Berkah Ramadan, Perajin Kaligrafi Banjarnegara Banjir Pesanan 2 Kali Lipat!

Berkah Ramadan, Perajin Kaligrafi Banjarnegara Banjir Pesanan 2 Kali Lipat!

Uje Hartono - detikJateng
Sabtu, 23 Mar 2024 13:04 WIB
Hidayatussalam, perajin kaligrafi di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, saat ditemui Sabtu (23/3/2024).
Foto: Hidayatussalam, perajin kaligrafi di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, saat ditemui Sabtu (23/3/2024). (Uje Hartono/detikJateng)
Banjarnegara -

Datangnya bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi perajin kaligrafi di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit Banjarnegara. Bagaimana tidak, di bulan suci ini jumlah pesanan kaligrafi naik hingga dua kali lipat dibanding biasanya.

Adalah Hidayatussalam, pria yang sudah menggeluti seni kaligrafi sejak menjadi santri di Tegalrejo, Magelang ini mengaku jika jumlah pesanan di bulan Ramadan meningkat. Ia menyebut, jika biasanya 30 sampai 150 keping kaligrafi, saat ini sudah mencapai 500 keping kaligrafi.

"Alhamdulillah berkah Bulan Ramadan ada peningkatan pesanan. Kalau bulan-bulan biasa antara 30 keping sampai 150 keping. Sekarang sudah 500 keping," sebutnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (23/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya kaligrafi miliknya dijual ke beberapa daerah di Indonesia melalui online. Seperti ke Semarang, Kendal, Jakarta, Jambi, dan Medan.

"Kalau pemasarannya secara online. Pemesan malah lebih banyak dari luar daerah. Biasanya saya kirim Semarang, dan Kendal. Kalau Jakarta sering. Ini saya sedang membuat kaligrafi yang akan dikirim ke Jambi dan Medan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hidayat menerangkan, kaligrafi yang ia buat dijual dengan harga beragam. Mulai dari Rp 70 ribu per keping hingga Rp 7 juta atau lebih per keping. Perbedaan harga ini dilihat dari ukuran dan kerumitannya.

Hidayatussalam, perajin kaligrafi di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, saat ditemui Sabtu (23/3/2024).Hidayatussalam, perajin kaligrafi di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, saat ditemui Sabtu (23/3/2024). Foto: Uje Hartono/detikJateng

"Untuk harganya paling murah ada yang Rp 70 ribu. Kalau yang mahal ada yang Rp 7 juta. Itu tergantung ukuran dan kerumitan saat proses pembuatannya," terangnya.

Adapun proses pembuatannya, Hidayat begitu ia disapa, menuturkan jika proses pembuatan kaligrafi ini cukup sederhana. Sehingga ia mampu memproduksi jumlah banyak. Bahkan ia bisa memproduksi sampai 50 keping kaligrafi dalam satu hari.

"Kalau proses pembuatannya ini memang cukup sederhana. Hanya bermodalkan lem tembak, kertas foil, kayu lapis, dan kain beludru," kata dia.

Ia menjelaskan, untuk membuat kaligrafi ini awalnya menyiapkan kayu lapis yang sudah disesuaikan ukurannya. Kemudian ditempel kain beludru untuk tempat menuliskan kaligrafi dengan kapur tulis.

"Setelah ditulis pakai kapur, kemudian ditebalkan dengan lem tembak. Setelah kering ditempel kertas foil untuk pewarnaan. Setelah itu selesai tinggal merapikan," paparnya.

Sejauh ini, pesanan paling banyak adalah kaligrafi untuk ayat kursi dan ayat 1000 dinar. Selain itu juga kaligrafi untuk sholawat nariyah.

"Yang selama ini ramai dipesan itu rata-rata ayat Kursi, ayat 100 Dinar. Kalau sholawat ya sholawat nariyah," tambahnya.




(apu/apu)


Hide Ads