Kementerian Pertanian menyebut luasan tanam padi per bulan se-Indonesia masih jauh di bawah target 1 juta hektare. Hingga tanggal 10 September, luasan tanam padi masih di angka 238 ribu hektare. Salah satu faktor penyebabnya yaitu musim kemarau.
"Kita masih 200 ribu-an, masih punya waktu 19 hari. Masih jauh panggang dari api sampai 1 juta," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP) Kementan, Yudi Sastro, di sela Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) di kantor Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Rabu (11/9/2024).
Sedangkan di Jawa Tengah, pada bulan Agustus lalu hanya terpenuhi sekitar 65 ribu hektare dari target 100 ribu hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jateng itu seharusnya panen 100 ribu hektare. Di bawah itu, kurang. Kalau bulan lalu tanam 55 ribu, ya kurang. Bulan ini masih kemarau kesanggupan 50 ribu ya kurang dong," ujarnya.
Kondisi tersebut juga terjadi di berbagai daerah di Jawa Tengah. Oleh sebab itu, Yudi menjelaskan pejabat Kementan diperintah untuk turun ke daerah, tidak boleh ada yang berkantor di Jakarta.
"Kita akan olah segera yang masih ada potensi air, kita kejar tanam. Syukur-syukur ini musim hujan bergeser lebih cepat," tegasnya.
Luas tanam tersebut bakal berpengaruh pada cadangan beras di Indonesia. Walau saat ini surplus, namun tidak bisa untuk cadangan dalam waktu lama. Salah satu solusi jangka panjang yaitu membuka lahan sawah baru di luar Jawa.
"Dengan pertumbuhan penduduk saat ini, mungkin ada lahan sawah abadi tapi lajunya tidak akan bisa dihindari. Makanya kebijakan Menteri Pertanian buka lahan sawah baru, di Papua, di Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan. Yang masih banyak potensi lahan," tegasnya.
Ia berharap, jika target bisa terpenuhi maka tidak perlu ada impor lagi. Yudi juga mengatakan kondisi cuaca memang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produksi beras.
"Sebenarnya dengan potensi yang ada tidak perlu impor. Tapi karena kita kan penduduk banyak dan dampak El Nino besar, dari Juli kering, setelah overlap musim kering, belum selesai dampaknya sudah musim kering lagi. Kalau tahun depan hujan normal, Insyallah tidak perlu impor," tegas Yudi.
Dalam percepatan Luas Tambah Tanam itu, tim Satgas Pangan ikut turun mengantisipasi kecurangan. Ketua Satgas Pangan Polri, Brigjen Djoko Prihadi, mengatakan pihaknya mengawal dari hulu ke hilir mengantisipasi hambatan dari orang tidak bertanggung jawab. Satgas Pangan di kepolisian juga dikerahkan hingga tingkat Polsek.
"Proses hulu ke hilir kan banyak. Dari pengiriman benih, pemantauan pompanisasi, pemasangannya. Lengkap satgas sampai tingkat Polsek. Ada penimbunan pupuk, macam-macam, atau hasil panen ke mana," kata Djoko.
(cln/aku)