Owner katering mengadu ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengenai pembayaran yang tidak jalan untuk takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo. Laporan tersebut disampaikan di Unit Layanan Aduan Surakarta (Ulas).
Aduan itu disampaikan oleh pengirim yang mengaku bernama Erlen Wahyu Ningsih. Dia dan teman-temannya mengadu jika pesanan takjil dan makanan buka puasa untuk Masjid Zayed belum dibayar.
"Assalamualaikum wr.wb mas gibran, Mas gibran izin lapor terkait pembayaran takjil & makan buka puasa di masjid zayed yang belum terbayarkan ke rekan-rekan catering padahal ini sudah lewat dari perjanjian awal yaitu tiap 1 minggu akan dibayarkan. Kasihan mas ini udah lebaran tapi malah uangnya gak cair. Dan baru cair dp 10jt itupun dulu pas awal puasa. Mas minta tolong diusut terkait uang yang belum dibayarkan ke rekan2 karena nominalnya banyak buat kami Terimakasih," tulisnya seperti dilihat detikJateng, Jumat (19/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Respons Pengurus Masjid Zayed
Dimintai konfirmasi terpisah, Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed, Munajat membenarkan adanya katering yang mengirimkan makanan di Masjid Raya Sheikh Zayed selama bulan puasa. Hanya saja, katering tersebut tidak terdaftar sebagai pemasok takjil resmi Masjid Zayed.
"Iya benar itu. Kronologi sederhana singkatnya, ini baru diklarifikasi ke Polres. Jadi ada E itu membuat pesanan ke mertua, istri, dan Pak Lik serta temannya, atas nama dua katering, Bila dan Vio katering. Dia menunjukkan chat-chat kalau dapat pesanan dari Masjid Zayed," jelas Munajat saat dihubungi awak media, Jumat (19/4).
Munajat mengatakan awalnya pesanan itu dikirim waktu sahur. Namun dari pihak masjid menolak karena tidak ada agenda sahur bersama, dan adanya hanya buka puasa bersama.
Keesokan harinya, pihak katering mengirimkan makanan lagi saat buka puasa. Saat mengirimkan, kata Munajat, mereka mengatasnamakan sedekah.
"Awalnya ditolak tapi terus memaksa dengan alasan sedekah, si E itu yang pesan dan mengantarkan dia. Katanya sedekah dari hamba Allah. Kita sempat bilang untuk tidak diterima karena takut kenapa-kenapa," ujarnya.
"Kalau makanan yang kita pesan 7 ribu sampai 10 ribu itu berkelas semua. Harganya lumayan untuk Kota Solo kita ambil harga tertinggi Rp 25 ribu," lanjutnya.
Namun, saat ditolak itu E tetap kukuh untuk memberikan makanan tersebut dengan alasan sudah ada yang memesan dengan nama hamba Allah.
"Tapi akhirnya, katanya sedekah masa kita tolak. Itu pun pihak kita sudah menyampaikan untuk diberikan ke masjid lain, karena di masjid Zayed sudah banyak makanan buka puasa, jawabannya dia itu kalau Masjid Zayed magnet. Terus kita ya udah," jelasnya.
Munajat mengatakan E sudah mengirimkan takjil sebanyak 24 kali di Masjid Zayed. Lalu sekali mengirimkan sekitar 800 dus makanan.
Namun, saat Lebaran ada aduan dari Ulas mengenai katering tersebut. Pihaknya juga menampik telah mengorder makanan tersebut.
"Iya kita dirugikan karena mengatasnamakan Masjid Zayed saat pesan katering itu. Setelah di Ulas itu, kita meminta untuk datang ke Masjid soal order fiktif itu. Jadi yg datang istrinya, mertua, dua paman temannya dan yang disubkan ke vio katering dan mereka menjelaskan," bebernya.
"Si E bilang kalau dapat pesanan dari Zayed. Terus kita jelaskan, kita tanya kok nggak ke Masjid konfirmasi tapi mereka bilang kalau satu pintu dari E," jelas dia.
Sementara itu, pihaknya masih akan konsultasi dengan sesepuh apakah kasus tersebut akan dibawa ke ranah hukum atau tidak karena telah mencatut nama Masjid Sheikh Zayed.
(ams/ahr)