Luhut Resmikan Pabrik Katoda Baterai di Kendal: Ini Investasi Luar Biasa!

Luhut Resmikan Pabrik Katoda Baterai di Kendal: Ini Investasi Luar Biasa!

Saktyo Dimas R - detikJateng
Selasa, 08 Okt 2024 12:40 WIB
Menko Marives Luhut B Pandjaitan saat meninjau pabrik PT LBM Energi Baru Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kendal, Selasa (8/10/2024).



Credit 

Saktyo Dimas R
Menko Marives Luhut B Pandjaitan saat meninjau pabrik PT LBM Energi Baru Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kendal, Selasa (8/10/2024). Foto: Saktyo Dimas R/detikJateng
Kendal -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pabrik bahan katoda baterai lithium, PT LBM Energi Baru Indonesia, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kendal hari ini.

Pantauan detikJateng, Selasa (8/10), Luhut tiba di pabrik PT LBM Energi Baru Indonesia sekitar pukul 09.00 WIB dan langsung meninjau sekelilingnya.

Dalam sambutannya, Luhut mengatakan pabrik tersebut memiliki total nilai investasi mencapai US$ 350 juta atau setara Rp 5 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PT LBM Energi Baru Indonesia ini memiliki total investasi senilai US$ 350 juta dan berada di Kawasan Ekonomi Khusus di Kendal. Ini investasi luar biasa dari pabrik katoda baterai lithium," kata Luhut di lokasi, Selasa (8/10/2024).

Luhut berkata, selama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh lagi hanya menjadi eksportir bahan mentah.

ADVERTISEMENT

"Jadi Indonesia harus bisa menciptakan nilai tambah di negeri sendiri dengan membangun industri hilir yang kuat dan menempatkan diri sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global," ujarnya.

"Hilirisasi itu saat ini bukan hanya kata-kata, tetapi strategi besar untuk mempercepat kemajuan Indonesia terutama di sektor yang akan mendominasi masa depan seperti ekosistem kendaraan listrik, electric vehicle (EV)," sambung Luhut.

Disebutkan, PT LBM Energi Baru Indonesia mampu memproduksi LFP (Lithium Iron Phosphate) Cathode Material dengan total kapasitas produksi mencapai 120.000 ton LFP per tahun.

Rencana ekspansi fasilitas produksi bahan katoda LFP oleh PT LBM Energi Baru Indonesia ini merupakan sebuah proyek yang melalui rencana kemitraan investasi strategis antara konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dengan Changzhou Liyuan New Energy Technology, salah satu produsen dan pemasok LFP terbesar di dunia.

"Investasi antara INA dan Changzhou Liyuan New Energy Technology diharapkan akan berperan penting dalam memenuhi permintaan global terhadap baterai LFP, yang didorong oleh semakin meningkatnya penetrasi kendaraan listrik (EV) di seluruh dunia," ucap Luhut.

Kemitraan strategis ini berfokus pada bahan katoda LFP yang mewakili nilai tambah tertinggi dalam rantai nilai baterai, sehingga memungkinkan fasilitas ini untuk memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh pasar yang berkembang tersebut.

Dijelaskan pula, pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan melayani pasar senilai sekitar US$ 10 miliar dalam bahan aktif katoda LFP, sehingga dapat memberikan kontribusi berarti bagi transisi global menuju energi bersih.

"Ini bukan sekadar pabrik, tetapi juga fondasi dari ekosistem EV Indonesia yang terintegrasi. Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithiumnya oleh industri di Indonesia," kata Luhut.

Sementara itu CEO Changzhou Liyuan, Shi Junfeng, menyatakan PT LBM Energi Baru Indonesia sebagai produsen katoda pertama di luar China.

"Pabrik material katoda baterai lithium di Kendal ini merupakan produsen pertama di luar China. Dan awal ini punya arti penting untuk peningkatan keamanan pasokan dari rantai pasok energi baru global," kata Shi Junfeng.

"Proyek ini akan memungkinkan Changzhou Liyuan dan INA mencapai kerja sama strategis yang lebih erat. Ke depannya, Changzhou Liyuan akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi pembangunan Indonesia dan industri energi baru global." Imbuh dia.

Menurut Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, pertumbuhan pesat dalam permintaan LFP yang didorong oleh peralihan global menuju EV dan energi terbarukan ini menghadirkan peluang besar bagi Indonesia.

"Itulah peluang besar bagi Indonesia yang tentunya kami manfaatkan. Dengan membangun kemampuan produksi yang kuat, Indonesia semakin siap memenuhi permintaan yang terus meningkat atas bahan katoda LFP di masa depan," kata Ridha.

Disebutkan pula, sejak beroperasi, pabrik ini telah menyerap 2.000 lapangan kerja, 92% di antaranya tenaga kerja lokal dari Kendal.




(dil/apu)


Hide Ads