Kematian ikan air tawar jenis nila merah di karamba Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali akibat upwelling masih terjadi hari ini. Meskipun tak separah pada dua hari kemarin.
"Sampai hari ini, hari Selasa masih, sedikit-sedikit masih (ditemukan ikan di karamba yang mati)," kata salah seorang petani ikan karamba jaring apung di waduk Cengklik, Boyolali, Suhartono, kepada para wartawan Selasa (12/3/2024).
Dikemukakan dia, banyaknya ikan di karamba itu mati karena cuaca buruk yang terjadi sejak Sabtu (9/3). Sehingga berdampak terjadinya upwelling di petak-petak karamba dan berakibat budidaya ikan air tawar itu mengalami kematian massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya mulanya kan hari Sabtu (9/3) itu sudah nggak ada sinar matahari, cuacanya sudah dingin, bediding. Terus jam satu siang (13.00 WIB) sudah hujan sampai jam 5 sore. Kemudian Minggu (10/3) pagi, ikan itu sudah pada loncat-loncat, sudah pada mau mati," jelas Suhartono.
Sebagian sudah mati dan mengambang di permukaan air. Sebagian masih di dalam air. Kemudian pada Minggu sore, sudah banyak yang mengambang. Oleh petani ikan yang mati itu pun diambili dan sebagian diberikan ke ikan lele.
"Paginya lagi, hari Senin (11/3) itu ada lagi. Banyak lagi," imbuh dia.
Kematian ikan nila merah itu paling banyak terjadi dalam dua hari, Minggu dan Senin. Hingga Selasa hari ini, juga masih.ditemukan ada yang mati, namun tidak banyak.
"Tapi alhamdulillah, kayaknya kondisi airnya sudah mulai kebeningan, nggak hitam lagi. Kemarin dua hari itu airnya kondisinya hitam warnanya. Jadi amoniaknya tinggi, oksigennya kurang, sinar matahari kurang, jadi ikan pada mabuk semua itu," papar dia.
Dampak kejadian ini, petani ikan karamba jaring apung di waduk Cengklik, mengalami kerugian besar. Di kelompoknya, ada 14 - 15 ton ikan yang mati.
"Kalau punya saya itu sekitar 1,3 sampai 1,4 ton," tambahnya.
Sedangkan harga ikan nila saat ini, Rp 29 ribu per kilogram. Sehingga dirinya mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta.
Padahal ikan tersebut sudah siap panen dan dipersiapkan untuk dijual di bulan Ramadhan dan Lebaran nanti.
Diberitakan sebelumnya, puluhan ton ikan milik petani karamba di Waduk Cengklik, Boyolali mati. Banyaknya ikan karamba yang mati diakibatkan karena fenomena upwelling dampak cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir.
"Itu dimulai hari Sabtu (9/3), cuaca kan kurang bagus. Kejadiannya upwelling, sehingga ikan-ikan (di karamba Waduk Cengklik) pada mati. Matinya kan tenggelam, hari ini pada muncul ke permukaan," kata Kabid Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Nurul Nugroho, dikonfirmasi Senin (11/3/2024).
Dijelaskan dia, ikan-ikan Nila itu banyak yang mati karena kejadian upwelling dampak cuaca buruk sejak Sabtu (9/3/2024). Yaitu, massa air bawah yang mengandung racun dari penumpukan sisa-sisa makanan, naik dan meracuni ikan-ikan di dalam karamba.
"Dampak cuaca buruk. Beberapa hari ini kan cuaca buruk. Mendung, nggak ada angin, kemudian langsung hujan itu kan ada namanya upwelling, masa air bawah yang mengandung racun itu ke atas meracuni ikan-ikan, sehingga matinya massal," jelas dia.
Jumlah ikan milik petani ikan karamba di Waduk Cengklik diperkirakan mencapai puluhan ton.
(ahr/ahr)