Produksi susu sapi di Boyolali mengalami penurunan. Hal itu merupakan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin diseases (LSD) yang merebak di Boyolali sejak 2023 lalu.
"Iya, tahun 2023 itu turun produksi susunya (Boyolali) karena PMK dan LSD. Jadinya 38,8 juta liter, cukup jauh dibandingkan jumlah produksi tahun 2022," ungkap Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali Lusia Dyah Suciati, kepada wartawan Senin (22/4/2024).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa produksi susu sapi di Boyolali tahun 2022 bisa mencapai 51,9 juta liter. Namun di tahun 2023, hanya menghasilkan 38,8 juta liter yang berarti turun hingga 13,1 juta liter dalam setahun itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membuat produksi susu sapi mengalami penurunan, merebaknya PMK dan LSD juga membuat populasi sapi perah berkurang. Diketahui, populasi sapi perah berada di sejumlah kecamatan, tepatnya di lereng Gunung Merapi-Merbabu. Seperti ada di Kecamatan Musuk, Cepogo, Tamansari, Selo, Gladagsari, Ampel, serta Mojosongo.
Pendapat senada disampaikan pegawai UDPramono,Singosari,Nasrudin. Dia menerangkan
dampak merebaknya PMK dan disusul penyakit LSD yang menyerang sapi-sapi, membuat produkai susu berkurang. UD Pramono ini menjadi penampungan susu yang cukup besar di Boyolali. Selain itu juga peternakan sapi perah.
Setiap hari menampung susu sapi dari sejumlah kecamatan di Boyolali. Selain dari Kecamatan Mojosongo, juga Tamansari, Musuk, Cepogo, Ampel. Setoran susu dari peternak bisa mencapai 18-19 ton per hari.
"Imbas PMK dan LSD lalu, setoran susu sapi sempat turun. Karena produksi susu dari sapi juga turun bisa sampai 50 persen," katanya kepada wartawan.
Meski begitu, menurut Lusia saat ini kondisi sapi perah di Kota Susu tersebut sudah mulai beranjak pulih. Disampaikannya pula, data dari tahun 2012-2022 selalu terlihat adanya peningkatan produksi susu.
Menurut data, jumlah produksi susu dalam kurun waktu 2012-2020 terus meningkat dengan berkisar 49 juta liter per tahun. Angka tersebut terus naik tiap tahunnya.
Pada 2021, produksi susu mencapai 51,5 juta liter. Kemudian pada 2022 mencapai 51,9 juta liter yang merupakan produksi paling tinggi.
"Saat ini, jumlah populasi sapi perah di Boyolali mencapai 59.389 ekor. Kami juga mendorong untuk peningkatan pengolahan susu," imbuh dia.
(cln/apu)