Terdampak Banjir di Jateng, Pengusaha Truk Ngaku Rugi Ratusan Juta

Terdampak Banjir di Jateng, Pengusaha Truk Ngaku Rugi Ratusan Juta

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 22 Mar 2024 14:30 WIB
Foto udara pekerja mengoperasikan mesin pengeruk (excavator) guna menutup tanggul Sungai Wulan yang jebol di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana menargetkan perbaikan tanggul sungai tersebut yang jebol selesai dalam 5-7 hari ke depan dengan pengoperasian lima unit mesin pengeruk serta dibantu prajurit TNI Yonzipur 4/TK Semarang dan Kodim 0716/Demak sebagai upaya mempercepat penanganan banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak. ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.
Foto Udara Banjir di Demak yang Putuskan Jalur Pantura. Foto: ANTARA FOTO/AJI STYAWAN.
Semarang -

Banjir yang melanda Jawa Tengah seperti di Kota Semarang, Demak, dan Kudus membuat pengusaha angkutan truk merugi hingga ratusan juta rupiah. Besaran kerugian tersebut dikeluarkan untuk perbaikan armada dan juga hilangnya potensi pemasukan.

Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Tanjung Emas Semarang, Supriyono mengatakan, pengusaha truk terutama angkutan pelabuhan mengalami banyak kerugian. Hal itu karena armada yang tidak bisa jalan karena terhalang atau mogok terkena banjir.

"Dengan adanya banjir, banyak kerugian di para pengusaha truk terutama untuk angkutan di pelabuhan. Banyak yang terjebak di terminal Terboyo lima hari nggak bisa keluar," kata Supriyono saat dihubungi lewat telepon, Jumat (22/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika truk-truk yang terjebak banjir juga harus mendapat perawatan ekstra mulai ganti oli, oli mesin, dan suku cadang lainnya. Biayanya tidak sedikit untuk banyak truk yang terdampak. Ia menjelaskan di perusahaannya, Mitra Transport Indonesia, ada 15 truk yang terdampak.

"Kita kemarin yang terjebak sekitar 15 unit, ada yang di terminal Terboyo tidak bisa muat (ambil barang). Di pabrik nggak bisa keluar di daerah Sayung. Udah ada muatan tapi nggak bisa antar," ujar Supriyono.

ADVERTISEMENT

"Ya namanya bencana alam. Kita pengusaha kan habis itu harus ngetap oli mesin. Banyak kerusakan, kerugian ratusan juta. Lebih Rp 200 juta," imbuhnya.

Tidak hanya kerugian terkait kondisi kendaraan, potensi kehilangan pendapatan dari pengguna jasa juga cukup besar. Ia menghitung dalam lima hari bisa kehilangan Rp 200 juta.

"Misal satu truk sehari Rp 2 juta, kali 15 itu Rp 30 juta, kali lima hari, Rp 150 juta. Itu potensi kehilangan. Belum lagi truk yang lain kan banyak yang nggak bisa jalan. Namanya bencana alam ya kita nggak bisa apa-apa, pasrah aja. Asuransi kalau banjir ya nggak mau," jelasnya.

Maka Supriyono berharap tol Semarang-Demak bisa segera rampung dan digunakan. Selain itu tanggul di Karanganyar, Demak juga bisa segera diperbaiki.

"Kita harapkan tol Semarang-Demak bisa jadi. Sehingga ada alternatif sampai Sayung. Yang kendala kan Terboyo depan Unissula parah. Di Karanganyar-Kudus semoga tanggul diatasi," pungkasnya.




(apl/apu)


Hide Ads