Pemkot Solo mulai melakukan revitalisasi Pasar Tunggulsari di Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Pengerjaannya menggunakan dana hibah dari Uni Emirat Arab (UEA) sebesar Rp 16,6 miliar.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santosa mengatakan konsep bangunan baru Pasar Tunggulsari akan memadukan arsitektur gaya Arab dan Indonesia.
"Untuk konsep bangunannya arsitek perpaduan Arab dan Indonesia, karena sumber dananya dari UEA. Pembangunan Pasar Tunggulsari ini bersumber dari dana hibah UEA tahun 2024 dengan besarnya Rp 16,6 miliar," kata Agus saat ditemui di Pasar Tunggulsari, Jumat (9/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menjelaskan, pembangunan Pasar Tunggulsari akan dilakukan selama 150 hari dengan masa pemeliharaan 180 hari.
"Nanti berakhirnya tanggal 25 Desember 2024. Konsultan perencana CV Delima, penyedia jasa pembangunan PT Surya Cipta Sarana Pasar Tunggulsari, dan CV Sokogi Reksa Cipta Konsultan menjadi konsultan pengawas," ujar dia.
Menurut Agus, Pasar Tunggulsari akan dibangun menjadi tiga lantai dan terdiri dari 19 kios, 144 los, dan 81 oprokan pedagang.
"Lantai tiga digunakan untuk pelayanan, aula, dan musala. Selama pembangunan, para pedagang sudah menempati pasar darurat di Lapangan Losari. Mereka menempati pasar darurat ketika bangunan Pasar Tunggulsari dibongkar," jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengatakan Pasar Tunggulsari dulunya lokasi pembuangan sampah.
"Dulu di sini untuk pembuangan sampah zaman Orde Baru, konstruksinya beda dengan pasar lainnya, dulu ini banyak sampah plastiknya," kata Teguh.
Dengan konsep yang baru, Teguh ingin Pasar Tunggulsari bisa lebih nyaman dan aman untuk masyarakat.
"(Revitalisasi) Pasar Tunggulsari tidak menggunakan APBN maupun APBD, namun menggunakan dana hibah UEA. Kami berharap pembangunan dengan hibah UEA membawa berkah untuk para pedagang," pungkasnya.
(dil/rih)