Cara unik dilakukan warga Desa Pekandangan, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara untuk membayar pajak bumi dan bangunan (PBB). Mereka serentak membayar pajak dengan uang yang ditabung di dalam bambu.
Proses pembayarannya pun dilakukan dengan cara tidak biasa. Menggunakan pakaian adat jawa, warga berjalan per RT dengan membawa bambu yang berisi uang tabungan yang akan digunakan untuk membayar PBB.
Warga juga menghias bambu yang sudah diberi nama setiap wajib pajak agar terlihat menarik. Setibanya di lapangan Desa Pekandangan, warga membuka tabungannya dan membayar PBB ke pemerintah desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Pekandangan, Adi Setyawan, mengatakan, proses pembayaran PBB sehari lunas diberi nama Kirab Pring Pethuk.
"Ini Kirab Pring Pethuk bayar pajak sehari lunas yang ke-4. Dan ini diikuti semua warga ada 10 RT. Dan semua warga membawa bambu yang isinya adalah tabungan untuk membayar PBB," terangnya saat ditemui di lapangan Desa Pekandangan, Kamis (27/2/2025).
Tradisi ini terus dilakukan setiap tahun pada bulan Februari. Ia menyebut pagu pajak bumi dan bangunan untuk Desa Pekandangan mencapai Rp 50 juta.
"Ini memang rutin, jadi bayar pajak langsung lunas dan kita kirabkan. Sampai lapangan bambunya dibuka untuk bayar pajak. Kalau untuk keseluruhan di Desa Pekandangan pagu pajaknya sekitar Rp 50 juta sekian," sebutnya.
Salah satu warga Desa Pekandangan, Sholihah, mengaku adanya tradisi Kirab Pring Pethuk meringankan warga saat membayar pajak. Ia mengaku rutin mengumpulkan uang mulai dari Rp 1 ribu hingga Rp 5 ribu.
"Tradisi ini meringankan warga. Jadi ini sisa dari beli sayuran kadang ada kembalian Rp 1 ribu atau Rp 5 ribu kita masukkan ke bambu," ujarnya.
Bahkan, tidak sedikit yang hasil tabungannya melebihi jumlah yang harus dibayarkan untuk PBB. Biasanya sisa uang di dalam bambu bisa digunakan untuk keperluan lain.
"Banyak juga di sini yang tabungannya melebihi. Jadi misalnya bayar pajaknya Rp 30 ribu, uang yang di dalam bambu sampai Rp 100 ribu. Ini juga lumayan bisa untuk keperluan lain," tambahnya.
(aku/afn)