Kelangkaan LPG subsidi 3 kg atau Gas Melon, terjadi di Pekalongan, Jawa Tengah dalam sepekan terakhir. Kondisi ini pun menyebabkan harga melonjak dari Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu.
Dalam rapat koordinasi Pemkab Pekalongan dengan pihak Pertamina, yang juga melibatkan Hiswana Migas (himpunan wiraswasta nasional minyak dan gas), agen dan pangkalan di Ruang Sekda Kabupaten Pekalongan, Kamis (18/4/2024), terungkap biang kerok kelangkaan gas melon hingga berujung kenaikan harga.
Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar mengungkapkan, pihaknya telah memetakan persoalan kelangkaan gas melon. Bahkan, sebelumnya pihaknya telah meminta tambahan pasokan gas sebagai antisipasi kebutuhan meningkat selama April bertepatan dengan hari raya Lebaran. Namun, masih saja terjadi kelangkaan gas melon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah sudah mengantisipasi kalau terkait Lebaran mungkin sudah setiap tahun (terjadi). Makannya sudah ada penambahan sampai 58 ribu tabung, meskipun itu selama bulan April ini ya. Tapi ini kok sampai terjadi kelangkaan," ungkapnya pada detikJateng usai memimpin rapat, Kamis (18/4).
![]() |
Yulian menyebut, pasokan gas dari hulu ke hilir, aman. Hanya saja, diakuinya setiap kedatangan pasokan gas langsung habis.
"Tadi kami sudah mengidentifikasi dan diskusi, salah satunya memang ada peningkatan kebutuhan di masyarakat saat Lebaran ini. Yang kedua, adalah soal distribusi yang terkait dengan traffic, ini yang diantisipasi," ungkap Yulian.
"Sekali lagi, Kami tidak menemukan kelangkaan barang. Berarti ini pure masalah distribusi dalam hal ini traffic dan juga dihadapkan dengan kenaikan konsumsi di masyarakat karena Lebaran dan segala macam," tambahnya.
Sebagai langkah selanjutnya, masih menurut Yulian, dalam tiga hari ke depan jika harga belum juga stabil, pihaknya akan melakukan operasi pasar.
"Langkah selanjutnya, dalam 3-4 hari ini, kami bersama Pertamina, Hiswana Migas, para agen, 3-4 hari ini kami menargetkan di angka stabil di angka kewajaran Rp 20 ribu sampai ke level masyarakat ya, pengecer. Jika sampai hari Senin nanti ternyata harganya masih tinggi, pemerintah akan segera melakukan kegiatan operasi pasar," jelasnya.
Panic Buying
Faktor selanjutnya, kata Yulian, karena warga panic buying hingga membuat warga membeli secara berlebih. Untuk itu, Yulian pun mengimbau kepada warga agar tidak perlu panic buying.
"Kami juga mengimbau kepada warga untuk tidak berlebihan dalam melakukan pembelian maupun panic buying, nggak usah lah. Karena sekali lagi pemerintah sudah menjamin ketersediaan, termasuk dari Pertamina juga," jelasnya.
"Jadi sementara ini identifikasi kami, faktor utamanya adalah kebutuhan meningkat dan traffic distribusi yang terganggu," tambahnya.
Sementara itu, di lokasi yang sama, Sales Manager Area Pertamina Tegal, Mahfud mengatakan, pihaknya telah menambahkan pasokan gas melon atas permohonan dari Pemkab Pekalongan, total sebanyak 58 ribu tabung.
"Untuk antisipasi tadi ada angka total 58 ribuan tabung yang kami estimasikan untuk mungkin didistribusikan selesai dalam beberapa hari ke depan. Itu sudah kami koordinasikan dengan pemerintah daerah ini bisa untuk mengatasi kondisi yang ada di lapangan," ungkapnya.
Saat ditanya kenaikan harga gas melon di tingkat pengecer, pihaknya berharap agar warga membeli gas melon ke pangkalan.
"Terkait harga tinggi ini, memang kami menyarankan untuk pembelian di pangkalan. Karena pangkalan ini menjual dengan harga resmi. Ada call center 135 yang sudah kita pampang di pangkalan-pangkalan kalau memang ada kejadian-kejadian di wilayah tertentu menjual dengan harga tinggi," jelasnya.
Ia mengklaim selama ini distribusi berjalan lancar. Bahkan pihaknya telah memberikan pasokan tambahan dari alokasi reguler. Dijelaskannya, untuk alokasi regular Kabupaten Pekalongan, LPG 3 Kg di bulan April, sebanyak 910.240 tabung.
Namun, di bulan yang sama ada permohonan penambahan 58.240 tabung. Dari penambahan itu, sudah distribusi 29.120 tabung. Di kabupaten Pekalongan, terdapat 1233 pangkalan dan ada 17 agen.
Sementara itu, salah satu pangkalan Buwin Desa Nyamuk, Kajen mengatakan, dirinya sendiri mendapatkan kiriman satu minggu sekali. Untuk setiap pengiriman berjumlah 50 per minggu.
"Selama ini (distribusi) lancar, tidak pernah terlambat. Saya seminggu dapat 50 tabung. Saya jual Rp 20 ribu per tabung. Datang langsung habis, terjadi sebelum Lebaran dan sesudah Lebaran ini," katanya.
Gas yang langsung habis ini, menurut Buwin, biasanya karena kebutuhan rumah tangga meningkat, untuk keperluan Lebaran.
"Ya biasanya, menang rata-rata kalau hari biasa kan satu minggu pemakaian gas untuk masak normalnya. Lha ini, pas Lebaran, masak banyak untuk menjamu para tamu maupun saudara luar kota, kan jadi banyak kebutuhan," katanya.
"Satu rumah bisa habis dua gas (melon)," pungkasnya.
(apl/ahr)