadi 2x lipat pembayarannya," tulis akun itu, dikutip detikJateng, Minggu (12/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan tagihan yang terjadi pada bulan Maret dan dibayarkan pada April ini membuat sebagian pelanggan terkejut. Salah satunya warga Kecamatan Pedurungan, Aditya (33). Pengguna listrik pascabayar 1300 VA itu mengaku tagihan listriknya melonjak tajam.

"Jadi April ini mau bayar listrik tagihan bulan Maret, kaget jadi naik. Listrikku pascabayar 1300 VA, jadi Rp 649.792. padahal sebelum ada diskon itu Rp 411.417," kata Aditya saat dihubungi detikJateng, Miggu (12/4/2025).

ADVERTISEMENT

Aditya mengatakan, dirinya memang menambah satu alat elektronik baru, tapi pemakaiannya tidak intens. Ia juga telah mencoba mengecek pemakaian listrik di meter digital (stand meter).

"Kita juga lagi coba cek pemakaian di stand meter soalnya kok njegleg (melonjak). Januari Rp 370 ribu, Februari Rp 306 ribu, Maret Rp 407 ribu. Padahal pasang AC di Januari," katanya.

Senada diutarakan warga Kecamatan Semarang Selatan, Nada (24). Tagihan listriknya bulan ini mencapai Rp 160 ribu dari rata-rata sebelumnya sekitar Rp 120 ribu.

"Iya ngerasain banget harga listrik naik, bulan ini bayar kaget kok sampai Rp 160 ribu. Biasanya nggak sampai segitu, paling Rp 120-125 ribu. Mentok Rp 130 ribu udah sama biaya admin," ujar Nada.

"Dulu pas diskon cuma bayar Rp 60 ribuan dari yang biasanya Rp 120 ribu, kan ada diskon 50 persen kalau nggak salah, lah pas bayar kemarin kok mundak (naik)," lanjutnya.

Nada berharap mendapat penjelasan yang transparan dari pemerintah.

"Harapannya besok lagi pemerintah kalau ada program gitu dijelaskan lebih detail ke depannya gimana. Jangan ngeprank, dikasih diskon ternyata diskonannya disuruh bayar bulan setelahnya," ucap dia.

Menanggapi keluhan warga tersebut, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Sugeng Widodo menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik.

"Tidak ada kenaikan tarif, kenaikan tagihan pada beberapa pelanggan itu murni disebabkan kenaikan pemakaian. Hal ini tercatat secara teknis pada kWH meter listrik pelanggan secara faktual," kata Sugeng dalam keterangan tertulis.

Menurut dia, saat Ramadan banyak masyarakat yang bangun lebih awal untuk sahur. Ditambah anak-anak yang libur sekolah dan lebih banyak beraktivitas di rumah, sehingga berdampak pada peningkatan konsumsi listrik.

Sugeng menyarankan masyarakat melakukan pengecekan pemakaian melalui aplikasi PLN Mobile yang menyediakan fitur Riwayat Penggunaan bagi pelanggan pascabayar, serta Riwayat Pembelian Token bagi pelanggan prabayar. Jika masih ada keraguan, pelanggan bisa langsung datang ke kantor layanan PLN terdekat.




(dil/dil)


Hide Ads