Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro menargetkan kemiskinan ekstrem di Pati Bumi Mina Tani nol pada tahun 2024. Henggar pun mengklaim jika angka kemiskinan ekstrem mengalami penurunan drastis dari tahun kemarin.
"Kemiskinan ekstrem kan di Kabupaten Pati ini kan sebenarnya awal tahun 2022 tercatat ada 10.247 orang, terus posisi terakhir update kita 2023 akhir kemarin tinggal 3.000 sekian, penurunan sekitar 6 ribu sampai 7 ribuan lah," kata Henggar kepada tim detikJateng ditemui di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (4/3/2024).
"Jadi ke depan kita punya target tahun 2024 ini kemiskinan ekstrem ini harus nol," Henggar melanjutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Henggar mengatakan terkait kemiskinan ekstrem terus digenjot. Dia pun menggandeng pihak swasta untuk bersama-sama menekan angka kemiskinan ekstrem di Pati.
"Lah banyak langkah kita ini saya juga kumpulkan mitra pembangunan juga direktur juga swasta yang ada di Kabupaten Pati yang kita berharap nanti kita bersama sama bersatu padu dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem," ujarnya.
Lebih lanjut, rencananya tahun ini akan dibuka lowongan pekerjaan salah satu perusahaan ternama di Pati. Perusahaan itu rencananya akan membuka 5 ribu lowongan pekerjaan. Dengan demikian, melalui pekerjaan tersebut diharapkan dapat menekan warga yang masih kategori kemiskinan ekstrem.
"Nanti tahun ini ada rekrut HWI kurang lebih ada 5 ribu orang, tentunya dari 5 ribu orang ini sangat berharap sebenarnya yang ada di zona miskin ekstrem ini ada yang bisa masuk ke situ, di situ lulus SMA dan SMP, ini sangat berharap itu," jelasnya.
Selain itu kata upaya untuk menekan angka kemiskinan ekstrem adalah dengan membantu rumah warga yang tidak layak. Pemerintah hadir untuk membantu warga yang rumahnya tidak layak dibangunkan agar layak.
"Untuk yang miskin ekstrem di antaranya adalah kaitannya dengan rumah tidak layak huni. Rumah tidak layak huni juga kita tangani, kemudian di situ juga jamban banyak kita tangani," terang Henggar.
"Dari sisi penghasilan kita lakukan teman-teman Baznas kita bantu terkait dengan RTLH, kemudian baik alokasi anggaran APBN, provinsi juga ada, jumlahnya totalnya hampir seribuan," lanjut dia.
Meski demikian ada beberapa tantangan dalam rangka upaya menekan kemiskinan ekstrem di Pati. "Kendala banyak di satu sisi kita akan melakukan bedah rumah misalnya dari rumah kita tangani misalnya RTLH juga di satu sisi tuan rumah harus mengeluarkan alokasi anggaran dia harus punya, tidak semua alokasi bantuan jadi walaupun sedikit lah," jelas Henggar.
"Dari baznas kita itu bantu Rp 15 juta, kalau yang APBD Rp 20 juta, banyak kadang menyiapkan yang saat ini mungkin kadang kadang tidak punya, saat itu nanti sengkuyung membantu," dia melanjutkan.
Sementara lanjutnya, untuk angka kemiskinan di Pati juga terus mengalami penurunan. Pada tahun 2021 lalu angka kemiskinan di Pati mencapai 10,21 persen. Lalu turun menjadi 9,33 persen pada tahun 2022. Serta turun lagi menjadi 9,21 pada tahun 2023 akhir.
"Ini yang kita kerja tidak hanya miskin ekstrem yang kita sasarkan, tapi yang dari zona miskin juga kita entaskan juga," pungkas dia.
(ahr/apu)