Cerita Pebisnis Rental Kerap Lacak Mobil Sewaan di Sukolilo Pati

Cerita Pebisnis Rental Kerap Lacak Mobil Sewaan di Sukolilo Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 12 Jun 2024 16:40 WIB
Jasa pengusaha mobil rental di Pati, Rabu (12/6/2024).
Jasa pengusaha mobil rental di Pati, Rabu (12/6/2024). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Pati -

Bos rental asal Jakarta dihajar massa hingga tewas usai dikira pencuri saat mengambil mobilnya di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukilolo, Kabupaten Pati. Sejumlah pebisnis rental mobil membagikan pengalamannya saat mengambil mobil mereka di daerah tersebut.

detikJateng berkesempatan bertemu dengan salah satu komunitas rental mobil di Pati. Komunitas bernama Pengusaha Jasa Rentcar (PJR) Pati itu dibentuk sejak tahun 2017. Kini ada 16 pengusaha rental mobil di Pati Bumi Mina Tani yang tergabung di komunitas tersebut.

"Kita terbentuk sekitar tahun 2017, kita sudah hampir 7 tahun di sini. Kita di sini ada 16 anggota," jelas Ketua PJR Pati Nur Tejolaksono saat ditemui detikJateng di Pati, Rabu 12/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tejo mengatakan komunitas tersebut terbentuk bermula karena keinginan untuk membuat komunitas antarpengusaha rental mobil di Pati.

"Awalnya ada ide dan gagasan bahwa di kita kok tidak ada komunitas, kalau ada komunitas kan ada kebersamaan sesama satu profesi kita gabung dan alhamdulillah satu visi satu misi inginnya maju bersama dengan asas kekeluargaan," jelas Tejo.

ADVERTISEMENT

Tejo mengatakan menjadi pengusaha rental tidak semudah dibayangkan oleh orang banyak. Kata dia ada risiko mobil rental hilang hingga digelapkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Untuk mengantisipasi beberapa potensi risiko mobil rental dicuri, Tejo mengaku selektif dan ketat melayani jasa rental. Mulai dari adanya identitas lengkap untuk menyewa mobil rental.

"Kita juga sering mengalami seperti itu. Bagaimana pun kita harus sesuai prosedur, yang sudah menjadi AD/ART dari PJR. Bahwa setiap ada permasalahan kita harus tanya kronologinya, nomor dua memang itu pemilik rental, kalau pemilik rental harus ada surat pelepasan unit, harus ada KTP penyewa, harus ada foto penyewa, jadi kalau pas di lapangan tidak terjadi gesekan," terang Tejo.

Tejo mengaku beberapa kali dimintai bantuan adanya mobil rental yang tidak kunjung dikembalikan. Akhirnya dia bersama rombongan datang untuk mengambil mobil rental itu.

Tejo tidak sembrono langsung mengambil mobil rental yang dibawa orang belum dikembalikan atau bahkan sudah digadaikan. Biasanya kata dia saat mengambil mobil tersebut harus berkoordinasi dengan pihak terkait yaitu polisi atau TNI.

"Kita juga berkoordinasi dengan pihak-pihak keamanan contoh kalau ke Polsek, kalau jelas kronologi, kita juga pengurus Desa, Babinsa juga bisa kita kasih pendamping juga," ungkap Tejo.

Sering Urus Mobil di Sukolilo

Wakil Paguyuban PJR Agus Slamet Pamuji mengakui sering adanya permasalahan rental mobil di wilayah Sukolilo, Pati. Namun karena adanya pendampingan, permasalahan mobil rental bisa diselesaikan secara baik tanpa adanya keributan.

"Kalau kita ke Sukolilo kita seringnya ke polsek, jadi biasanya minta pendampingan dari Polsek. Sering kali kita ke Sukolilo bermasalah tapi selalu klir alhamdulillah," kata Agus yang belasan tahun menekuni usaha rental mobil ditemui di Pati.

"Maka dari itu biasanya penyewa yang pertama kali menyewa harus kita didatangkan, misalkan kalau tidak bawa kita ditangkap Babinsa setempat, khusus Sukolilo terus daerah rawan konflik harus ada Babinsa," ungkap Agus.

"Konsumen pertama kali kalau belum ketemu biasanya menghilang beberapa saat, kan ada keluarganya maka prosedur sewa mobil biasanya SOP harus ketat dan jelas, misalkan suami istri foto KTP harus disertakan suami istri, kalau khusus di tempat saya, saya antar ke rumah," Agus melanjutkan.

Agus bahkan memberikan pelayanan ekstra untuk mengantisipasi terjadi risiko pencurian mobil rental. Agus langsung mengantarkan mobil rental ke rumah konsumen. Tujuannya untuk mengetahui rumah konsumen hingga mengenal konsumen di lingkungan masyarakat.

"Satu sebagai bentuk pelayanan kedua sebagai silahturahmi, ketiga kita biar tahu rumahnya. Biasanya kita nganter ke rumah langsung konsumen misalnya orang itu bermasalah tetangganya itu lebih vokal, biasanya orang yang punya salah sedikit tetangganya akan lebih tahu," terang Agus.

Selain itu, Agus menjelaskan jika di komunitas memiliki kesempatan untuk menempel logo di STNK dan mobil rental. Tujuannya untuk mengantisipasi mobil rental yang disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab agar mudah dilacak atau menyelesaikan permasalahan.

"Kalau STNK malahan sudah kita berikan stempel, kadang-kadang sudah berkoordinasi kepada penggadai besar dari ujung ke ujung besar di wilayah Pati sudah berkoordinasi paling tidak ada logo PJR kita dikasih tahu," jelasnya.

"Makanya di mobil PJR itu ada logo semua, logo PJR dan lainnya. Biasanya yang pinjam ini yang pintar biasanya dilepas, tapi untuk STNK kan tidak bisa ditipu, semuanya STNK dikasih setempel PJR semuanya," ungkap Agus.

Diberitakan sebelumnya, pemilik rental mobil berinisial BH (52) warga Jakarta, tewas dimassa warga karena dikira maling saat mengambil mobilnya yang hilang di Sukolilo, Kabupaten Pati, Jumat (7/6) lalu. Tiga teman korban yang tak luput dari amuk massa, dirawat di rumah sakit dalam kondisi babak belur.

Diketahui, korban BH (52) warga Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, datang bersama tiga orang temannya. Ketiganya yakni SH (28) warga Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta Barat, KB (54) warga Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Tegal dan AS (37) Warga Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Keempatnya menjadi korban pengeroyokan karena dikira mencuri mobil warga di Sumbersoko, Sukolilo. Bahkan mobil yang dikendarai para korban dibakar massa.




(aku/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads