Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus membuka peluang investasi untuk investor dalam negeri maupun luar negeri. Target investasi masuk ke Jateng tahun ini Rp 64,18 triliun. Sejak Januari hingga September, sudah masuk investasi sebesar Rp 55,11 triliun.
Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Rakhmat Yulianto, mengatakan tantangan Indonesia dalam mencari investor kini lebih besar. Sebelum pandemi COVID-19, Indonesia hanya bersaing dengaan negara berkembang. Kini Indonesia juga bersaing dengan negara maju.
Hal itu disampaikan Rahmat dalam acara Central Java Investment Business Forum (CIBJF) 2024 yang digelar di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Forum itu bertema 'Enhancing Sustainable Growth Trough Green dan Circular Economy'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jateng punya keunggulan SDM, bukan biaya, tapi produktivitas. Ke depan tantangan investasi akan sangat menantang, tidak hanya bagaimana bersaing dengan negara berkembang, tapi juga negara maju. Dari geopolitik saat ini memang pemerintah negara maju berusaha menarik kembali investasi asing," kata Rakhmat dalam sambutannya, Selasa (29/10/2024).
Sementara itu Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana optimistis target investasi masuk di Jateng pada tahun ini bisa tercapai. Nana menjelaskan, target investasi masuk ke Jateng tahun ini Rp 64,18 triliun. Hingga September, sudah masuk investasi senilai Rp 55,11 triliun
"Tahun ini di triwulan ketiga, investasi di Jateng sudah mencapai 79,64 persen dari target. Kami optimis bisa mencapai target," kata Nana.
Nana mencontohkan potensi investasi di Jateng yaitu di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang belum lama ini diresmikan. Di sana sudah ada total 21 investor yang berinvestasi. Lima perusahaan sudah beroperasi, 10 perusahaan masih dalam tahap pembangunan, dan lainnya bersiap memulai pembangunan.
Nana mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng akan meningkatkan pendidikan vokasi untuk pemenuhan kebutuhan pekerja. Dia berharap hal itu juga dilakukan Pemkab dan Pemkot di Jateng.
"Jateng punya daya saing yang kuat seperti infrastruktur, tenaga kerja berkualitas, kebijakan pro investasi yang inovatif, pelayanan perizinan yang mudah, cepat dan terintegrasi," ujar Nana.
Untuk menyambut investor, Jateng sudah memiliki sejumlah fasilitas, di antaranya lima kawasan yaitu Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kawasan Industri Wijayakusuma di Kota Semarang, Jatengland Industrial Park di Demak, dan Aviarna Industrial Park, kawasan industri baru di Kota Semarang.
"Kami menawarkan ada 17 peluang investasi di sektor manufaktur, infrastruktur, agrikultur, energi, dan pariwisata," ucap Nana.
Sementara itu, dalam kegiatan CJIBF 2024 yang dihadiri investor dari dalam dan luar negeri itu juga ada kompetisi proposal terbaik Investment Challange 2024. Ada tiga pemenang dari 19 proposal yang masuk karena dinilai sudah matang dan siap ditawarkan kepada investor. Yang dinilai antara lain nilai investasinya hingga level Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
"Mereka ini sudah clean and clear, sudah benar-benar siap untuk ditawarkan kepada para investor," kata Kepala BI Perwakilan Jateng, Rahmat Dwisaputra.
Proposal terbaik pertama yaitu dari Kabupaten Semarang dengan Pembangunan Rumah Sakit Berbasis Green Hospital. Kedua dari Kabupaten Cilacap, dan ketiga dari Kabupaten Grobogan dengan Pengelolaan Sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).
"Potensinya tentu kami akan lihat, kami tawarkan melalui Kantor Perwakilan BI yang ada di Tokyo, Singapura, maupun di London dan Amerika. Jadi bisa dari Eropa, Asia dan Amerika," terang Kepala BI Perwakilan Jateng, Rahmat Dwisaputra.
(dil/ahr)