Para pedagang durian di Klaten, terutama Kecamatan Jatinom dan sekitarnya panen rupiah di acara Festival Durian 2024. Mereka diserbu warga yang membeli durian untuk oleh-oleh.
"Ini tadi kejual 50-an, tahun lalu saya ndak ikut jualan. Ini lumayan banyak," ungkap pedagang durian, Maryati kepada detikJateng di jalan Beteng-Randulanang, Sabtu (27/1/2024) siang.
Dijelaskan Maryati, tahun ini festival cukup ramai dan durian melimpah karena puncak panen. Hanya saja panen kali ini di saat musim hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mutu durian agak menurun jadi harganya tidak maksimal. Banyak hujan jadi rasanya tidak manis banget seperti musim kemarau," katanya.
Harga durian, sambung Maryati, saat ini hanya maksimal Rp 50.000 karena banyak panen dan rasanya tidak maksimal. Padahal jika musim kemarau bisa lebih karena mutunya bagus.
"Kalau panennya kemarau bisa dua kali lipat harganya, ini hujan mundur Januari. Tapi peminatnya ya stabil," imbuh Maryati.
Pedagang lain, Mardi mengatakan festival mestinya digelar hari Minggu sehingga pengunjung lebih banyak. Karena hari Sabtu, untuk siswa sekolah masih masuk.
"Kalau Sabtu kan sekolah masuk, yang datang yang dewasa. Padahal anak-anak juga perlu tahu ada festival," kata Mardi, warga Desa Glagah tersebut kepada detikJateng.
Hujan menurut Mardi, tidak berdampak pada jumlah panen durian. Bunga durian juga tidak rontok banyak tahun ini.
"Bunga tidak rontok, hujan tidak berpengaruh. Tapi karena banyak hujan rasanya yang berkurang, tidak maksimal meskipun pembeli ramai," jelasnya.
Tukinah, pedagang lainnya mengatakan pedagang senang ada festival tahunan. Tapi disayangkan panen saat hujan.
"Kurang panas jadi nggak bagus, ya manis tapi tidak seperti kalau panas. Harganya jadi tidak bisa tinggi seperti tahun lalu," katanya kepada detikJateng.
Festival Durian, kata Camat Jatinom Agus Sunyata mengatakan untuk menggali potensi lokal dan melestarikan kearifan lokal. Budaya berbagi tidak lepas dari berbagi kue apem yaa Qowiyyu di pesantren Ki Ageng Gribig.
"Kita punya tradisi ya qowiyyu berbagi kue, kita kembangkan durian. Leluhur kita Ki Ageng Gribig mencontohkan berbagai akan menciptakan kerukunan, kedamaian dan kemakmuran," ungkap Agus kepada wartawan.
Pantauan detikJateng, di sepanjang mulai Pasar Beteng sampai lapangan Randulanang, lokasi festival puluhan pedagang durian berjajar. Mereka menggelar lapak seadanya di tepi jalan.
Ada yang langsung dimakan di lokasi dan ada durian yang dibawa pulang untuk oleh-oleh. Pembeli tidak hanya warga lokal tapi juga luar Klaten.
(aku/aku)