Mulai 1 Januari 2025 ada penyesuaian jam operasional dan jam tunggu bus Batik Solo Trans (BST). Ada beberapa koridor yang jam operasional BST dipangkas hanya sampai pukul 18.00 WIB.
"Iya mulai besok ada penyesuaian, bukan rute baru, BST tetap ada 12 trayek di 2025. Ada koridor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Feeder juga masih sama sampai koridor 12. Cuma teknis di lapangan Kita lakukan penyesuaian dengan anggaran," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo Taufiq Muhammad dihubungi detikJateng, Selasa (31/12/2024).
Taufiq menjelaskan, untuk koridor 1, koridor 5, dan koridor 6 jam operasional masih tetap sama mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Sedangkan koridor 3 dan koridor 4 jam operasional hanya sampai pukul 18.00 WIB
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi jumlah armadanya kita kurangi dulu 25 unit sekarang 16 unit, jadi waktu antarbusnya beda, dulu 7 menit sekarang 12 menit antarbusnya," jelasnya.
Sedangkan untuk koridor 2, kata Taufiq mengalami pergantian yang awalnya menggunakan bus kini menggunakan feeder.
"Koridor 2 dulu bus, sekarang kita ganti angkot kendaraannya atau feeder karena dalam kota saja, koridor 3 dan 4 juga sama cuma jamnya sampai jam 18.00 WIB sore saja kalau 5 sampai Bekonang tetap ada cuma armadanya kita kurangi sesuaikan dengan budget yang ada dari pusat," bebernya.
Taufiq mengatakan, beberapa koridor yang tidak dipangkas waktunya itu lantaran koridor yang paling banyak digunakan. Sedangkan untuk armada yang tidak digunakan nanti bisa ditarik oleh konsorsium atau Pemkot Solo.
"Ya karena yang dipangkas itu APBD, APBD kita hitung-hitung sampai malam nggak nyandak dan kita evaluasi kita memang pola pergerakan aktivitas di Solo rata-rata jam 6 sore di atas itu sudah mulai sepi dan kita akan kita evaluasi lah nanti," jelasnya.
Ia mengatakan, anggaran dari pemerintah pusat yang dulunya sekira Rp 80 miliar kini menjadi Rp 20 miliar. Sedangkan dari APBD hanya Rp 23 miliar.
"Kalau angka pastinya belum tahu, di sekitaran Rp 20 M, tapi kita belum tahu kemarin nanya-nanya belum di info, Rp 20-an miliar, sebelumnya dengan feeder angkot Rp 80-an miliar, dulu angkot juga APBN sekarang diserahkan ke APBD. APBD sekira Rp 23 miliar," pungkasnya.
(rih/dil)