Perbaikan tanggul dan pemasangan bronjong di perumahan Dinar Indah, Kota Semarang terus dikebut. Pada awal 2023, perumahan itu mengalami banjir parah karena tanggul jebol.
Perumahan yang menjadi langganan banjir itu ada di RT 6 RW 26, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Lokasinya tepat bersebelahan dengan belokan sungai Babon. Ketika hujan deras, ketinggian permukaan air sungai yang ditahan oleh tanggul itu bisa melebihi lahan perumahan.
Lokasi tersebut sudah beberapa kali terkena banjir. Warga sudah berupaya mencari pengembang perumahan itu. Namun, si pengembang ternyata kabur dan menghilang hingga kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Januari dan Februari 2023, banjir bandang pernah terjadi di perumahan ini karena tanggul jebol. Akibatnya, salah satu warga meninggal karena terjebak di dalam rumah. Pemkot Semarang dan BBWS Pemali Juwana kemudian berupaya agar peristiwa itu tidak terulang.
Ketua RW 26, Catur Hariyanto mengatakan ada delapan kepala keluarga yang memutuskan pindah tempat tinggal setelah banjir bandang pada awal tahun ini. Sebagai ketua RW, ia berharap ada bantuan pompa air. Sebab, ketika hujan deras ada kemungkinan air sungai melimpas masuk ke perumahan.
"Butuh pompa karena kita baru punya pompa kecil, jadi saat Ungaran hujan deras, di sini juga hujan deras, air nggak bisa ngalir ke sungai jadi menggenang di sini. Jadi kita siapkan pompa biar bisa menyedot ke sungai, yang Barat itu. Sekarang baru punya satu pompa, nggak cukup, di saat hujan kaya kemarin disedot nggak mengatasi karena pompanya kecil," kata Catur di Dinar Indah, Senin (11/12/2023).
Catur menyebut sistem peringatan dini bencana sudah tersedia berupa alarm. Ketika air sungai mulai tinggi, alarm akan berbunyi. Meski demikian sejumlah warganya mengaku masih trauma tiap mendengar kabar di wilayah atas sedang hujan deras.
"Di sini tinggal 28 KK. Otomatis warga pasti siaga nggak tidur. Kadang di sini nggak hujan tapi kalau Ungaran hujan deras tetap siaga," ujarnya.
BBWS Pemali Juwana kini mengerjakan perbaikan dan penguatan tanggul sepanjang 186 meter di lokasi tersebut. Juga ada sinergi dengan Pemkot Semarang yang memasang bronjong.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Ita mengatakan selain pemasangan bronjong dan tanggul, Pemkot masih berusaha membuat embung untuk tampungan air di ladang jagung di dekat Dinar Indah. Namun lahan tersebut milik warga.
"Kami juga pendekatan ke masyarakat, ini salah satu yang menjadi kebun jagung dulu dibuat embung, sehingga apapun lah nanti namanya apakah disewa atau apapun bisa jadi tampungan air," kata Ita.
Soal relokasi, Ita menjelaskan warga enggan ditempatkan ke rumah susun. Jika harus mencari lahan pengganti maka prosesnya cukup panjang. Sehingga saat ini Pemkot Semarang mengerjakan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat untuk mengantisipasi bencana.
"Ini makanya saya lagi coba mencari tempat, karena kan sebenarnya dulu orang kan mencari tempat beli di sini beli sendiri, sehingga kami harapkan, kami mencoba, karena kita tawarkan rusun warga nggak mau. Kalau pakai tanah ini, tanahnya siapa. Tapi ini merupakan jangka yang panjang tidak bisa serta merta. Ini kan menjadi pemikiran bersama, bukan hanya dari pemerintah tapi juga warga bersama," jelas Ita.
![]() |
(dil/dil)